Mohon tunggu...
Christian Evan Chandra
Christian Evan Chandra Mohon Tunggu... Penulis - Analis aktuaria - narablog

Memiliki kegemaran seputar dunia kuliner, pariwisata, teknologi, motorsport, dan kepenulisan. Saat ini menulis di Kompasiana, Mojok, dan officialcevanideas.wordpress.com. IG: @cevan_321 / Twitter: @official_cevan / Email: cevan7005@gmail.com.

Selanjutnya

Tutup

Love Pilihan

Belajar dari Rumitnya Hubungan Tanpa Status di Masa Pubertas

21 Agustus 2021   20:05 Diperbarui: 22 Agustus 2021   20:44 223
+
Laporkan Konten
Laporkan Akun
Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.

Hubungan tanpa status juga dianggap lebih menyenangkan dibandingkan terhadap pacaran bagi mereka yang memang belum siap menjalin hubungan sebagai awal menuju pernikahan alias mencari jodoh. Tidak perlu khawatir ditolak dan menyampaikan tolakan di awal, tidak perlu sedih juga karena harus menyampaikan dan menerima permintaan untuk putus di akhir. Akan tetapi, sebenarnya tetap saja sedih kan kalau berpisah dan apalagi bukannya balik berteman malah hubungan jadi benar-benar hancur?

Sedari awal, hubungan memang harus jelas. Jika tidak berniat meneruskan jalan apakah pasangan cocok menjadi jodoh sehidup semati, lebih baik berteman dan bersahabat saja. Ketika memang sama-sama suka dan berniat menyatukan hati jika nantinya merasa cocok dan memang ditakdirkan berjodoh, pacaran tentu memiliki status yang lebih jelas. Ya, bukan berarti aman dari tikungan juga, tetapi di hubungan tanpa status kan memang tidak salah kalau pasangannya disalip oleh orang lain karena tidak ada komitmennya?

Masih pubertas? HTS jangan, pacaran jangan

Sekian cerita saya mengenai rumitnya hubungan tanpa status di usia pubertas dan apa yang bisa dipelajari dari sana. Jika dia saja tidak disarankan untuk orang yang sudah dewasa, apalagi untuk anak usia pubertas. 

Masih berada di usia pubertas berarti masih sekolah. Banyak hal yang harus dipelajari dan dieksplorasi dalam hidup, termasuk dengan membangun hubungan baik bersama sebanyak-banyaknya teman. Belum saatnya anak usia sekolah menikmati sensasi "dunia milik berdua", baik dalam bentuk hubungan berpacaran maupun hubungan tanpa status.

Tujuannya apa? Tidak perlu ada rasa sakit hati ketika berpisah atau melihat pasangannya berpaling ke lain hati, apalagi sampai mengganggu prestasi belajar. Hal ini juga mencegah timbulnya hal-hal yang tidak diinginkan ketika hubungan tersebut kebablasan. Lebih baik, mereka belajar mengendalikan diri saja terkait rasa suka itu agar cukup diam di dalam dirinya dan tidak jadi salah tingkah.

HALAMAN :
  1. 1
  2. 2
  3. 3
Mohon tunggu...

Lihat Konten Love Selengkapnya
Lihat Love Selengkapnya
Beri Komentar
Berkomentarlah secara bijaksana dan bertanggung jawab. Komentar sepenuhnya menjadi tanggung jawab komentator seperti diatur dalam UU ITE

Belum ada komentar. Jadilah yang pertama untuk memberikan komentar!
LAPORKAN KONTEN
Alasan
Laporkan Konten
Laporkan Akun