Mohon tunggu...
cendy atiqoh
cendy atiqoh Mohon Tunggu... Lainnya - Uinsa

saya senang mengembangkan hal-hal baru dan minat saya.

Selanjutnya

Tutup

Ruang Kelas

Kurikulum Merdeka: Menemukan Siswa dalam Keunikannya yang Tak Pernah Terpahami Sebelumnya

20 Mei 2024   09:00 Diperbarui: 20 Mei 2024   09:03 31
+
Laporkan Konten
Laporkan Akun
Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.
Lihat foto
Ruang Kelas. Sumber Ilustrasi: PAXELS

Sebuah pergeseran besar telah terjadi dalam dunia pendidikan Indonesia dengan peluncuran Kurikulum Merdeka. Di tengah langkah revolusioner ini, siswa-siswa Indonesia ditemukan dalam keunikannya yang belum pernah terpahami sebelumnya.

Kurikulum Merdeka menandai titik balik dalam pendidikan Indonesia dengan memberikan kebebasan kepada sekolah untuk menyesuaikan kurikulum mereka dengan kebutuhan dan konteks lokal. Namun, dampak yang paling signifikan dari langkah ini adalah pengakuan terhadap keunikan setiap siswa.

Sebelumnya, pendidikan sering kali menghadapi risiko standarisasi yang mengabaikan keberagaman individu. Namun, dengan pendekatan baru ini, setiap siswa diakui dalam keunikannya. Dari pemahaman mendalam tentang latar belakang budaya mereka hingga penghargaan terhadap bakat dan minat unik yang dimiliki oleh setiap siswa, Kurikulum Merdeka membuka pintu untuk menggali potensi siswa secara holistik.

Sebagai contoh, di sebuah sekolah di pedalaman Jawa Barat, guru-guru menggunakan Kurikulum Merdeka untuk menyesuaikan pembelajaran dengan tradisi lokal dan kearifan budaya setempat. Mereka memperkenalkan materi pelajaran melalui dongeng dan lagu-lagu tradisional, membangun koneksi yang lebih dalam antara siswa dan materi pelajaran mereka.

Di tempat lain, di sekolah di wilayah perbatasan di Nusa Tenggara Timur, Kurikulum Merdeka memungkinkan siswa untuk belajar melalui proyek-proyek yang terkait dengan kehidupan sehari-hari mereka, seperti pembuatan alat pertanian tradisional dan teknologi sederhana. Hal ini tidak hanya meningkatkan motivasi belajar mereka tetapi juga menggali potensi kreatif dan inovatif yang mungkin tersembunyi sebelumnya.

Namun, tantangan tetap ada. Implementasi Kurikulum Merdeka membutuhkan dukungan yang kuat dari semua pihak, termasuk guru, kepala sekolah, orang tua, dan pemerintah. Pelatihan yang memadai, pengembangan kurikulum yang beragam, dan sumber daya yang memadai menjadi kunci keberhasilan dalam mengaktifkan potensi penuh dari pendekatan ini.


Dalam Kurikulum Merdeka, bukan hanya siswa yang belajar, tetapi juga sistem pendidikan itu sendiri yang terus berevolusi. Melalui pengakuan dan penyesuaian terhadap keunikannya masing-masing siswa, Indonesia sedang membangun fondasi yang lebih kuat untuk masa depan pendidikan yang inklusif dan berdayab saing.

Mohon tunggu...

Lihat Konten Ruang Kelas Selengkapnya
Lihat Ruang Kelas Selengkapnya
Beri Komentar
Berkomentarlah secara bijaksana dan bertanggung jawab. Komentar sepenuhnya menjadi tanggung jawab komentator seperti diatur dalam UU ITE

Belum ada komentar. Jadilah yang pertama untuk memberikan komentar!
LAPORKAN KONTEN
Alasan
Laporkan Konten
Laporkan Akun