Mohon tunggu...
nanda gayuk candy
nanda gayuk candy Mohon Tunggu... -

Mahasiswa Planologi ITS

Selanjutnya

Tutup

Sosbud

Pengelolaan Sampah Kota dalam Rangka Pencapaian Pembangunan Millenium (MDGs)

11 Januari 2012   01:19 Diperbarui: 25 Juni 2015   21:03 340
+
Laporkan Konten
Laporkan Akun
Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.

100

Sumber:*Trihadiningrum, 1988; **Trihadiningrum, 2006; ***Anonim, 2010

Pada masa sekarang, bahan plastik dipandang sebagai bagian penting dalam hidup manusia, karena sifatnya yang kuat, ringan, murah, mudah diolah, dan hemat energi. Dengan sifat tersebut, plastik semakin banyak digunakan sebagai bahan pengemas. Pada saat ini, 40% produk plastik dunia digunakan untuk bahan pengemas. Sebagai akibatnya, jutaan ton plastik dibuang sebagai sampah setiap harinya. Data di negara maju menunjukkan setiap orang membuang 398 kg sampah plastik setiap tahunnya (Majid, 2007), 33 kali lebih besar dari jumlah sampah plastik yang dihasilkan oleh setiap orang di Surabaya.

Meskipun jumlah sampah plastik hanya meliputi 12% saja dari sampah kota, akibat berat jenisnya yang rendah, volumenya membutuhkan ruang sebesar 25-35% lebih banyak dari volume total sampah. Akibatnya, apabila komponen sampah plastik terus meningkat jumlahnya, kebutuhan akan lahan TPA akan lebih meningkat pula. Hasil analisis komposisi deposit sampah pada sembilan lokasi sampling di TPA Keputih, yang telah dihentikan operasinya pada tahun 2001, menunjukkan kandungan plastik yang cukup tinggi, yaitu antara 14,3 – 33,5%, dengan rata-rata 23,5% (Trihadiningrum dkk, 2005).

Laju timbulan 0,8 kg/orang.hari

(d)

Gambar 1. Perbandingan timbulan dan komposisi sampah kota di:

(a) negara industri; (b) negara bepenghasilan menengah; (c) negara berpenghasilan rendah

(d) Indonesia.(Sumber: Nair, 1993; SNI S-04-1993-03; dan Trihadiningrum, 2006)

Nilai Ekonomi Sampah dan Pengentasan Kemiskinan

Target MDGs pertama, yaitu pengentasan kemiskinan, didukung oleh terdapatnya nilai ekonomi pada sampah. Di Indonesia, aktivitas sektor informal dalam bisnis sampah telah menyatu dengan kegiatan ekonomi lain di hampir semua kota. Dengan menggunakan harga komponen sampah kering yang dapat didaur ulang yang berlaku di Kota Surabaya , nilai ekonomi sampah di Kota Surabaya dapat diperkirakan. Estimasi nilai jual jenis sampah kering, yang terdiri atas plastik, kertas, kaca/gelas, dan logam sebesar Rp. 337.050.000/hari, sebagaimana dapat dilihat pada Tabel, menunjukkan bahwa sampah merupakan sumber daya yang tidak dapat diabaikan perannya dalam ekonomi kota.

Nilai ekonomi sampah dapat ditingkatkan menjadi hampir dua kali lipat apabila warga Kota Surabaya telah mampu mendaur ulang seluruh sampah basah menjadi kompos. Kompos dapat dihasilkan setiap harinya dari 1251,4 ton sampah basah. Dari jumlah tersebut diperkirakan dapat dihasilkan sekitar 30% kompos atau 375,4 ton/hari. Dengan menggunakan asumsi pendapatan minimum dari penjualan kompos Rp. 750/kg, dapat dihasilkan gross revenue sebesar Rp. 281.550.000/hari.

Harga komponen sampah yang dapat didaur-ulang di wilayah Keputih, Surabaya, tahun 2006 (*Anonim, 2010; Trihadiningrum dan Mardhiani, 2006)

No.

Jenis barang

Harga (Rp/kg)

No.

Jenis barang

Harga (Rp/kg)

1.

HALAMAN :
  1. 1
  2. 2
  3. 3
  4. 4
  5. 5
  6. 6
  7. 7
  8. 8
  9. 9
  10. 10
  11. 11
  12. 12
  13. 13
  14. 14
  15. 15
Mohon tunggu...

Lihat Sosbud Selengkapnya
Beri Komentar
Berkomentarlah secara bijaksana dan bertanggung jawab. Komentar sepenuhnya menjadi tanggung jawab komentator seperti diatur dalam UU ITE

Belum ada komentar. Jadilah yang pertama untuk memberikan komentar!
LAPORKAN KONTEN
Alasan
Laporkan Konten
Laporkan Akun