Meski begitu, kata-kata di buku ini terasa dekat dan relate dengan kehidupanku sehingga membuatku ikut terbawa dengan suasana yang dibangun oleh penulis.
Selain itu, yang tidak kalah pentingnya adalah: manusia bisa menyimpan luka masa lalu dalam waktu yang lama. Mereka mungkin saja berpura-pura melupakannya, tapi sebenarnya luka itu masih tetap ada dan mengendap di alam bawah sadar. Banyak anak-anak yang belum selesai dengan luka itu dan masih terus membawanya bahkan hingga ia dewasa.Â
Berdamai dengan luka di masa lalu dan memaafkan orang tua bukan sesuatu yang bisa dilakukan sekejap mata. Butuh latihan lama dan kesungguhan untuk membenahi diri.
Sebelum tulisan ini ditutup, aku ingin menuliskan beberapa kalimat yang menyentuh di buku ini:
Ayah,
Aku berjanji akan menjadi rumah bagi anak-anakku
Aku akan belajar dan memulai semuanya dengan cara yang baru
Kau boleh menyaksikannya nanti saat waktunya tiba
Kuharap kau tersenyum dengan bangga
Ayah,
Kehidupan sungguh sering tak berperasaan