Mohon tunggu...
Winni Soewarno
Winni Soewarno Mohon Tunggu... Lainnya - Orang biasa yang sedang belajar menulis

Perempuan yang sedang belajar menulis dan mengungkapkan isi kepala. Kontak : cempakapt@gmail.com

Selanjutnya

Tutup

Pendidikan Pilihan

Yuk, Masuk Sekolah Lagi

11 Juli 2022   05:55 Diperbarui: 11 Juli 2022   06:04 1197
+
Laporkan Konten
Laporkan Akun
Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.
Lihat foto
sumber : https://bobo.grid.id

Saat aku kecil dulu, aku selalu menanti-nanti saat kembali masuk sekolah setelah liburan. Menikmati kegembiraan bertemu kembali dengan teman-teman. Merasakan lagi senangnya bermain, bercerita bahkan tertawa bersama. Bertukar isi bekal paling ditunggu. Berkerumun, bertukar isi kotak makanan yang dibawa dari rumah bisa memancing  antusias kami. Pengalaman yang memang membekas bagiku.

Minggu ini, liburan sekolah masih belum berakhir. Masih beberapa hari lagi. Namun dirumahku sudah mulai hectic - sibuk - dengan persiapan masuk sekolah hari Senin nanti. Baju seragam mulai dikeluarkan. Dicoba, di pas. Saat mencoba baju-baju seragam sekolahnya, si bungsu tampak tak terlalu antusias.

"Kenapa sih harus masuk sekolah lagi?," rengeknya, "Lebih enak belajar dari rumah". Begitu komentarnya.

Dan, benarlah. Baju seragam masuk sekolah tahun ini nampaknya harus baru. Ukurannya sudah berubah dari semester sebelumnya. Bisa dimaklumi, sekolah tatap muka hanya seminggu satu kali, sisanya daring. Tak banyak gerak yang biasa dilakukan seperti saat sekolah. Sambil duduk belajar dengan menatapi layar monitor, tangan bisa mencuri-curi menyuap makanan atau ngemil camilan. Tak heran berat badan bertambah. Untungnya diimbangi dengan tingginya juga. Rok warna putih, merah juga kotak-kotak menjadi kependekan dan sempit. Begitu juga dengan kemejanya. Anak-anak tak pusing melihat ibunya panik karena hal itu. Harus segera membelinya lagi sebelum sekolah dimulai.

Mungkin karena sudah  hampir dua tahun tidak sekolah dengan 'benar'. Saat sekolah luring yang hanya satu kali seminggu, anak-anak tak bisa bebas berinteraksi dengan teman-temannya. Dengan ketat guru-guru menjaga agar masing-masing anak tidak terlalu dekat. Giliran masukpun dijadwal. Tak sama jadwal masuk, membuat sibungsuku tak bisa bertemu teman-teman mainnya. Isi kelas tak penuh. Bicara dari meja masing-masing. Tak bisa memakan bekal. Bila haus, minumpun harus menjauh karena masker terpaksa harus dibuka. Bisa jadi, situasi ini yang menyebabkan masuk sekolah tak lagi ditunggu.


Nampaknya selain baju seragam dan perlengkapan sekolah, terutama sebagai orangtua yang masih punya anak-anak yang masih berada di Sekolah Dasar, ada hal-hal yang menurutku bisa dilakukan untuk membangkitkan kegembiraan anak kembali sekolah, yaitu :

1. Menyemangati anak. 

Kuajak sibungsu membicarakan keseruannya saat di sekolah sebelum pandemi ada. Mengangkat kembali kegembiraan bermain bersama sahabat-sahabatnya disekolah. Berlatih bersama mereka di kelas olahraga, atau kelas melukis. Mengingatkan saat menyenangkan berlatih paduan suara dengan kakak pengajarnya yang lucu. Atau saat melakukan kerja kelompok science yang heboh.  Membuatnya terkenang saat field trip. Menanam padi, menangkap ikan juga memandikan kerbau bersama ibu dan bapak guru. Akan ada banyak keseruan yang menunggu untuk dijalani lagi.

2. Menyiapkan mental.

Selain akan mengalami kegembiraan sekolah yang sempat terlupakan, masa sekolah ini akan menjadi saat yang cukup berat. Bila sebelumnya, dimasa daring tugas bisa dikerjakan dengan bantuan orang rumah maka saat sekolah nanti mereka harus mandiri lagi. Bila sebelumnya, mbah Google menjadi tempat bertanya bila ada yang tak bisa dijawab, kali ini tak bisa. Tak bisa membawa gawai ke sekolah. Ulangan-pun menjadi tak sulit, karena di rumah banyak bala bantuan. Bila sudah sekolah lagi, belajar sungguh-sungguh harus dijalani untuk bisa menjawab soal ulangan.  

HALAMAN :
  1. 1
  2. 2
Mohon tunggu...

Lihat Konten Pendidikan Selengkapnya
Lihat Pendidikan Selengkapnya
Beri Komentar
Berkomentarlah secara bijaksana dan bertanggung jawab. Komentar sepenuhnya menjadi tanggung jawab komentator seperti diatur dalam UU ITE

Belum ada komentar. Jadilah yang pertama untuk memberikan komentar!
LAPORKAN KONTEN
Alasan
Laporkan Konten
Laporkan Akun