Mohon tunggu...
Indah Wulandari
Indah Wulandari Mohon Tunggu... Psikolog - Psikolog Klinis Dewasa

Anda bukan tubuh yang mencari Cahaya, tapi Cahaya yang meminjam tubuh Manusia. Tempaan Hidup bertujuan untuk menyiapkan Anda untuk berbagi Cahaya. IG: @indahwulandari.psi WA untuk konsultasi : 0888-1778-419

Selanjutnya

Tutup

Humaniora Artikel Utama

Kenali Misi Jiwa Anda

9 Mei 2020   16:46 Diperbarui: 11 Mei 2020   18:58 3144
+
Laporkan Konten
Laporkan Akun
Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.
Lihat foto
grthirteen/Adobe Stock via mindful.org

Suatu saat saya duduk di kantin kampus sambil membaca buku. Kantin itu berada di dalam bangunan kampus Fakultas Psikologi Universitas Indonesia. Kantin itu terbilang ramai karena tempatnya yang nyaman dan makanannya yang tidak terlalu mahal.

Ketika asyik membaca, seseorang yang tidak asing wajahnya datang mendekat. Ia menaruh tasnya di sebelah saya. Ia memilih duduk di depan saya. Saat itu memang hanya satu kursi persis di depan saya yang tersisa.

Setelah melepas pandangan dari buku, saya baru sadar bahwa beliau adalah dosen psikologi. Beliau masih muda, wajahnya bercahaya, dan terlihat sangat cerdas.  

Menurut teman-teman saya, jika memberi nilai, beliau terbilang sangat pelit. Saya mengetahui itu dari teman-teman seangkatan. Beliau memang tidak pernah mengajar saya di kelas. Jadi saya ingin mengetahui apa benar yang dikatakan teman-teman.  

Hari itu kebetulan sedang tidak ada perkuliahan, jadi saya punya banyak waktu bercakap-cakap dengan beliau. Waktu berjalan dan kantin sudah tidak terlalu ramai lagi. Pembicaraan kami terus mengalir. Di mulai dari topik tentang skripsi hingga keinginan saya menjadi seorang psikolog kelak.

Melihat besarnya keinginan saya itu, beliau kemudian menceritakan bagaimana pengalamannya ketika berprofesi menjadi seorang psikolog dan dosen lengkap dengan problematikanya. 

Hingga akhirnya sampai pada sebuah pertanyaan yang saya utarakan kepadanya: apa yang membuatnya memilih untuk tetap menjadi dosen padahal banyak problem yang harus dihadapinya dan ada pula tawaran dari luar dengan gaji yang menggiurkan.

Dosen saya ini hanya tersenyum dan menjawab dengan tenang, "Saya di sini karena titah, karena kehendak Tuhan. Kalau Tuhan suruh saya di sini, saya bisa apa?"  

Bertahun-tahun kemudian, saya baru menyadari bahwa setiap manusia yang lahir ke dunia memiliki suatu tugas yang dipercayakan kepadanya dari Tuhan Yang Maha Esa. Mungkin itu pula yang dosen saya sebut dengan istilah "titah". Titah ini adalah misi jiwa.

Misi jiwa adalah sebuah tugas yang direstui Tuhan dan didukung oleh semesta, dititahkan kepada seseorang untuk dilaksanakan di dunia. Tujuannya adalah untuk mencapai kesejahteraan bagi banyak orang, dilakukan berdasarkan kebaikan hati dan diterima sebagai berkat indah yang bisa dirasakan oleh seluruh makhluk di alam semesta.

Misi jiwa ini didasari oleh kecemerlangan pikiran, kebersihan hati, kemuliaan tindakan, serta terpenuhinya kepuasan hidup secara batiniah. Orang-orang yang menjalani misi jiwa ini akan melibatkan seluruh pikiran dan hatinya secara penuh.

Setiap manusia yang lahir ke dunia, memiliki misi jiwa yang berbeda-beda. Ada yang telah menyadari apa misi jiwanya, ada pula yang belum menyadarinya.

Dalam tulisan ini, ijinkan saya menjelaskan tentang beberapa misi jiwa manusia. Misi jiwa ini pula yang menjadi alasan mengapa seseorang dilahirkan dan hidup di dunia. Berikut ini adalah tiga misi jiwa dari banyak misi jiwa lainnya.  

1. Melunasi Hutang Karmaphala di Masa Lalu.

Karma di sini artinya perbuatan, dan phala atau pahala artinya hasil. Jadi Karmaphala adalah hasil dari perbuatan. Seseorang lahir di dunia bertujuan untuk melunasi karma baik maupun karma buruk sebagai akibat dari hasil perbuatan yang telah ia lakukan pada kehidupan sebelumnya.

Ini bagi yang percaya dengan reinkarnasi atau kelahiran kembali. Kelahiran di bumi kembali merupakan kesempatan yang diberikan oleh pemberi hidup untuk "menikmati" hasil perbuatan yang sudah dilakukan pada kehidupan sebelumnya. Entah itu hasilnya baik atau hasilnya buruk.

Kelahiran ini juga membuka kesempatan untuk mentransformasikan diri menjadi pribadi yang lebih baik. 

Transformasi menjadi pribadi yang jauh lebih baik dapat diraih apabila jiwa yang meminjam tubuh manusia ini berhasil melakukan penyelarasan antara pemahaman yang bersifat intelektual dengan keterbukaan hati yang kemudian menghasilkan tindakan yang baik.  

2. Sebagai Pembawa Cahaya

Sebenarnya setiap orang yang lahir ke dunia memiliki misi jiwa sebagai pembawa cahaya. Akan tetapi, dalam perjalanan, cahaya itu ada yang meredup, mengecil, dan akhirnya padam. Ada juga cahaya yang kian lama kian terang.

Pembawa cahaya inilah yang kemudian memberikan tuntunan dan bimbingan kepada orang lain atau orang banyak. Orang-orang ini memiliki tugas untuk membuat jiwa-jiwa lainnya damai dan menemukan kebahagiaan hidup serta membangkitkan kesadaran akan misi jiwa bagi jiwa-jiwa yang belum menyadarinya.

Pembawa cahaya ini bertugas untuk memberikan petunjuk dalam perjalanan hidup manusia. Beberapa dari mereka, lahir dengan berkat khusus seperti spiritual gifted. Mereka memiliki intuisi, feeling dan kepekaan yang tinggi terhadap apa pun yang ada di dunia.

Hidup mereka untuk melayani, berbagi kepada sesama, dan membuat orang tersenyum kembali. Orang-orang seperti ini biasanya memiliki koneksi yang sangat dekat dengan Tuhan dan sangat mencintai alam. Tugas mereka di dunia sudah ditakdirkan atau digariskan sedemikian rupa sebelum mereka lahir.

Mereka adalah orang-orang yang dimuliakan, memiliki vibrasi energi positif, memiliki kemampuan menyembuhkan orang lain dan biasanya adalah tempat jiwa-jiwa lain meminta perlindungan dan pertolongan.

3. Pembawa Keadilan di Dunia

Misi jiwa lainnya adalah lahir untuk melawan ketidakadilan yang ada di dunia, baik yang berskala kecil misalnya keluarga sampai yang berskala besar seperti pemerintahan. 

Mereka memiliki misi jiwa untuk "membersihkan" orang-orang yang melakukan tindakan tercela, memperbaiki, merekonstruksi, melakukan perubahan terhadap dunia. 

Tugasnya adalah menumpas sifat-sifat manusia yang tidak sesuai dengan etika dan moral. Mereka lahir sebagai "penyelamat" dan membawa pada era perubahan yang baru.

Tidak semua orang telah menyadari apa misi jiwanya: apa yang menjadi alasan ia harus lahir ke dunia. Setelah menyadari pun, seseorang perlu terus belajar dan mengisi dirinya dengan berbagai pengalaman hidup.

Salah satu cara yang bisa dilakukan untuk mengetahui misi jiwa kita adalah meluangkan waktu bagi diri kita sendiri untuk duduk hening, mengambil jeda sebentar di sela-sela banyaknya pekerjaan. 

Mulailah duduk, ambil nafas panjang dan hembuskan secara perlahan. Lalu, kita berdoa dan memohon petunjuk dari Tuhan.

Selanjutnya, kita pejamkan mata dan bertanya pada diri kita sendiri, pada hati kita sendiri dengan beberapa pertanyaan.  Apa sebenarnya tujuan hidup kita? Apa peran kita di dunia? Hendak ke mana kita akan pergi?  Dari sini, misi jiwa akan terjawab.

Dengarkan jawaban hati dan perhatikan apa pun perasaan dan gambaran yang muncul dalam hening. Hanya kita sendiri yang bisa mengetahuinya, apa misi jiwa kita di dunia. Tidak perlu terburu-buru mendapatkan jawabannya karena semuanya ada waktunya.

HALAMAN :
  1. 1
  2. 2
  3. 3
Mohon tunggu...

Lihat Konten Humaniora Selengkapnya
Lihat Humaniora Selengkapnya
Beri Komentar
Berkomentarlah secara bijaksana dan bertanggung jawab. Komentar sepenuhnya menjadi tanggung jawab komentator seperti diatur dalam UU ITE

Belum ada komentar. Jadilah yang pertama untuk memberikan komentar!
LAPORKAN KONTEN
Alasan
Laporkan Konten
Laporkan Akun