Mohon tunggu...
Kang Galuh
Kang Galuh Mohon Tunggu... -

Senang mengamati. Mengulik-ngulik hikmah di balik peristiwa. Suka menyambungkan apa-apa yang ngga nyambung. http://kanggaluh.com

Selanjutnya

Tutup

Humaniora Artikel Utama

Tips Membentuk, Memperbaiki dan Merawat Citra Diri

27 Februari 2017   05:40 Diperbarui: 28 Februari 2017   18:01 1021
+
Laporkan Konten
Laporkan Akun
Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.
Lihat foto
sumber: pixabay.com

 

Sesuatu yang di dalamnya kita tersembunyi membuat kita lemah sampai kita menemukan bahwa itu adalah diri kita sendiri.

 – Robert Frost

Citra diri (self image) itu penting. Itu adalah tentang bagaimana kita menggambarkan diri kita sendiri. Ia tertanam bertahun-tahun di alam bawah sadar kita dan bertahan seumur hidup disana. Saking lamanya, kita sampai lupa bahwa citra diri kita adalah sesuatu yang kita ciptakan. Artinya, ia bisa diubah atau diganti kapanpun kita mau.

Pertanyaannya, bagaimana sih citra diri itu dibentuk?

Waktu kita masih kecil dulu, kita menerima semua gagasan tentang diri kita yang diberikan oleh orang lain. Misalnya, kalau orang tua kita mencintai dan mendukung kita, kita akan tumbuh menjadi orang yang menerima dan senang pada diri kita. Sebaliknya, orang tua yang sering menganiaya, menyiksa, dan menertawakan si anak, maka ia pun akan tumbuh dewasa dengan citra diri yang buruk. Bahwa ia orang yang tidak disukai siapa pun. Bahkan ia pun tidak menyukai dirinya sendiri. Pun begitu dengan lingkungan kita. Lingkungan adalah sumber tak terbatas yang turut andil membentuk citra diri kita. Berada di lingkungan yang buruk, yang selalu meremehkan kita, bisa menjadikan citra diri negatif dalam diri kita. Itu jelas menjadi salah satu alasan kenapa kita harus memilih dan memilah teman. Bertemanlah hanya dengan teman-teman yang baik dan menghargai kita.

Untuk membangun citra diri yang kuat, bisa kita analogikan seperti merawat rumah atau kendaraan. Yup, rumah yang tidak dirawat akan menjadi bobrok. Kendaraan yang tidak diurus akan menjadi rongsokan. Begitu juga dengan citra diri. Ia perlu untuk dirawat kalau mau tetap kuat dan cemerlang. Begitu ia lupa untuk dirawat, Boom! Ia akan rusak.

Kekecewaan, kegagalan, dan masalah yang kita hadapi, bisa menjadi hal-hal yang merusak citra diri kita. Padahal, kesemuanya itu hanya bersifat sementara. Hanya masalah waktu sampai hal-hal tersebut terlupakan. Jadi, jangan biarkan kekecewaan dan kegagalan tersebut tertanam secara permanen dan menjadi bagian citra diri kita nantinya. Citra diri sebagai orang yang selalu gagal dan tidak bisa apa-apa, misalnya.

Untungnya, citra diri yang melemah, bisa kita kuatkan kembali dengan memasukkan pikiran-pikiran yang positif. Bahkan, kadang-kadang, bisa juga dengan berbohong pada diri kita sendiri, berpura-pura, mengenai hal positif yang ingin kita capai walaupun pada kenyataannya belum terjadi. Misal, kita sekarang adalah orang yang penakut. Tapi kita sok berani saja, dengan menanamkan pikiran-pikiran bahwa kita berani. Bahwa tidak ada yang kita takuti. Bahwa kita bisa menaklukan apapaun, bahkan dunia. Maka kita akan menjadi seorang pemberani.

Pikiran bawah sadar akan menyerap apapun yang kita masukkan ke dalamnya terlepas apakah itu benar atau tidak. Semua dianggap sama saja sebagai suatu kebenaran. Membohongi diri sendiri tentang kebaikan diatas, bisa memperbaiki citra diri kita yang lemah dan menguatkannya kembali dengan mengambil pikiran-pikiran positif tersebut sebagai bagian darinya.

Ada beberapa konsep yang bisa digunakan untuk menguatkan citra diri kita. Berikut adalah tiga diantaranya.

Pertama, kita adalah individu yang unik. Kita berbeda satu sama lain. Tidak ada seorang pun yang 100% sama di muka bumi ini. Banyak orang yang mengangap diri mereka biasa-biasa saja. Padahal itu sama sekali tidak benar. Kita spesial. Kita unik. Jangan ikut terjebak dalam pemikiran yang salah tersebut. Yang perlu diingat, jangan hanya mengenali keunikan diri kita, tapi nyatakan keunikan tersebut dalam tindakan nyata dan perbuatan yang bermanfaat untuk orang lain.

Kedua, kita bisa melakukan apa saja. Hidup menawarkan pilihan yang tidak terbatas. Jangan hanya terperangkap dalam rutinitas. Kita bisa melakukan apa saja asalkan kita mau menyempatkan waktu untuk berpikir. Kita bisa pergi kemana saja, belajar apa saja, memilih karir apa saja, mengerjakan proyek apa saja, terserah kita. Potensi otak kita tidak terbatas. Apapun yang kita tanam dalam pikiran kita, bisa tumbuh menjadi apa saja. Tidak seperti benih mawar yang hanya akan tumbuh menjadi mawar atau biji mangga yang hanya akan besar menjadi pohon mangga. Pikiran kita tidak dibatasi oleh hal-hal seperti itu. Ia tidak terbatas.

Terakhir, kita memiliki kekuatan yang tak terbatas. Yang saya maksud disini adalah kekuatan untuk mengatur pikiran kita sendiri. Tidak ada seorang pun yang bisa melakukannya. Dengan kekuatan ini, kita bisa menghasilkan karya apapun. Hasil apapun. Tinggal yang perlu kita lakukan adalah menggunakannya sebaik mungkin.

Kita akan menjadi apapun yang terus menerus kita pikirkan tentang diri kita. Jadi, berhati-hatilah dalam memilih pikiran tentang diri kita sendiri. Pikiran takut akan menciptakan orang penakut. Pikiran berani, akan menciptakan orang pemberani. Pikiran kuat akan menciptakan orang yang kuat dan sebaliknya. Kita bertanggung jawab penuh pada citra diri kita sendiri.

Cintai diri sendiri. Citra diri itu penting. Tapi itu tidak boleh diartikan bahwa “aku lebih baik dari kamu”. Tapi lebih kepada “aku OK sebagaimana adanya diriku”. Tidak perlu jadi orang lain. Jadi saja diri sendiri. Bahkan, dengan menjadi diri sendiri, kita malah bisa menjadi apapun. Ya karena penerimaan pada diri sendiri tadi.

Lupakan masa lalu yang buruk. Kita pernah gagal? So what? Yang paling penting, kita ada dimana sekarang. Kita akan berjalan kemana nanti. Itu yang lebih penting. Jangan biarkan masa lalu yang buruk mempengaruhi citra diri yang ingin kita bangun.  Bagaimana kita memandang diri sendiri, itu yang terpenting. Makin kuat citra diri kita, makin percaya diri kita jadinya. Dan situasi akan menjadi lebih mudah untuk kita. Karena pada saat kita berubah, segala sesuatu di sekitar kita juga akan ikut berubah. Dan itu semua ada di tangan kita.

HALAMAN :
  1. 1
  2. 2
Mohon tunggu...

Lihat Konten Humaniora Selengkapnya
Lihat Humaniora Selengkapnya
Beri Komentar
Berkomentarlah secara bijaksana dan bertanggung jawab. Komentar sepenuhnya menjadi tanggung jawab komentator seperti diatur dalam UU ITE

Belum ada komentar. Jadilah yang pertama untuk memberikan komentar!
LAPORKAN KONTEN
Alasan
Laporkan Konten
Laporkan Akun