Mohon tunggu...
Celestine Patterson
Celestine Patterson Mohon Tunggu... Hoteliers - Hotelier: Hotel Management, Sales Leader, Management Hospitality

🍎Hotelier's Story : Pernak-Pernik Dunia Hospitality (Galuh Patria, 2021). Warna-Warni Berkarir Di Dunia Hospitality (Galuh Patria, 2022). Serba-Serbi Dunia Perhotelan by CL Patterson dkk (Galuh Patria, 2023). Admin of Hotelier Writers Community (9 June 2023 - present)

Selanjutnya

Tutup

Worklife Artikel Utama

Siap-siap ke Kantor, Yuk!

12 November 2021   14:01 Diperbarui: 15 November 2021   00:08 1270
+
Laporkan Konten
Laporkan Akun
Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.
Lihat foto
Siap-siap WFO kembali (foo getty image Pixabay)

Sudah 2 minggu, asyik juga sales call. Walau perusahaan ini bukan unit hotel secara langsung tapi masih tetap di area perhotelan. Judulnya masih sejalur yaitu hospitality.

Rasa rindu blusukan membuatku semangat menyusuri kantor-kantor di pusat Jakarta dan sebagian besar ke gedung-gedung perkantoran.

Pagi itu ada pertemuan dengan pelanggan loyal dari perusahaan sekuritas. Kantornya berada di area Sudirman. Baru saja ia memperluas ruang kantornya yang sempit menjadi agak bebas bergerak.

Dua tahun lalu menempati satu lantai, kini rencananya akan diperluas, bahkan kabarnya pada Januari 2022 akan ditambah beberapa staf. Wow!

Ya, manajemen memprioritaskan kenyamanan bekerja oleh karena ruang kerja yang agak berjauhan. Beberapa karyawan masih bekerja di rumah dengan alasan pekerjaan dapat dikerjakan tidak bersama tim.

Jika perusahaan ini masih dapat menyambut kami, itu karena persahabatan yang telah terjalin selama puluhan tahun.

Namun saat mengontak pelanggan di perusahaan farmasi, kami tak diijinkan bertatap muka.

"Manajemen belum mengizinkan untuk menerima tamu, Bu," Ujar Pak Sopian. Akhirnya kami ngobrol via telpon.

Bukan kuatir karena virus, tapi cenderung belum ada aktivitas di luar kantor ataupun pertemuan di hotel. Perjalanan binis juga masih ditunda.

"Kami sampaikan ke pimpinan, jika Ibu mau bertemu Bos. Seluruh tim manajemen bekerja di rumah," begitu ujar Pak Rio, supervisor di perusahaan IT.

Sang resepsionis tampak sibuk mengerjakan pekerjaan administrasi. Tumpukan kertas-kertas di mejanya menggunung.

"Belum banyak kunjungan bisnis. Kami sibuk dengan pekerjaan rutin saja. Ibulah tamu pertama yang berkunjung kemari." Saya tersenyum.

Menjajaki market setelah masa PPKM (Pemberlakuan Pembatasan Kegiatan Masyarakat), itulah tahap awal yang kulakukan. Blusukan agar paham situasi dan keadaan pasar secara langsung.

"Mba, Mba, jalan di jalur pedestrian ya!" ujar seorang sekuriti bersepeda menghampiri. Kami terlena berjalan di bawah pepohonan rindang saking sepinya.

Lobi yang hiruk pikuk, tamu berseliweran sebelum pandemi, kini tampak lengang. Biasanya marketing hotelier berkelintaran. Tak jarang kami jumpa di lobi gedung bahkan berpapasan di elevator.

Suasana kini jauh berbeda, menjelang waktu makan siang hanya beberapa karyawan saja di caf-caf.

"Tolong ditunjukkan scan-nya ya," Pak satpam tak segan menegur tamu yang langsung masuk lobi tanpa menunjukkan scan QR Peduli Lindungi.

Banyak suka dan senangnya kalau WFO (foto Pixabay gratis)
Banyak suka dan senangnya kalau WFO (foto Pixabay gratis)

Benar gak sih bisnis mulai bangkit?

Seorang kenalan menawarkan posisi di unit hotel. Penawaran mulai gencar tapi bayarannya belum cocok. Besaran gaji tetap, bahkan meningkat tapi hal itu sebatas yang tercantum pada surat perjanjian yaitu dengan klausul "Jika kondisi telah pulih, gaji akan dibayar penuh".

Jadi yang tersurat dalam perjanjian membuat semangat berapi-api. Namun jumlah take home pay menurun. Hehe..

Tiada yang salah. Kedua pihak sepakat,  siapapun yang ingin direkrut harus punya nyali. Contohnya bentuk perjanjian di luar kebiasaan. Terima saja, toh persaingan kian ketat.

Setelah 3 tempat kusinggahi, kami makan siang di salah satu restoran di kawasan Blok M. Tak diduga, pengunjung memenuhi di restoran yang cukup luas itu. penuh! Pengunjung antri menunggu kursi kosong. Waktu menunjukkan 13:30.

Hari berikutnya, gak asyik jika hanya mendatangi 3 gedung. Saya pergi memilih bertaksi. Syukurlah, sang sopir ramah, baik hati dan dapat diajak bertukar pikiran.

"Sudah normal sih Bu, seharian saya dapat 600, 700, kadang 800 ribu,"

"Wah, bagus itu Pak!" sahutku menyemangati.

"Yah, asal kita mau putar-putar cari penumpang. Kalau ngetem di mal, mana bisa dapat segitu." Ngetem itu artinya menunggu penumpang.

Tri, sopir taksi yang rajin. Ia berkeliling mencari penumpang ketimbang ngetem di mal atau gedung perkantoran. Hasilnya? Ia  mengatongi sejumlah uang lebih dari cukup.

"Masih sepi, Bu," ujar Aep, sopir taksi di perjalanan kembali ke kantor.

"Lho, kok sepi?" tanyaku penasaran.

"Iya, jumlahnya 50% yang bekerja di kantor, Bu." 

"Oh WFO," sahutku.

Saya manggut-manggut. Lalu memberi ide agar jangan ngetem melulu.

Tipe Aep yang mater alias malas muter, berjam-jam di area hotel, mal, gedung perkantoran jauh berbeda dengan Tri yang aktif  mencari penumpang di jalanan. Meski biaya bensin agak boros tapi penghasilan tak sedikit.

"Kalau ngetem di hotel-hotel, ada aja penumpang, tapi belum ramai, Bu. Kebanyakan tamu dari pemerintahan."

Saya manggut-manggut lagi, tidak mengomentari.

Memang tingkat hunian hotel semakin membaik dari hari ke hari. Salah satu hotel berbintang 3 di Jakarta Barat berokupansi 90% hingga fully booked karena masih menerima tamu asing yang dikarantina selama 5 hari.

Saking sibuknya, pramusaji lupa menghidangkan dim sum yang kupesan. Ia merangkap sebagai kasir. Selanjutnya bersiaplah sibuk ya, Dek!

Tetap taat protokol kesehatan, siapapun, dimanapun, kapanpun (foto Pixabay gratis)
Tetap taat protokol kesehatan, siapapun, dimanapun, kapanpun (foto Pixabay gratis)

Siap-siap ke kantor

Suasana hotel meski belum sepenuhnya pulih, mulai ramai. Kembali bekerja, memicu adrenalin. Okupansi terus meningkat hingga liburan akhir tahun. Asyik!

Di Pontianak, selain dipenuhi pertemuan dari segmen pemerintahan, juga disibukkan pesta perkawinan, ulang tahun.

"Sudah ramai, lumayan. Terpenting tetap taat prokes dan jaga jarak. Setiap tamu sudah peduli tanpa ditegur," ujar Pak Kris, mantan kolegaku 5 tahun lalu.

Kawanku, Ana, staf akunting di salah satu perusahaan asing, bekerja di kantor 3 kali seminggu, lalu 2 hari bekerja di rumah. Sang bos seorang ekspat dari Korea. Gajinya dibayar penuh. Mulai minggu depan, Ana siap-siap kembali ke kantor, tidak lagi bekerja di rumah.

Hampir kebanyakan perusahaan mengajak karyawannya kembali ke kantor meski beberapa staf diperbolehkan bekerja di rumah. Persiapkan mental yang tangguh, kesehatan prima dan biasakan bangun pagi ya.

Jalanan di Jakarta memang mulai macet, tapi nikmati saja. Semua akan kembali WFO pada waktunya. Yuk siap-siap ke kantor!

Salam hospitality.

Artikel terkait: Blusukan 

HALAMAN :
  1. 1
  2. 2
  3. 3
  4. 4
Mohon tunggu...

Lihat Konten Worklife Selengkapnya
Lihat Worklife Selengkapnya
Beri Komentar
Berkomentarlah secara bijaksana dan bertanggung jawab. Komentar sepenuhnya menjadi tanggung jawab komentator seperti diatur dalam UU ITE

Belum ada komentar. Jadilah yang pertama untuk memberikan komentar!
LAPORKAN KONTEN
Alasan
Laporkan Konten
Laporkan Akun