Mohon tunggu...
Celestine Patterson
Celestine Patterson Mohon Tunggu... Hoteliers - Hotelier: Hotel Management, Sales Leader, Management Hospitality

🍎Hotelier's Story : Pernak-Pernik Dunia Hospitality (Galuh Patria, 2021). Warna-Warni Berkarir Di Dunia Hospitality (Galuh Patria, 2022). Serba-Serbi Dunia Perhotelan by CL Patterson dkk (Galuh Patria, 2023). Admin of Hotelier Writers Community (9 June 2023 - present)

Selanjutnya

Tutup

Worklife Artikel Utama

Waspadalah! Lingkungan Kerja Toksik Penyebab Krisis Komunikasi Internal

23 Mei 2021   21:13 Diperbarui: 24 Mei 2021   02:38 1402
+
Laporkan Konten
Laporkan Akun
Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.
Lihat foto
Lingkungan kerja toksik penyebab krisis komunikasi di antara tim kerja (Ilustrasi: Pixabay)

Apakah dia kawan toksik? Bagi perusahaan yang bersangkutan, bukan saja kerugian momentum membangun sistem manajemen yang kompeten namun juga kehilangan hotelier profesional yang berkualitas hanya karena individu toksik.

Kebanyakan alasan perekrutan tak selayaknya. Ada model karyawan titipan, kerabat sang pemilik, saudara si anu, dll. Sah-sah saja, asalkan dibarengi rekam jejak dan integritas yang baik.

Jika model titipan tanpa proses seleksi, kisah Roy menjadi contoh. 

Carilah referensi calon karyawan dari perusahaan terdahulu (ilustrasi Pixabay)
Carilah referensi calon karyawan dari perusahaan terdahulu (ilustrasi Pixabay)

Jika diurut dari rangkaian kasus ini, terjadi sebab akibat yang saling berantai. Dalam sistem manajemen perekrutan, sepatutnya memperhatikan kriteria ketat dalam hal:

(1) Latar belakang pendidikan

(2) Pengalaman bekerja terdahulu

(3) Catatan referensi perusahaan terdahulu (surat referensi, surat testimoni)

(4) Pemilik hotel patuh pada manajemen.

Bagaimana manajemen menyikapi karyawan toksik?

Semakin manajemen eksklusif, tidak kompak dalam tim kerja akan semakin gagal paham bahwa sumber kegerahan berasal dari lingkungan kerja toksik.

Dalam kasus ini apakah salah pilih karyawan? Mungkin saja. Yang kami tahu GM yang merekrut pun hengkang dari hotel itu.

Pandangannya yang selalu benar menurut pendapat pribadi akan menjadi jerat bagi rekan kerja hingga malas bertegur sapa (ilustrasi Pixabay)
Pandangannya yang selalu benar menurut pendapat pribadi akan menjadi jerat bagi rekan kerja hingga malas bertegur sapa (ilustrasi Pixabay)

Tidak hanya Roy, karyawan mirip dirinya banyak berkelintaran di mana saja. Ia bagai ragi toksin, tidak saja bagi karyawan namun menyebabkan krisis komunikasi internal. Enggan bertegur sapa diantara hotelier disebabkan tim tidak kompak.

Jika dibiarkan menjadi borok dengan lubang menganga. Merusak sistem manajemen yang telah terbangun dengan baik.

Dari kisah ini kita dapat bercermin, apakah pribadi kita menyenangkan atau justru penyebab lingkungan kerja toksik?

Roy barangkali tak sadar akan kebiasaannya memotong pembicaraan, mencela, merasa lebih pintar dari koleganya.

HALAMAN :
  1. 1
  2. 2
  3. 3
  4. 4
  5. 5
Mohon tunggu...

Lihat Konten Worklife Selengkapnya
Lihat Worklife Selengkapnya
Beri Komentar
Berkomentarlah secara bijaksana dan bertanggung jawab. Komentar sepenuhnya menjadi tanggung jawab komentator seperti diatur dalam UU ITE

Belum ada komentar. Jadilah yang pertama untuk memberikan komentar!
LAPORKAN KONTEN
Alasan
Laporkan Konten
Laporkan Akun