Mohon tunggu...
Celestine Patterson
Celestine Patterson Mohon Tunggu... Hoteliers - Hotelier: Hotel Management, Sales Leader, Management Hospitality

🍎Hotelier's Story : Pernak-Pernik Dunia Hospitality (Galuh Patria, 2021). Warna-Warni Berkarir Di Dunia Hospitality (Galuh Patria, 2022). Serba-Serbi Dunia Perhotelan by CL Patterson dkk (Galuh Patria, 2023). Admin of Hotelier Writers Community (9 June 2023 - present)

Selanjutnya

Tutup

Worklife Artikel Utama

Waspadalah! Lingkungan Kerja Toksik Penyebab Krisis Komunikasi Internal

23 Mei 2021   21:13 Diperbarui: 24 Mei 2021   02:38 1402
+
Laporkan Konten
Laporkan Akun
Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.
Lihat foto
Lingkungan kerja toksik penyebab krisis komunikasi di antara tim kerja (Ilustrasi: Pixabay)

Awalnya saya mengira, perut yang melilit ini akibat perubahan jadwal tidur. Maklumlah sudah 3 malam berturut-turut telat pulang kantor.

Perut serasa dikocok, mual rasanya. Bukan sakit perut, bukan pula masuk angin. Sesuatu yang sulit dijelaskan. Itu terjadi setiap kali dalam perjalanan ke kantor.

Hari itu, hari ke-4 saya sebagai pendatang di suatu kota. Rencananya 2 tahun akan bekerja dan menetap sesuai kontrak.

Seperti biasa kami reporting, morning briefing singkat, termasuk informasi tugas prioritas masing-masing departemen.

Sejak 2 hari lalu, ada sesuatu hal mengganggu perhatianku. Di tengah briefing, Roy selalu berkomentar. Interupsi yang dibuat-buat, padahal hal itu dapat disampaikan selesai bicara.

Sangkaku, Roy, departemen head front office itu, hanya berkomentar di hari-hari awal kubergabung. Maklum, pendatang baru harus mempelajari kebiasaan setempat.

Dugaanku ternyata meleset. Suatu hari, Roy menjadi garang. Ia menyerang ide-ideku. Mempertahankan argumennya di depan forum dengan cara tidak simpatik.

Merasa pendapatnya benar seakan mencari pembenaran karena bertutur menyudutkan beberapa nama di forum yang tak sepatutnya ia lontarkan.

Karena lelah menanggapi celotehnya, aku diam. Pantang bagiku berdebat kusir dengan siapapun. Begitupun yang lain, GM ikut terdiam.

Ingin rasanya meluapkan perasaanku bahwa ia sangat mengganggu pikiranku dan kolega (Ilustrasi: Pixabay)
Ingin rasanya meluapkan perasaanku bahwa ia sangat mengganggu pikiranku dan kolega (Ilustrasi: Pixabay)

Peristiwa itu membuatku tak habis pikir. Ingin rasanya meluapkan perasaanku bahwa ia sangat mengganggu pikiran dan sistem kerja di departemen yang menjadi wilayah tanggung jawabku.

Tidak berhenti sampai di situ, ada lagi serangkaian kejutan buruk lainnya. Ada-ada saja yang dilakukannya, di luar dugaan.

HALAMAN :
  1. 1
  2. 2
  3. 3
  4. 4
  5. 5
Mohon tunggu...

Lihat Konten Worklife Selengkapnya
Lihat Worklife Selengkapnya
Beri Komentar
Berkomentarlah secara bijaksana dan bertanggung jawab. Komentar sepenuhnya menjadi tanggung jawab komentator seperti diatur dalam UU ITE

Belum ada komentar. Jadilah yang pertama untuk memberikan komentar!
LAPORKAN KONTEN
Alasan
Laporkan Konten
Laporkan Akun