Kini betapa mudah kita berselancar di media sosial. Tim penjualan upayakan menjadi follower. Gak usah mengintip. Ikuti saja akunnya.
Telaah model promosinya tapi jangan nyontek. Menjiplak, pertanda tidak kreatif.
(3.) Seluruh produk hotel
Selalu update SWOT (Strength, Weakness, Opportunity, Threat). Catat segala produk terbaru dari hotel kompetitor guna memudahkan sales leader menyusun business plan di tahun berikutnya.
Hal yang perlu dicatat misalnya outlet restoran baru, Sky Lounge, Ladies floor, renovasi kamar, dan lain-lain.
(4.) Tim penjualan dan pemasaran
Dear hotelier,
Tak kalah penting yaitu tim penjualan dan pemasaran. Banyak tim tidak menyadari pentingnya berkawan sesama hotelier. Menjalin pertemanan takada ruginya.
Di satu kota, pasti ada saja tim marketing hotel yang arogan. Enggan berkawan dengan sesama hotelier. Mengeksklusifkan diri. Hingga menguping curhatan pelanggan yang nadanya ngomporin hotel pesaing.
Bisa juga telat informasi, saking tertutupnya. Luput dari isu-isu bisnis terbaru yang seharusnya mereka tanggapi. Akhirnya berita menguap, padahal isu penting itu demi kepentingan bisnisnya.
Demikian pula, luwesnya gaya seorang pimpinan amat memengaruhi gaya staf. Bila seorang GM disiplin, tepat waktu, maka seluruh staf pasti mengekor. Gaya kepemimpinan dari pribadi yang nyeleneh, ya sudah dapat ditebak hasilnya.
Karakter pimpinan yang kurang gaul juga berpengaruh terhadap staf. Ini, itu tak boleh, tak boleh bergaul dengan pesaing. Tak sadar kita semua mengikuti gaya sang pimpinan
Reni, staf pemasaran yang hendak pindah ke kompetitor pun jadi bulan-bulanan. Padahal Reni cerdik, ia sudah bebenah sebulan lalu. Mengapa sang pimpinan menghalangi kepindahannya?