Mohon tunggu...
Celesta Eka Pramudita
Celesta Eka Pramudita Mohon Tunggu... Mahasiswa - Mahasiswa Ilmu Komunikasi UIN Sunan Kalijaga - 20107030143

Hanya manusia berantakan, yang ingin mencoba untuk bebenah

Selanjutnya

Tutup

Trip Pilihan

Ini Dia yang Katanya Amazon-nya Jawa

23 April 2021   19:09 Diperbarui: 23 April 2021   19:22 642
+
Laporkan Konten
Laporkan Akun
Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.

Liburan merupakan salah satu bentuk self reward terhadap diri sendiri setelah mengerjakan banyak hal atau setelah bekerja keras. Pemberian penghargaan terhadap diri sendiri ini bisa menjadi motivasi untuk terus melakukan hal yang positif, penghilang stress dan salah satu bentuk mencintai diri sendiri.

Sungai Maron bisa menjadi pilihan yang sangat tepat jika kamu mau memberikan self reward dengan cara menikmati landscape alam yang sungguh ciamik dan suasana alam yang damai. Berada tepatnya di Desa Dersono, Kecamatan Pringkuku, Kabupaten Pacitan, Provinsi Jawa Timur.

Jarak yang harus ditempuh agar dapat sampai ke sungai ini cukup jauh, kurang lebih 40 km dari alun-alun Kota Pacitan, dengan waktu tempuh perjalanan kurang lebih 45 menit jika menggunakan jalur darat.

Awalnya saya melihat sebuah konten video di aplikasi kekinian yang berisi tentang keindahan Sungai Maron di Pacitan Jawa Timur dan seketika langsung tertarik ingin mengunjunginya. Lalu tepatnya pada tanggal 1 April 2021, saya melaksanakan niat pergi ke Pacitan, Jawa Timur menggendarai motor untuk berlibur sebagai bentuk self reward sekaligus mencari objek sebagai bahan tugas kuliah.

Berangkat dari Jogja pukul 6 pagi bersama seorang teman, butuh sekitar 3 jam untuk sampai ke lokasi tujuan pertama. Perjalanan yang tak mudah untuk sampai ke Pacitan, karena medan jalan yang menanjak dan menurun curam harus dilewati oleh siapa saja yang ingin sampai kesana. Sesampainya di Pacitan sungguh malang nasip kami karena mendapati tidak ada signal handphone untuk searching jalan menuju Sungai Maron, saya pun akhirnya beberapa kali bertanya arah kepada warga sekitar untuk memastikan jalan yang benar, dan dengan sangat ramahnya mereka menunjukan jalan secara rinci.

Setibanya di Desa Dersono, kita akan langsung disambut oleh papan besar bertuliskan Wisata Sungai Maron. Biaya untuk tiket masuk yaitu sebesar Rp 5.000 per orang dan biaya parkir sebesar Rp 2.000 untuk sepeda motor. Sementara jika kita ingin menyusuri sungai, pengelola wisata menyediakan jasa sewa perahu seharga Rp 100.000 itu sudah termasuk sama pemandu wisata.

Usai melakukan pembayaran sewa perahu, saya segera bergegas mempersiapkan diri untuk menyusuri sungai menggunakan perahu tadi yang kapasitas maksimal penumpangnya adalah 5 orang serta sudah mendapatkan pemandu wisata sendiri dari Himpunan Pramuwisata Indonesia (HPI) Pacitan yang bernama mas Saiful. Mas Saiful berasal dari Kulon Progo tetapi mendapatkan istri orang asli Pacitan, sebab itu mas Saiful menetap di Pacitan dan bekerja sebagai nahkoda perahu sekaligus pemandu wisata di Sungai Maron.

dokpri
dokpri

"Panjang sungai yang akan kita tempuh sekitar 4 sampai 4,5 km. Kira-kira akan menempuh perjalanan susur sungai selama  45 menit hingga 1 jam" jelas mas Saiful sebelum menaiki perahu yang akan menyusuri sungai yang bermuara di  Pantai Ngirboyo ini. Setiap penumpang perahu di wajibkan mengenakan pelampung sebagai standart protokol keamanan. Perahu tradisional bermesin yang menggunakan bahan bakar solar ini pun mulai terdengar mengeluarkan bunyi kasar yang khas, menandakan kami akan segera bergerak menyusuri sungai.

Kami menikmati perjalanan wisata menyusuri sungai pada sore hari, karena Sungai Maron ini merupakan destinasi wisata ke tiga yang saya kunjungi setibanya di Pacitan, dan memang ternyata keindahan Sungai Maron tak perlu diragukan lagi.  Jika membahas pesona alam sungai ini, disini pengujung akan disuguhkan pemandangan alam sepanjang sungai yang indah nan menakjubkan. 

dokpri
dokpri

Ketika menyusuri sungai, di sebelah kanan dan kiri sungai terdapat deretan pohon kelapa yang seolah olah melambai menyambut kita. Air sungai yang berwana hijau karena refleksi warna dari pepohonan rindang sekitar, menambah kesan segar dan damai di setiap mata memandang.  Bahkan karena pesona Sungai Maron yang menakjubkan, sungai ini sampai memiliki julukan baru yaitu Green Canyon Pacitan. Semua itu beralasan dari suasana alamnya yang damai nan indah, apalagi airnya yang berwarna hijau terasa sangat menyejukkan mata. Hal inilah yang menjadi daya tarik para wisatawan untuk berlibur ke Pacitan, Jawa Timur ini.

Tak jarang pula para pengunjung menyebut Sungai Maron dengan sebutan sungai Amazonnya Jawa Timur, sebab ketika menyusuri sepanjang sungai ini kita akan merasakan jiwa petualang yang membara-bara sehingga terasa ingin menyusuri seluruh bagian sungai. Mendekati Pantai Ngirboyo, kita akan melihat bukit-bukit karang disekitar sungai. Ketika melihat ini, saya seperti merasa berada di Phuket, Thailand.

dokpri
dokpri

Sungguh sebuah tipuan ciamik yang alami ini akan berhasil membuat siapa saja berdecak kagum ketika melihatnya. Sesampainya di Pantai Ngirboyo, kami ditawarkan mampir ke Pantai Ngirboyo untuk turun sejenak dan menikmati suasana pantai. Tapi sangat di sayangkan, kami harus melewatkan hal tersebut karena harus melanjutkan ke tempat wisata berikutnya lantaran waktu sudah sore.

Kata mas Saiful pengunjung biasanya turun sejenak di pantai Ngirboyo, dan diberikan durasi waktu maksimal 2 jam untuk menikmati pantai sebelum kembali ke dermaga Sungai Maron. Ia juga menuturkan bahwa ada lebih dari 120 kapal yang beroperasi disana, yang mana 20 kapal merupakan milik pemerintah, dan sisanya milik perorangan dan lembaga.

Kita tidak akan merasa bosan, hanya duduk di perahu sepanjang perjalanan, karena dari pihak wisata menyediakan spot-spot foto yang bisa dinikmati oleh pengunjung. Contohnya ayunan di pohon yang terdapat di pinggiran sungai, pengunjung tinggal berdiri dari perahu yang di dekatkan ke ayunan dan naik ke ayunan yang di ikat di batang pohon besar tanpa perlu khawatir akan jatuh. Banyak pengunjung yang tak menyianyikan pengalaman naik ayunan di atas sungai berkedalaman 20 meter ini untuk berfoto. 

Terdapat kegiatan menarik lain yang dapat dilakukan ketika berwisata di sungai Maron, seperti memancing ikan, pasalnya sungai ini memiliki beberapa spot memancing yang bagus terutama bagi teman-teman yang mempunyai hobi memancing.

"Pengasilan warga yang berkerja sebagai pemandu wisata di Sungai Maron, Jawa Timur ini tergantung menggunakan kapal milik siapa, kalau saya menggunakan kapal milik orang jadi pengasilan dibagi 2, dan perahu berbahan bakar bensin ini menghabiskan sekitar 1 liter untuk melakukan sekali perjalan" ucap mas Saiful di sela sela perjalanan kembali ke dermaga.

Sebagai wisatawan yang bijak, dilarang keras untuk membuang sampah ke objek wisata khususnya di dalam sungai Maron. Karena hingga saat ini wisata Sungai Maron masih terbilang sangat bersih dan asri. Kurang disarankan berwisata ke sungai Maron Dersono Pacitan ketika musim hujan. Karena arus sungai di musim kemarau saja cukup deras apalagi musim hujan tiba, maka arus sungai akan jauh lebih deras. 

"Saat musim hujan tiba atau anda tiba setelah hujan, air sungai tidak berwarna hijau tapi berwarana coklat" ucap mas Saiful. Jadi bagi teman-teman yang ingin berwisata ke sungai Maron Jawa Timur dan ingin melihat air berwarna hijau disarankan datang pada saat musim kemarau. Dan tentu saja kita harus tetap menjaga kebersihan serta keindahan alam yang ada.

HALAMAN :
  1. 1
  2. 2
Mohon tunggu...

Lihat Konten Trip Selengkapnya
Lihat Trip Selengkapnya
Beri Komentar
Berkomentarlah secara bijaksana dan bertanggung jawab. Komentar sepenuhnya menjadi tanggung jawab komentator seperti diatur dalam UU ITE

Belum ada komentar. Jadilah yang pertama untuk memberikan komentar!
LAPORKAN KONTEN
Alasan
Laporkan Konten
Laporkan Akun