Mohon tunggu...
Cecilia Gandes
Cecilia Gandes Mohon Tunggu... karyawan swasta -

hanya ingin meninggalkan jejak (pemikiran) di belahan dunia (maya) yang lain.

Selanjutnya

Tutup

Sosbud

I Love Writing! I Love to Explore!

29 Oktober 2010   11:45 Diperbarui: 26 Juni 2015   11:59 429
+
Laporkan Konten
Laporkan Akun
Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.
Lihat foto
Pemerintahan. Sumber ilustrasi: FREEPIK/Freepik

Sejak tahun 2000, saya memang sudah gemar menulis cerita, tetapi lebih pada novel yang ber-genre romance, cerita remaja seperti biasa. Namun ketika tahun 2007, perlahan-lahan gaya tulisan saya pun berubah drastis. Saya lebih menikmati merangkai kata dalam cerita pendek, namun langsung tepat sasaran. Selain itu, aplikasi note pada situs jejaring sosial Facebook pun membuat saya semkain mengeksplorasi hobi saya dalam menulis. Setiap ada ide untuk membuat cerita pendek, saya langsung meng-upload ke dalam note. Tanpa men-tag ke beberapa teman, jika ada teman-teman yang ingin membaca, memberi komentar, atau memberi ‘acungan jempol', saya semakin antusias. Feedback yang mereka berikan, apapun bentuknya.. saya selalu mengapresiasi mereka karena itu dapat membantu saya sebagai koreksi pribadi.

Mereka Menginspirasi

Kata teman saya, gaya tulisan saya seperti Ayu Utami atau Djenar maesa Ayu; lugas, ada unsur pemberontakan, dan mulai ada penggambaran demonstrasi seks. Ya, saya akui bahwa saya benar-benar terinspirasi oleh mereka berdua. Berkat karya-karya mereka yang telah saya sebutkan di atas tadi, saya semakin mempunyai hasrat untuk menulis. Saya mempunyai keinginan yang tinggi untuk berkarya dalam buku. Dari jaman SMA dulu, saya punya obsesi untuk bisa menerbitkan buku selama saya hidup, meskipun hanya satu buku saja. Oleh karena itu, saya pun tidak patah semangat ketika saya mencoba mengirimkan naskah kumpulan cerita pendek saya ke beberapa penerbit dan akhirnya gagal. Memangnya, sudah berapa penerbit sih yang saya coba? Hmm, kalau dihitung-hitung... sudah ada 3 penerbit nasional dan 4 penerbit lokal Jogja yang sudah menolak naskah saya tersebut. Memang nasib saya ini kasihan sekali dan sungguh bermuka tembok.

Untungnya, kegagalan itu tidak membuat saya menyerah. Saya mencoba self-publish naskah saya di website evolitera untuk membuat buku saya itu menjadi e-book. Di Balik Celana Dalam Pria, adalah kumpulan cerpen yang saya buat pertama kali dalam bentuk e-book. Di website tersebut dapat menghitung jumlah orang yang melihat dan men-download karya saya. Setidaknya, saya bisa melihat seberapa besar orang lain suka terhadap karya saya. Sejak Februari 2010 yang lalu di-publish, jumlah orang yang telah melihat karya saya sudah mencapai 400 lebih dan yang men-download sudah ada 29 orang. Meskipun bukan angka yang fantastis, saya tetap bangga terhadap karya saya dan tentu saja itu akan membuat saya semakin produktif lagi. Di dalam web tersebut pun tersedia fasilitas untuk memberi komentar terhadap e-book yang ada. Jadi, dari situ lah saya memperlajari feedback yang diberikan oleh para pengunjung. Apalagi, tersedia pula tombol ‘love' yang berfungsi untuk melihat berapa orang yang menyukai karya kita.

Saya sempat merasa kecil hati karena karya saya akhirnya dapat diakses secara cuma-cuma dalam bentuk e-book (saja). Namun, kakak saya pernah mengingatkan saya supaya dapat berpikir lebih positif (meskipun cukup berat rasanya).

"Adikku, anggap aja ebook punya elu adalah riset kecil-kecilan. Kira-kira, berapa orang sih yang demen ama buku lo seandainya terbit nanti? Layak gak buku elo buat terbit? Karena, setiap penerbit kan punya batas minimal untuk cetak juga. Lagipula, kalau elo emnag seneng nulis, elu gak perlu kecil hati karena belum bisa ‘punya buku sendiri'. Perjuangan elu masih panjang dan elu malah bisa jadikan e-book elu sebagai langkah awal untuk terus untuk menulis," begitulah kata-kata bijak yang dilontarkan oleh kakak saya. Ya, saya pikir.. kalau memang saya suka menulis, kenapa harus down kalau belum bisa nerbitin buku? Saya bisa menulis di mana saja dan masih banyak media lain yang dapat menuangkan karya saya. Kita bisa tulis note di Facebook, nulis di blog, share kata-kata mutiara buatan pribadi di twitter, nge-tweet ‘fiksi mini', nulis cerpen atau nulis opini di media cetak, dan banyak lagi. Setiap ada ajang yang menantang saya dalam bidang tulis-menulis pun, saya ikuti. Urusan menang-kalah, mah belakangan. Apalagi, kalau biaya pendaftaran tidak terlalu membuat kantong bolong. Well, yang terpenting adalah eksplorasi diri! Semuanya bisa dijadikan sebagai tolak ukur.

Sebenarnya, tidak hanya para penulis ternama saja yang menginspirasi semangat saya dalam menulis. Keluarga saya di rumah, teman sekolah, teman kuliah, curhatan dari temannya teman saya, dan bahkan benda-benda yang ada di sekeliling saya juga ikut membantu saya berimajinasi. Mereka memang mengajarkan saya agar lebih peka terhadap apa yang terjadi di sekeliling saya, sekecil apapun. Ibaratnya, benda mati saja pun bisa mempunyai cerita dan membuatnya seolah-olah menjadi hidup. Itulah kekuatan dari kata. Oleh karena itu, orang-orang yang ada di sekitar saya pun menjadi inspirasi dari sejumlah karya yang pernah saya tulis.

Saya memang tidak mempunyai basic pendidikan di bidang sastra ataupun jurnalisme, bukan juga orang yang hapal semua buku sastra milik pengarang luar negeri dan dalam negeri. Saya hanyalah orang yang senang membaca beberapa karya dan senang menulis di beberapa kesempatan. Namun, senang memanfaatkan beberapa kesempatan untuk mengeksplorasi diri, cobalah untuk menantang diri sendiri. Seperti pesan moral yang sudah basi terdengar: "kita gak akan tau sebelum kita mau mencobanya". Tetaplah menulis! :)

klik link di bawah ini kalau ingin berjalan-jalan melihat:

Di Balik Celana Dalam Pria

HALAMAN :
  1. 1
  2. 2
Mohon tunggu...

Lihat Konten Sosbud Selengkapnya
Lihat Sosbud Selengkapnya
Beri Komentar
Berkomentarlah secara bijaksana dan bertanggung jawab. Komentar sepenuhnya menjadi tanggung jawab komentator seperti diatur dalam UU ITE

Belum ada komentar. Jadilah yang pertama untuk memberikan komentar!
LAPORKAN KONTEN
Alasan
Laporkan Konten
Laporkan Akun