Mohon tunggu...
Cechgentong
Cechgentong Mohon Tunggu... wiraswasta -

Alah Bisa Karena Biasa\r\n\r\nMalu Bertanya Sesat Di Jalan\r\nSesat Di Jalan Malu-maluin\r\nBesar Kemaluan Tidak Bisa Jalan\r\n\r\nPilihan selalu GOLTAM

Selanjutnya

Tutup

Sosbud Artikel Utama

Keikhlasan dan Kebersamaan Masyarakat Indonesia di Fiji

28 Juli 2012   12:52 Diperbarui: 25 Juni 2015   02:31 1630
+
Laporkan Konten
Laporkan Akun
Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.

Ada ungkapan yang mengatakan " Seenak-enaknya negeri orang lebih enak negeri sendiri ". Saya mengamini ungkapan tersebut walaupun saat ini saya berada jauh dari tanah air tercinta. Berbeda dengan Indonesia, suasana puasa Ramadhan di Fiji terasa biasa-biasa saja karena sebagian masyarakat Fiji beragama Katolik/Protestan. Tetapi tidak mengurangi kekhusu'an orang-orang Islam dalam menjalankan ibadah puasa.

Seperti tahun-tahun sebelumnya, KBRI Suva mengundang masyarakat Indonesia di Fiji untuk Buka Puasa dan Tarawih Bersama di Auditorium KBRI Suva, Fiji. Pada tahun ini acara ini dilaksanakan pada hari Sabtu tanggal 28 Juli 2012.

Ada yang menarik dari acara Puasa Bersama tahun ini yaitu masyarakat Indonesia yang mampu dan mempunyai waktu luang menyumbangkan makanan dan minuman berbuka puasa buatan sendiri. Jadi tidak membeli makanan dan minuman dari restoran atau kantin. Secara ikhlas, jauh-jauh hari masyarakat Indonesia telah menghubungi KBRI dan memberitahukan jenis makanan/minuman yang akan disumbang. Uniknya tidak ada kesamaan jenis makanan dan minuman. Jadi ada yang menyumbang nasi saja, kolak, gulai, ikan dan lain-lain.

Bagaimana dengan Cechgentong? Dengan modal nekat, saya memutuskan untuk membuat mi goreng, bihun goreng dan keripik singkong pedas. Masalah rasa nomor sekian setidaknya saya telah berusaha untuk berbagi dengan kemampuan pas-pasan.

[caption id="attachment_203314" align="aligncenter" width="512" caption="Mi Goreng Ala Cechgentong (dok.cech)"][/caption]

Diantara kesibukan kerja, bukanlah masalah sepele untuk membuat masakan berbuka dengan rasa Indonesia. Sangatlah sukar mencari bumbu-bumbu khas Indonesia di Fiji. Selain itu waktu yang terbatas untuk belanja dan mencari bahan-bahan untuk dimasak. Tetapi semuanya terasa mudah apabila kita menjalankannya dengan ikhlas.

Jumat sore sepulang kantor, saya terjun ke pasar tradisional (traditional market) Suva. Perlu diketahui, pasar tutup jam 5 sore, jadi 1 jam sebelumnya kita harus mengubek-ubek pasar dan mencari bahan-bahan yang dibutuhkan. Alhamdulillah bahan-bahan yang dibutuhkan dapat ditemukan.

Memasak bukanlah perkara mudah terutama membuat keripik singkong pedas. Sesampai di rumah, singkong langsung dikupas dan direndam dahulu dalam air garam sebelum diiris-iris. Waktu mengiris singkong dilakukan setelah sahur dan dilanjutkan dengan menggoreng irisan singkong (keripik singkong). Setelah itu keripik singkong ditaburi bumbu-bumbu yang telah dipersiapkan sebelumnya maka jadilah keripik singkong pedas ala Cechgentong.

[caption id="attachment_203315" align="aligncenter" width="512" caption="Keripik Singkong Pedas (dok.cech)"]

13434789481772719954
13434789481772719954
[/caption]

Bagaimana dengan mi dan bihun goreng? Dua menu tersebut saya kerjakan setelah Zuhur. Dengan semangat reformasi, mi goreng dan bihun goreng selesai dibuat dengan taburan ayam (suwir ayam). Sekali lagi karena dalam kondisi puasa maka mengenai rasa jadi nomor sekian yang terpenting adalah niat berbagi. Alhamdulillah selesai juga.

Jam 5. 30 sore, saya tiba di KBRI Suva dengan membawa keripik singkong pedas, mi goreng dan bihun goreng. Tanpa diduga banyak sekali  terkumpul  makanan/minuman sumbangan masyarakat Indonesia sampai-sampai kekurangan meja untuk tempat hidangannya. Pihak KBRI sudah ketar-ketir, jangan-jangan makanan/minuman tersebut akan mubazir karena sedikitnya masyarakat Indonesia yang datang. Perlu diketahui masyarakat Indonesia di Fiji diperkirakan berjumlah 250 orang dan sebagian besar bekerja sebagai Anak Buah Kapal (ABK). Tahu sendiri bagaimana intensitas ABK yang bersandar di King Wharf. Apalagi saat ini wilayah Pasifik Selatan lagi musim ikan  sehingga banyak ABK yang pergi berlayar.

HALAMAN :
  1. 1
  2. 2
Mohon tunggu...

Lihat Sosbud Selengkapnya
Beri Komentar
Berkomentarlah secara bijaksana dan bertanggung jawab. Komentar sepenuhnya menjadi tanggung jawab komentator seperti diatur dalam UU ITE

Belum ada komentar. Jadilah yang pertama untuk memberikan komentar!
LAPORKAN KONTEN
Alasan
Laporkan Konten
Laporkan Akun