Mohon tunggu...
Cecep Gaos
Cecep Gaos Mohon Tunggu... Guru - Guru pecinta literasi

Guru Kota Padi

Selanjutnya

Tutup

Humaniora Pilihan

Jika Ingin Pendidikan Berkualitas dan Merata, Tanamkanlah Rasa Cemburu

29 April 2017   17:26 Diperbarui: 29 April 2017   17:56 1962
+
Laporkan Konten
Laporkan Akun
Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.
Lihat foto
Ilustrasi. https://www.kemdikbud.go.id

Rasa cemburu sangat dibutuhkan di dalam kehidupan. Cemburu itu tandanya cinta. Itulah kepercayaan yang selama ini telah diyakini benar oleh masyarakat umum. Selama ada rasa cemburu, benih-benih cinta akan tetap bersemayam dan tumbuh seiring berjalannya waktu. Cemburu akan terus mengikat hati selama dikontrol dengan baik. Selain itu, cemburu dapat menjadikan sebuah hubungan berjalan dengan penuh romantika dan dinamika. Itulah efek baik dari cemburu di dalam dunia percintaan.

Selain di dalam dunia percintaan, rasa cemburu juga sangat dibutuhkan dalam sisi-sisi kehidupan lain. Di dalam kehidupan sehari-hari, -misalnya- kita boleh cemburu terhadap orang lain yang baru saja membeli mobil baru. Sehingga rasa cemburu tersebut menjadikan kita berusaha lebih keras lagi untuk bisa mewujudkan keinginan seperti orang lain. Paling tidak, sekalipun kita tidak berhasil membeli mobil baru seperti orang lain tersebut, dengan usaha yang lebih keras kita dapat membeli motor baru atau sepeda baru, atau paling tidak mempunyai kelebihan dibandingkan sebelumnya. Dengan demikian kondisi dan kualitas hidup orang tersebut akan menjadi lebih baik.

Rasa cemburu juga sangat dibutuhkan di dalam dunia pendidikan. Seorang guru –misalnya- yang memiliki rasa cemburu (jealous teacher) akan menjadikan guru tersebut memiliki keinginan untuk lebih maju. Ada beberapa rasa cemburu yang dapat menjadikan seorang guru menjadi guru yang maju (progressive teacher).

Yang pertama adalah rasa cemburu akan kompetensi pedagogik yang bagus yang dimiliki guru lain. Dengan rasa cemburu ini, seorang guru akan terus berupaya meningkatkan kualitas pedagogiknya yang sangat dibutuhkan dalam mendidik anak-anaknya di sekolah. Dia akan terus berusaha dan belajar, memahami serta mengaplikasikan ilmu-ilmu pedagogik.

Yang kedua adalah rasa cemburu akan kompetensikepribadian yang baik yang dimiliki guru lain. Dengan rasa cemburu ini, seorang guru akan terus berusaha meningkatkan dan menjaga kualitas kepribadiannya dalam berhadapan dengan para peserta didiknya maupun dengan yang lainnya.  

Yang ketiga adalah rasa cemburu akan kompetensisosial yang baik yang dimiliki guru lain. Dengan rasa cemburu ini, seorang guru akan terus berusaha meningkatkan kualitas hubungan sosialnya, baik dengan peserta didik, rekan sejawat, pimpinan ataupun dengan masyarakat.

Yang keempat adalah rasa cemburu akan kompetensiprofesional yang mantap yang dimiliki guru lain. Dengan rasa cemburu ini, seorang guru akan terus berusaha dan berlomba-lomba meningkatkan kualitas profesionalnya dengan cara –misalnya- mengikuti kegiatan-kegiatan pengembangan profesi, workshop, dan lain sebagainya.

Selain itu, rasa cemburu juga harus dimiliki oleh satuan pendidikan, masyarakat, pemerintah dan para stake holder (pemangku kepentingan) pendidikan lainnya.

Satuan pendidikan (sekolah) harus cemburu dengan sekolah lain yang memiliki prestasi dan prestise yang baik. Dengan demikian, sekolah tersebut akan senantiasa berusaha untuk memperbaiki kekurangan-kekurangan yang dimilikinya, baik dari segi sarana prasarana, pendidik dan tenaga kependidikan, pengelolaan, dan lain sebagainya.  

Pun demikian dengan masyarakat. Masyarakat harus cemburu dengan masyarakat lainnya yang telah memiliki kepedulian terhadap dunia pendidikan sehingga mereka akan bahu-membahu ikut berperanserta membantu terciptanya pendidikan yang berkualitas di sekolah anak-anaknya masing-masing (parents involvement to education).  

Terlebih dengan pemerintah, pemerintah harus cemburu dengan negara-negara lain yang telah maju sistem pendidikannya. Dengan demikian, pemerintah akan mengeluarkan kebijakan-kebijakan yang bertanggung jawab dan berkeadilan dalam upaya mewujudkan pendidikan yang berkualitas dan merata.

HALAMAN :
  1. 1
  2. 2
Mohon tunggu...

Lihat Konten Humaniora Selengkapnya
Lihat Humaniora Selengkapnya
Beri Komentar
Berkomentarlah secara bijaksana dan bertanggung jawab. Komentar sepenuhnya menjadi tanggung jawab komentator seperti diatur dalam UU ITE

Belum ada komentar. Jadilah yang pertama untuk memberikan komentar!
LAPORKAN KONTEN
Alasan
Laporkan Konten
Laporkan Akun