Jeng...
Ingatkah beberapa tahun lalu? Saat senja mulai menguasai hari. Kala mentari mulai undur diri. Mata kita saling berpaut seolah berbicara mengungkapkan isi hati. Jantungku, entah jantungmu, berdebar tiada henti. Hatiku, entah hatimu, berbunga-bunga, bunga yang tak sempat ku mengerti. Kau tetap berlalu tertunduk tersipu malu tak bertepi.
Meski kau tetap langkahkan kaki. Sejenak kau tolehkan kepala. Seakan ada rasa yang terlupakan, 'tuk kau sampaikan dari hati. Bibir manismu merenggang seakan ingin mengucap kata. Namun rasa malumu terlihat mengalahkan bisikan hati. Terpancar dari rona merah di pipi.
Perlahan kau percepat gerak langkah di kakimu. Menyisakan siluet dan bayangan keanggunanmu. Kaupun berlalu dengan meninggalkan jejak cinta di hatiku.
Jeng...
Kini kau telah resmi jadi istri. Tak ada lagi rasa yang kau sembunyikan dalam hati. Tak ada lagi rasa malu yang terus membelenggu diri. Keluh kesah dapat kau ungkapkan tanpa rasa risi. Rasa syukur selalu kita ungkapkan pada Illahi Robbi. Rasa cinta dan sayang kita curahkan tanpa henti. 'Tuk membangun bahtera rumah tangga yang hakiki.
#CG @Karawang, 16-11-2017