Mohon tunggu...
Elkana Catur Hardiansah
Elkana Catur Hardiansah Mohon Tunggu... Konsultan - Urban Planner, Data Management Learner

Urban Planner, Urban Life enthusiast, Blogger, Traveller, Punya mimpi untuk menjadi lebih besar dari rumahnya Ketua IAP Bidang Kerjasama dan Livable City

Selanjutnya

Tutup

Nature Pilihan

Planolog (Lebih dari Sekadar) Merencanakan Kota

30 September 2019   20:48 Diperbarui: 30 September 2019   20:54 412
+
Laporkan Konten
Laporkan Akun
Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.
Lihat foto
Nature. Sumber ilustrasi: Unsplash

"Planning, also called urban planning or city and regional planning, is a dynamic profession that works to improve the welfare of people and their communities by creating more convenient, equitable, healthful, efficient, and attractive places for present and future generations." (American Planning Association's, 2011)

Pekerjaan perencanaan kota adalah pekerjaan yang berorientasi kepada kepentingan warga kota dan publik secara umum. Walau pernyataan tersebut bisa diputar-putar layaknya pernyataan para politisi, tetapi semua yang pernah mengenyam Pendidikan Teknik Planologi akan paham apa maksud dari kepentingan warga tersebut.

Pemaknaan kepentingan warga dan publik, baik diperhalus maupun diperkuat, tetap akan kembali pada nilai-nilai mengembalikan kesejahteraan warga kota dan memberikan alokasi ruang dengan prinsip berkeadilan, inklusif dan berkelanjutan. Para planolog tidak semata-mata bekerja atas nama kesahihan Analisa dan kecanggihan metode analitik, apabila kesemuanya tidak bisa menjamin alokasi ruang yang berkeadilan.

Mengutip sedikit pernyatan Carmon (2013) " .... society needs a body of knowledge and a group of carriers of this knowledge, who have a holistic view of the many components involved in the planning of the built environment and who can assimilate and integrate them into complex development processes". Pembangunan Perkotaan di Abad 21 yang demikian cepat ditandai dengan arus urbanisasi yang tinggi dan diikuti oleh penurunan kualitas lingkungan hunian semakin menegaskan kebutuhan perencana kota dalam dimensi pembangunan, khususnya di Indonesia

Beberapa tahun ini, bidang ilmu perencanaan kota mengalami berbagai tantangan dimana bidang ini dianggap (i) terlalu generalis dan tidak menyentuh persoalan mendasar; (ii) tidak inovatif dan berorientasi pada metodologi yang membosankan; (iii) hanya bisa merencana tanpa ada aksi; (iv) menghambat perizinan; (v) pekerjaan yang bisa dilaksanakan oleh profesi lain yang sudah baca-baca buku perencaan kota; dan (v) bukan bidang yang relevan dengan keinginan untuk percepatan pembangunan infrastruktur.

Sejatinya hal itu bukan membuat para lulusan sekolah perencanaan kota maupun inidividu yang berprofesi sebagai perencana kota kemudian berkecil hati maupun bersikap inferior terhadapnya. Sebagai bagian dari evaluasi kiprah para perencana setelah 60 tahun, hal-hal tersebut harus direspon baik dari pendidik di Kampus, organisasi profesi, maupun para individual yang memiliki passion di dunia perencanaan kota.

Menjadi seorang perencana kota tidak hanya mengimplementasikan Analisa-analisa termutakhir, metodologi tercanggih dalam prosesnya atau mempresentasikan secara ciamik. Menjadi Perencana Kota adalah melakukan alokasi sumber daya ruang yang menjamin keadilan seluruh kelompok, mensejahterakan warga kotanya, menghubungkan warga dengan ruang (people and place) dan menjamin keberlanjutan lingkungan.

Selamat Ulang Tahun Pendidikan Teknik Planologi yang ke 60.

The Proud and The Planners

Elkana Catur Hardiansah

Alumni Teknik Planologi

HALAMAN :
  1. 1
  2. 2
  3. 3
  4. 4
Mohon tunggu...

Lihat Konten Nature Selengkapnya
Lihat Nature Selengkapnya
Beri Komentar
Berkomentarlah secara bijaksana dan bertanggung jawab. Komentar sepenuhnya menjadi tanggung jawab komentator seperti diatur dalam UU ITE

Belum ada komentar. Jadilah yang pertama untuk memberikan komentar!
LAPORKAN KONTEN
Alasan
Laporkan Konten
Laporkan Akun