[caption id="attachment_171070" align="alignnone" width="300" caption="Stop Kekerasan"][/caption]
Valentine tak selamanya identik dengan ajang seks bebas. Banyak cara yang bisa kita lakukan untuk memperingati hari tersebut. Di Kompasiana, beberapa hari menjelang Valentine, bahkan hingga saat ini, kompasianerasyik-masyuk menulis artikel pro-kontra terhadap hari yang penuh cinta ini. Terdapat artikel yang menolak atas dasar historis, ada pula yang berdasar pada penyelewengan makna valentine. Lain halnya para fiksianer, mereka merayakannya dengan kolaborasi cerpen valentine (KCV).
Mengenai peringatan valentine, saya punya cerita sendiri. Semalam (13/02/2012), saya menerima pesan singkat ajakan menggelar aksi “Indonesia Tanpa Kekerasan” dari teman pecinta Gus Dur,
“Harap Sahabat hadir dalam aksi damai GusDurian. #IndonesiaTanpaKekerasan. 14/02 pukul 16:00 di Bundaran HI. Lawan Rezim penakut. Rakyat tolak tindak kekerasan atas nama Agama dan Ormas.Sebarkan untuk Indonesia!”
Begitu halnya saat saya membuka jejaring sosial, Facebook dan Twitter. Dengan nada serupa, mereka mengajak menggelar aksi damai “Indonesia Tanpa Kekerasan”, #IndonesiaTanpaFPI, dan sebagainya.
Sebagaimana telah dijadwalkan, hari ini puluhan orang melakukan aksi damai di bundaran HI. Dengan membawa spanduk anti-kekerasan, mereka menolak segala macam tindak kekerasan, terlebih atas nama Agama dan Ormas.
Menurut salah satu demonstran, selain memperingati hari valentine, aksi hari ini merupakan lanjutan dari penolakan masyarakat Dayak (Sabtu, 11/02/2012) terhadap pelantikan FPI Palangkaraya dari Jakarta.
Aksi yang berlangsung kurang lebih 2, 5 jam, berjalan dengan damai. Sekitar 100 personel polisi barjaga-jaga dalam aksi tersebut. Selamat hari valentine, mari ciptakan Indonesia damai tanpa kekerasan.[]
Berikut adalah beberapa gambar yang sempat terekam kamera kawan saya;
[caption id="attachment_171073" align="alignnone" width="300" caption="Kado seorang demonstran untuk Rizieq"]