Yogyakarta merupakan salah satu kota di Indonesia yang memiliki potensi wisata yang sangat banyak, selain itu mayoritas kebudayaannya juga masih terawat dengan baik, hal ini dapat dlihat misalnya di kawasan Malioboro, masih banyak para buruh angkut di sekitar pasar Beringharjo, dan tukang becak yang menggunakan pakaian Kebaya dan Jawi Jangkep untuk bekerja sehari-harinya.Â
Sudah tidak diragukan lagi bahwa Yogyakarta sebagai kota wisata memiliki berbagai kerajinan yang bisa dibawa pulang sebagai oleh-oleh untuk mereka yang pergi berlibur ke Yogyakarta, namun sejak pandemi covid-19 masuk ke indonesia wisatawan yang berkunjung ke Yogyakarta menurun cukup drastis, hal ini sedikit banyak berpengaruh pada orang-orang yang menggantungkan kehidupan mereka di sektor pariwisata khususnya.
Di Gunungkidul sendiri ada salah satu sentra usaha kerajinan kayu yang terletak di padukuhan Bobung, desa Putat, kecamatan Patuk, disini mayoritas masyarakatnya bekerja sebagai pengrajin topeng kayu, berbagai macam karakter topeng kayu mereka buat, selain itu juga ada pengrajin yang memuat peralatan dapur, mainan anak-anak yang berbahan dasar kayu, dan juga kerajinan bambu. Namun lagi-lagi karena pandemi ini, usaha yang sudah turun temurun terkendala hal tersebut.
Bapak Slamet Riyadi merupakan salah satu pengusaha topeng kayu yang ikut merasakan keterpurukan karena usaha yang sudah beliau jalankan selama bertahun-tahun harus terhenti.Â
Saat kelompok 046 KKN regular IT Universitas Muhammadiyah Yogyakarta berkunjung, Beliau menjelaskan sudah lama sejak pandemi ini melanda, Â banyak pengusaha yang memilih banting setir menjadi petani atau pekerjaan apapun yang bisa membuat mereka tetap bertahan melewati masa-masa sulit seperti sekarang ini.
Kerajinan kayu di padukuhan Bobung, khususnya kerajinan topeng kayu ini sebelumnya sudah mencapai pasar ekspor, bahkan mereka sempat beberapa kali mengadakan pameran di mancanegaa, begitu terasa perubahan yang terjadi sejak adanya pandemi, Bahkan saat kelompok KKN 046 Universitas Muhammadiyah Yogyakarta berkunjung, banyak kerajinan yang hanya tinggal memasarkan tapi harus terbengkalai karena pasar mereka terdampak covid-19.
Permasalahan lain yang mereka hadapi adalah kurangnya pengetahuan tentang teknologi komunikasi dan informasi, padahal saat ini media pemasaran online bisa membantu usaha mereka untuk tetap berjalan. Dengan adanya KKN regular IT Universitas Muhammadiyah Yogyakarta yang saat ini terfokus kepada UMKM lokal sebagai mitra, di daerah Yogyakarta dan Jawa tengah maka diharapkan sedikit banyak bisa membantu Mitra UMKM untuk bangkit kembali dan membantu mereka memahami teknologi komunikasi dan informasi terutama pemasaran produk melalui media online.