Mohon tunggu...
Coretan Dewi Murni
Coretan Dewi Murni Mohon Tunggu... Guru - Dakwah bil hikmah

Negeri berkah dengan syariah dan khilafah

Selanjutnya

Tutup

Sosbud

Pesona Muslimah Negarawan

6 Februari 2020   18:20 Diperbarui: 6 Februari 2020   18:39 2295
+
Laporkan Konten
Laporkan Akun
Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.

Nampaknya kajian keislaman sedang naik daun di negeri ini. Ramai dimana-mana. Apalagi setelah tersohornya para ustadz kekinian yang video ceramahnya viral di sosmed. Umat beramai-ramai menyemuti sudut-sudut masjid demi mendengarkan tausiyah sang Ustadz idola. Tentu saja hal itu merupakan kabar gembira bagi umat islam, mengingat betapa banyaknya ajaran islam yang ditinggalkan begitu saja. Tak terkecuali Balikpapan yang belum lama ini telah mengundang Ustadz Abdul Somad Lc, Ma.

Kehadiran beliau menjadi buah bibir masyarakat Balikpapan sejak beberapa bulan sebelum kedatangannya. Antusias tidak hanya merasuki para orang tua. Anak muda pun tak mau kalah. Meskipun sebenarnya mereka telah berkali-kali menonton ceramah beliau di youtube. Ini moment langka, kapan lagi bisa bertemu langsung dengan beliau, begitu kira-kira curahan hati mereka.

Sabtu, 24 Maret 2018 di Masjid Balikpapan Islamic Centre, dalam ceramahnya Ustad Abdul Somad dengan lantang menyebutkan bahwa perempuan adalah tiang negara. Ini menarik! Pasalnya dibulan Maret pula ada peringatan Hari Perempuan Internasional dan bulan ini, April, secara nasional ada peringatan hari Kartini. Kedua moment tersebut sama-sama berbincang soal perempuan yang konon katanya banyak menjadi korban penindasan.

Sungguh mempesonanya sosok perempuan sampai-sampai dirinya disebut-sebut sebagai tiang negara. Andai tiada tiang, maka bangunan akan rubuh berkeping-keping. Andai tiada perempuan, maka hilanglah masa depan peradaban. Pertanyaannya, atas sebab apakah perempuan memiliki pesona yang begitu indah? Jawabannya cukup sederhana, karena dia memiliki peran strategis dalam kehidupan bernegara.

Peran muslimah dalam membangun peradaban cemerlang setidaknya ada tiga. Pertama, sebagai ibu, pembina generasi. Kedua, sebagai pendidik masyarakat (pengemban dakwah). Ketiga, sebagai pengontrol dan pengawas berbagai kebijakan pemeritah.

Pertama, sebagai ibu, pembina generasi. Tidak sempurna menjadi seorang perempuan bila ia belum sampai pada level ibu, begitu orang bijak berkata. Ya, ibu adalah fitrahnya seorang perempuan sepanjang zaman. Ibu adalah bintangnya perempuan. Artinya, bila ia belum menjadi ibu, saat itu juga pesonanya belum berkilau. Kembali ke topik. Ibu adalah pencetak generasi yang akan meneruskan estafet peradaban dimasa depan.

Sejak dalam kandungan, selama sembilan bulan, seorang ibu sudah memulai program pendidikan bagi sang calon anak. Anak ibarat teko (ceret) yang kosong. Maka kepribadian seperti apa yang keluar dari teko tersebut tergantung dari didikan ibu. Di sinilah peran strategis sang ibu. Apabila ia mampu mendidikan anaknya untuk menjadi manusia yang berkepribadian islam, berjiwa pemimpin dan cerdas akalnya. Maka sang ibu tidak hanya sukses mendidik anaknya, tetapi secara tidak langsung dunia berhutang budi kepada kaum ibu.

Itulah kesempatan besar bagi seorang ibu berkarir di dalam rumahnya. Yang upahnya dibayar langsung oleh Allah berupa syurga, yang bahkan dengan menjadi ibu syurga terasa lebih dekat. Di bawah telapak kaki ibu.

Kedua sebagai pendidik masyarakat atau dalam ajaran islam disebut sebagai pengemban dakwah. Siapa bilang perempuan bisanya cuma beranak dirumah? Yang bilang begitu tanda kurangnya ngaji islam kaafah. Para perempuan muslimah selain memiliki peran sebagai pencetak generasi, ia juga aktif berinteraksi dengan masyarakat sebagai bentuk amar makruf nahi munkar. Memerintahkan kebaikan dan mencegah kemungkaran, yang hukumnya wajib atas setiap individu muslim. Dengan mengandalkan segenap kemampuannya ia turut aktif dalam mencerdaskan masyarakat dengan melakukan pembinaan islam secara intersif.

Di samping itu, perempuan muslimah sejati tentu memiliki kepekaan terhadap permasalahan yang menimpa lingkungan, masyarakat dan negaranya. Yang kemudian akan mendorongnya berupaya memberikan solusi terbaik, sesuai pandangan islam, sebagai jalan keluarnya. Tentunya bersama-sama komponen masyarakat lainnya. Sehingga ia bukanlah sosok yang individualisme, fokus pada masalah pribadinya saja. Sebaliknya, perempuan muslimah justru merupakan makhluk indah yang peduli terhadap nasib bangsa dan negaranya.

Dalam islam, para perempuan yang memiliki keahlian dan pengetahuan dibidang-bidang penting akan didorong untuk mengaplikasikan potensinya. Tujuannya jelas, demi kebaikan masyarakat dan negara akan memberikan apresiasi sebesar-besarnya baik berupa upah, fasilitas dan sebagainya. Semisal menjadi dokter, guru, pengamat sosial politik, penulis dan pengusaha. Dengan begitu, para muslimah diharapkan mampu menyediakan konsep penyelesaian atas probematika masyarakat. Dan pada akhinya, muslimah negarawan akan dijadikan pemimpin sekaligus rujukan oleh umat dalam menyelesaikan segara probematika kehidupan. Sungguh mempesona, bukan?

HALAMAN :
  1. 1
  2. 2
Mohon tunggu...

Lihat Konten Sosbud Selengkapnya
Lihat Sosbud Selengkapnya
Beri Komentar
Berkomentarlah secara bijaksana dan bertanggung jawab. Komentar sepenuhnya menjadi tanggung jawab komentator seperti diatur dalam UU ITE

Belum ada komentar. Jadilah yang pertama untuk memberikan komentar!
LAPORKAN KONTEN
Alasan
Laporkan Konten
Laporkan Akun