Warung kaki lima yang menyediakan kuliner tempe penyet (Sumber: i.ytimg.com)
Pedagang kuliner lalapan yang biasa mangkal di pinggir jalan di beberapa kota besar di Indonesia sudah tidak asing lagi. Banner atau spanduk besar yang bergambar burung dara, ikan lele, ayam dan tempe sangat khas sebagai ciri warung yang menyediakan kuliner lalapan khas Jawa khususnya Jawa Timur. Sama halnya warung lalapan yang sering mangkal di beberapa ruas jalan di Bali khususnya Kota Denpasar menjadi pemandangan menarik saat rasa lapar mendera.
Setiap memandang reklame pedagang kaki lima yang menjual kuliner lalapan, sontak membuat perut saya untuk mencobanya. Jujur, kuliner yang disajikan selalu cocok di lidah. Apalagi, kuliner Tempe Penyet merupakan kuliner idaman saat bertandang di pedagang kaki lima yang berselimutkan gambar burung dara dan ikan lele tersebut. Tempe penyet yang terdiri dari tempe dan terong yang digoreng dan dipadupadankan dengan kol, mentimun, daun kemangi yang masih mentah selalu mengoda selera.
Ditambah lagi dengan ulekan sambel yang pedas membuat selera makan makin menggelora. Apalagi, saat kondisi perut sedang lapar. Sungguh, makanan wajib yang bisa dinikmati kapan saja. Kuliner yang didominasi oleh tempe goreng memang menjadi ikon pedagang lalapan di mana saja. Bahkan, tempe sebagai menu wajib mulai naik kelas dan bukan sebagai kuliner biasa.

Perlu diketahui bahwa tempe merupakan makanan yang dibuat dari fermentasi terhadap biji kedelai atau beberapa bahan lain yang menggunakan beberapa jenis kapang Rhizopus, seperti Rhizopus oligosporus, Rh. oryzae, Rh. stolonifer (kapang roti), atau Rh. arrhizus. Bahan untuk proses  fermentasi tersebut lebih familiar dikenal sebagai "ragi tempe". Dari hasil peragian tersebut menjadi warna tempe yang sudah jadi menjadi keputih-putihan.
Kuliner tempe penyet jika disediakan di restoran akan menjadi kuliner mewah. Saya pernah menikmati kuliner tempe penyet yang disajikan dalam cobek kecil di sebuah restoran di Kota Denpasar yang harganya bisa 3 kali lipat seperti yang biasa saya nikmati di kuliner lalapan kaki lima. Padahal, dulu tempe menjadi ikon makanan kaum marginal dan sebagai penanda kaum yang berotak pas-pasan.
"Makanya, jangan kebanyakan makan tempe, otakmu jadi ikut-ikutan tempe. Lembek, gak ada mutunya!"
Sungguh kalimat di atas menjadi sebuah sindiran yang membuat kita merah telinga. Ya, puluhan tahun yang lalu tempe identik dengan orang yang lamban bekerja dan tidak punya kecerdasan atau kreatifitas dalam bekerja. Sebuah anggapan yang salah kaprah dan berlangsung lama yang membudaya dalam kehidupan kita.  Kini, faktanya justru gara-gara tempe banyak anak bangsa yang mampu mendulang prestasi di kancah nasional maupun internasional. Siswa-siswa berprestasi yang berasal dari desa yang jauh dari gemerlapnya kota dan tempe menjadi kuliner andalan  mampu membuat prestasi yang luar biasa.
Pamor tempe menjadi kian menanjak kelasnya tatkala Rustono orang asli Yogyakarta (pemilik Rusto Tempeh) yang sekarang tiinggal di Jepang mengembangkan bisnis tempe bersama istrinya yang asli warga negara Matahari terbit. Bahkan, bisnis tempenya kian berkembang ke daratan Eropa. Bukan itu saja, tempe kini menjadi kuliner mahal yang kian digandrungi warga dunia. Â Menarik lagi, berbagai penelitian di sejumlah negara, seperti Jerman, Jepang, dan Amerika Serikat yang bertujuan untuk membuat jenis tempe yang baik. Itulah sebabnya, Indonesia berusaha mengembangkan galur (strain) unggul Rhizopus untuk menghasilkan tempe yang lebih cepat, berkualitas, atau memperbaiki kandungan gizi tempe.

Setelah dipahami lebih jelas ternyata tempe bukanlah makanan yang dianggap remeh. Ketika tempo dulu tempe menjadi makanan kelas bawah, di mana tempe dianggap tidak memberikan nutrisi yang baik bagi orang menikmatinya. Kini, tempe merupakan makanan mewah di beberapa negara di dunia karena kandungan tempe yang luar biasa.
Fakta, tempe justru memiliki kandungan nutrisi yang baik bagi tubuh. Di dalam tempe memiliki manfaat luar biasa bagi kesehatan yang kaya gizi dan mengandung protein nabati dan asam amino. Lanjut, tempe juga mengandung berbagai jenis vitamin B, Â zat besi, zinc, isoflavon, riboflavon,lemak nabati, fosfor, karoten.Â
Bahkan, berbagai macam kandungan dalam tempe mempunyai nilai obat, seperti antibiotika untuk menyembuhkan infeksi dan antioksidan pencegah penyakit degeneratif. Kandungan vitamin dalam tempe juga banyak sekali yaitu: vitamin yang larut air (vitamin B kompleks) dan yang larut lemak (vitamin A, D, E, dan K). Jenis vitamin yang terkandung dalam tempe antara lain vitamin B1 (tiamin), B2 (riboflavin), asam pantotenat, asam nikotinat (niasin), vitamin B6 (piridoksin), dan B12 (sianokobalamin).
Yang bikin kaget adalah tempe bisa menghambat penuaan. Hal ini dikarenakan tempe berpotensi untuk melawan radikal bebas, sehingga dapat menghambat proses penuaan dan mencegah terjadinya penyakit degeneratif(aterosklerosis, jantung koroner, diabetes melitus, kanker, dan lain-lain). Oleh sebab itu, rajin-rajinlah makan tempe agar bisa awet muda. Dan, saya senang sekali ketika menikmati kuliner tempe penyet agar badan tetap sehat. Selain itu, tempe juga mengandung zat antibakteri penyebab diare, penurun kolesterol darah, pencegah penyakit jantung, hipertensi, dan lain-lain.
Setelah anda memahami tentang kandungan nutrisi yang ada pada tempe, maka anda akan berpikir seribu kali bahwa tempe adalah makanan kelas bawah. Sungguh tidak, tempe justru merupakan makanan khas rakyat Indonesia yang membuat para pejuang gigih dan sehat saat melawan penjajah. Terpenting, mengkonsumsi tempe tidak membuat anda menjadi berotak "tempe" dalam kapasitas stigma lama yang lembek dan bodoh tetapi menjadi otak "tempe" yang penuh nutrisi dan brilian untuk melanjutkan estafet pembangunan bangsa.
Jadi, saat saya dan anda menikmati kuliner tempe penyet di pedagang kaki lima kuliner lalapan maka sesungguhnya anda sedang menambah kecerdasan yang suatu saat nanti akan berkontribusi membangun bangsa. Tak perlu malu dengan orang atau bangsa lain yang makannya di Kentaki, Pitzahat atau Mekdi. Karena, urusan makan bukanlah masalah gengsi-gengsian tetapi menjurus ke nutrisi. Tempe yang merupakan makan sederhana sesungguhnya kuliner yang mempunyai banyak kandungan untuk kesehatan tubuh.
"Biar saya makannnya tempe, tetapi otak saya sungguh parlente"
Untuk menghindari kesan "tempe" sebagai kuliner pinggiran maka ada beberapa pihak yang memproduksi tempe secara higienis dan modern. Lebih asik lagi jika pemasaran tempe tersebut melalui onlinemengikuti tren digital sekarang ini. Setiap orang bisa memesan tempe dengan mudah tanpa perlu datang ke lokasi produksi atau tempat penjualan konvensional.Â
Apalagi, jika jaringan ekstra luas sebuah provider yang dipakai pada gadgetmembuat konsumen di mana saja bisa memesan tempe dengan mudah. Si biru XL dengan sinyal yang kuat dan stabil bisa menjadi pilihan terbaik saat anda memesan kuliner apapun melalui online,termasuk kuliner tempe penyet. Wuih, mantap banget. Yang jelas, saya semakin pede menikmati kuliner tempe penyet. Wong, tempe penyet bikin saya tambah pinter saat ngeblog, kok! (buz)  Â
Referensi:
Follow Instagram @kompasianacom juga Tiktok @kompasiana biar nggak ketinggalan event seru komunitas dan tips dapat cuan dari Kompasiana. Baca juga cerita inspiratif langsung dari smartphone kamu dengan bergabung di WhatsApp Channel Kompasiana di SINI