Mohon tunggu...
Casmudi
Casmudi Mohon Tunggu... Full Time Blogger - Seorang bapak dengan satu anak remaja.

Travel and Lifestyle Blogger I Kompasianer Bali I Danone Blogger Academy 3 I Finalis Bisnis Indonesia Writing Contest 2015 dan 2019 I Netizen MPR 2018

Selanjutnya

Tutup

Lyfe

Tempe Penyet, Kuliner Lezat yang Gak Bikin Berotak "Tempe"

21 Oktober 2017   22:15 Diperbarui: 21 Oktober 2017   23:34 1629
+
Laporkan Konten
Laporkan Akun
Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.

Warung kaki lima yang menyediakan kuliner tempe penyet (Sumber: i.ytimg.com)

Pedagang kuliner lalapan yang biasa mangkal di pinggir jalan di beberapa kota besar di Indonesia sudah tidak asing lagi. Banner atau spanduk besar yang bergambar burung dara, ikan lele, ayam dan tempe sangat khas sebagai ciri warung yang menyediakan kuliner lalapan khas Jawa khususnya Jawa Timur. Sama halnya warung lalapan yang sering mangkal di beberapa ruas jalan di Bali khususnya Kota Denpasar menjadi pemandangan menarik saat rasa lapar mendera.

Setiap memandang reklame pedagang kaki lima yang menjual kuliner lalapan, sontak membuat perut saya untuk mencobanya. Jujur, kuliner yang disajikan selalu cocok di lidah. Apalagi, kuliner Tempe Penyet merupakan kuliner idaman saat bertandang di pedagang kaki lima yang berselimutkan gambar burung dara dan ikan lele tersebut. Tempe penyet yang terdiri dari tempe dan terong yang digoreng dan dipadupadankan dengan kol, mentimun, daun kemangi yang masih mentah selalu mengoda selera.

Ditambah lagi dengan ulekan sambel yang pedas membuat selera makan makin menggelora. Apalagi, saat kondisi perut sedang lapar. Sungguh, makanan wajib yang bisa dinikmati kapan saja. Kuliner yang didominasi oleh tempe goreng memang menjadi ikon pedagang lalapan di mana saja. Bahkan, tempe sebagai menu wajib mulai naik kelas dan bukan sebagai kuliner biasa.

tempe-penyet-yang-dibeli-dari-warung-lalapan-kaki-lima-langganan-59eb63a04869325ae3212642.jpg
tempe-penyet-yang-dibeli-dari-warung-lalapan-kaki-lima-langganan-59eb63a04869325ae3212642.jpg
Tempe penyet yang dibeli dari warung lalapan kaki lima langganan (Sumber: dokumen pribadi)

Perlu diketahui bahwa tempe merupakan makanan yang dibuat dari fermentasi terhadap biji kedelai atau beberapa bahan lain yang menggunakan beberapa jenis kapang Rhizopus, seperti Rhizopus oligosporus, Rh. oryzae, Rh. stolonifer (kapang roti), atau Rh. arrhizus. Bahan untuk proses  fermentasi tersebut lebih familiar dikenal sebagai "ragi tempe". Dari hasil peragian tersebut menjadi warna tempe yang sudah jadi menjadi keputih-putihan.

Kuliner tempe penyet jika disediakan di restoran akan menjadi kuliner mewah. Saya pernah menikmati kuliner tempe penyet yang disajikan dalam cobek kecil di sebuah restoran di Kota Denpasar yang harganya bisa 3 kali lipat seperti yang biasa saya nikmati di kuliner lalapan kaki lima. Padahal, dulu tempe menjadi ikon makanan kaum marginal dan sebagai penanda kaum yang berotak pas-pasan.

"Makanya, jangan kebanyakan makan tempe, otakmu jadi ikut-ikutan tempe. Lembek, gak ada mutunya!"

Sungguh kalimat di atas menjadi sebuah sindiran yang membuat kita merah telinga. Ya, puluhan tahun yang lalu tempe identik dengan orang yang lamban bekerja dan tidak punya kecerdasan atau kreatifitas dalam bekerja. Sebuah anggapan yang salah kaprah dan berlangsung lama yang membudaya dalam kehidupan kita.  Kini, faktanya justru gara-gara tempe banyak anak bangsa yang mampu mendulang prestasi di kancah nasional maupun internasional. Siswa-siswa berprestasi yang berasal dari desa yang jauh dari gemerlapnya kota dan tempe menjadi kuliner andalan  mampu membuat prestasi yang luar biasa.

Pamor tempe menjadi kian menanjak kelasnya tatkala Rustono orang asli Yogyakarta (pemilik Rusto Tempeh) yang sekarang tiinggal di Jepang mengembangkan bisnis tempe bersama istrinya yang asli warga negara Matahari terbit. Bahkan, bisnis tempenya kian berkembang ke daratan Eropa. Bukan itu saja, tempe kini menjadi kuliner mahal yang kian digandrungi warga dunia.  Menarik lagi, berbagai penelitian di sejumlah negara, seperti Jerman, Jepang, dan Amerika Serikat yang bertujuan untuk membuat jenis tempe yang baik. Itulah sebabnya, Indonesia berusaha mengembangkan galur (strain) unggul Rhizopus untuk menghasilkan tempe yang lebih cepat, berkualitas, atau memperbaiki kandungan gizi tempe.

rusto-s-tempeh-59eb6406f7afdd784276e582.jpg
rusto-s-tempeh-59eb6406f7afdd784276e582.jpg
Rusto's Tempeh (Sumber:  http://goukm.id)

HALAMAN :
  1. 1
  2. 2
Mohon tunggu...

Lihat Konten Lyfe Selengkapnya
Lihat Lyfe Selengkapnya
Beri Komentar
Berkomentarlah secara bijaksana dan bertanggung jawab. Komentar sepenuhnya menjadi tanggung jawab komentator seperti diatur dalam UU ITE

Belum ada komentar. Jadilah yang pertama untuk memberikan komentar!
LAPORKAN KONTEN
Alasan
Laporkan Konten
Laporkan Akun