Saat mengambil beberapa foto di monumen batas akhir, kami tidak lupa untuk memberikan informasi ke keluarga di Ngawi melalui perangkat gadget. Seperti biasanya, kami selalu memberikan informasi tentang keberadaan (posisi) saat pulang kampung agar keluarga tidak merasa was-was. Dengan jaringan XL yang ekstra luas, komunikasi kami menjadi mengalir. Sinyal yang kuat dan stabil menjadikan komunikasi kami tanpa hambatan. "Tekan Ngawi jam piro ketoke" (Sampai Ngawi jam berapa kayaknya) tanya dari suara nun jauh di Ngawi. "Insya Allah jam 3 sore tekan omah"(Insya Allah, jam 3 sore nyampe rumah) jawab mantan pacar percaya diri.
Kenyataannya, sampai di rumah meleset 2,5 jam. Sungguh, perjalanan mudik yang membutuhkan waktu 24,5 jam (1 hari lebih) benar-benar menguras energi dan nyali. Berangkat dari Kota Denpasar pukul 17.00 dan sampai di Kota Ngawi Jawa Timur pukul 17.30 keesokan harinya. Namun, perasaan takjub atas Monumen Jalan Anyer-Panarukan karya Daendels dan bandelnya sinyal XL menjadi pengobat rindu. Jangan kapok mudik ya?
Referensi:Â Beritatrans.com, Historia.id, Reidfile.com, Wikipedia
Baca konten-konten menarik Kompasiana langsung dari smartphone kamu. Follow channel WhatsApp Kompasiana sekarang di sini: https://whatsapp.com/channel/0029VaYjYaL4Spk7WflFYJ2H