Mohon tunggu...
Casiya Safitri
Casiya Safitri Mohon Tunggu... Mahasiswa Universitas Airlangga

Saya ada seorang Mahasiswa semester pertama program studi Antropologi di Universitas Airlangga.

Selanjutnya

Tutup

Pendidikan Pilihan

Antropologi Ragawi: Ilmu di Balik Keberagaman Fisik Manusia

13 Desember 2024   10:45 Diperbarui: 13 Desember 2024   09:43 179
+
Laporkan Konten
Laporkan Akun
Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.
Lihat foto
https://pin.it/5ff4uKNU6

Antropologi, mungkin jarang terdengar di telinga umum, khususnya di Indonesia. Karena, antropologi sendiri masih sangat minim dan kurangnya ahli di Indonesia. Seiring berjalannya waktu, akhirnya masyarakat mulai mengenali antropologi, dan menjadi salah satu ilmu penting untuk kita.

Jadi, apa sih antropologi itu?

Antropologi sendiri berasal dari kata anthropos yang berarti manusia dan logos yang berarti ilmu dalam Bahasa Yunani. Menurut Harsojo, antropologi adalah ilmu pengetahuan yang mempelajari tentang umat manusia sebagai makhluk masyarakat, terutama pada sifat-sifat khusus badani dan cara-cara produksi, tradisi-tradisi dan nilai-nilai yang membuat pergaulan hidup menjadi berbeda dari yang satu dengan lainnya.

Sementara menurut Koentjaraningrat adalah ilmu yang memperhatikan lima buah masalah mengenai makhluk hidup yang berdasarkan perkembangan manusia, sejarah dan asal usulnya. Koentjaraningrat merupakan antropolog pertama di Indonesia. Beliau telah mendirikan jurusan antropologi di berbagai universitas di Indonesia.

Antropologi sendiri terbagi menjadi beberapa jenis fokus keilmuan. Dan yang paling sering ditemui adalah Antropologi Sosial-Budaya (Sosbud) dan Antropologi Ragawi. Antropologi Sosbud sendiri lebih fokus kepada nilai-nilai sejarah, kepercayaan, praktik kebudayaan dan sisi sosial. Sedangkan Antropologi Ragawi sendiri lebih berfokus kepada antropologi fisik, yang berfokus kepada evolusi, struktur tubuh, dan genetik.

Secara garis besar, antropologi ragawi adalah ilmu yang mempelajari manusia dari segi fisik dan hubungannya dengan lingkungan, termasuk lingkungan biotik dan abiotik. Antropologi ragawi juga mempelajari evolusi manusia, hubungannya dengan hewan lain, dan khususnya hubungannya dengan primata.

Antropologi ragawi sendiri memiliki banyak fungsi dan fokus keilmuan, khususnya pada bidang Paleoantropologi dan Antropologi Forensik. Dalam beberapa kasus, khususnya di Indonesia sendiri, banyak sekali peninggalan-peninggalan yang terkubur, oleh karena itu Antropologi Ragawi dibutuhkan untuk meneliti hal tersebut.

Jadi, apa hubungan antara antropologi ragawi dengan keberagaman fisik manusia?

Keberagaman fisik manusia menjadi salah satu fokus keilmuan yang ditekuni antropologi. Dalam kasusnya, antropologi ragawi meneliti beberapa aspek sebagai berikut:

1. Genetik

Variasi genetik berperan besar dalam membentuk ciri-ciri fisik manusia, termasuk warna kulit, mata, dan rambut. Misalnya, pigmentasi kulit adalah respons adaptif terhadap intensitas sinar ultraviolet.

2. Lingkungan

Lingkungan tempat manusia tinggal mempengaruhi bentuk tubuh dan kebiasaan hidup. Contohnya, masyarakat di dataran tinggi seperti Tibet memiliki kemampuan mengolah oksigen lebih baik karena adaptasi genetik terhadap ketinggian.

3. Evolusi

Kajian ini melibatkan studi tentang nenek moyang manusia, termasuk fosil-fosil hominin, untuk memahami bagaimana manusia modern (Homo sapiens) berevolusi dari makhluk-makhluk purba. Seleksi alam memainkan peran penting dalam menentukan ciri-ciri fisik yang bertahan dari generasi ke generasi.

4. Kesehatan dan Paleopatologi

Ilmu ini juga mempelajari pola penyakit pada manusia di masa lalu melalui analisis kerangka atau mumi, yang dapat memberikan wawasan tentang kehidupan sosial dan kebiasaan nenek moyang kita.

Aspek-aspek tersebut dapat diaplikasikan terhadap kehidupan sehari-hari sebagai profesi yang bisa ditekuni, seperti forensik, kesehatan publik dan pemahaman sejarah untuk pendidikan.

Secara forensik, ilmu antropologi ragawi digunakan untuk mengidentifikasi jenazah berdasarkan struktur tulang, membantu penyelesaian kasus kriminal atau arkeologi.

Untuk kesehatan publik sendiri penelitian adaptasi genetik memberikan wawasan tentang kerentanan atau resistensi terhadap penyakit tertentu, seperti malaria atau intoleransi laktosa.

Dan yang terakhir adalah pemahaman sejarah. Sebagai seorang manusia tentunya kita harus mengenal nenek moyang kita, dari mana kita berasal dan lainnya. Dengan meneliti fosil dan pola migrasi, antropologi ragawi membantu menyusun cerita lengkap tentang perjalanan manusia dari masa lalu hingga sekarang.

Antropologi ragawi memiliki peran penting dalam memahami keberagaman manusia. Ilmu ini menunjukkan bahwa perbedaan fisik bukanlah dasar untuk diskriminasi, tetapi cerminan adaptasi manusia terhadap lingkungan yang berbeda. Melalui pemahaman ini, antropologi ragawi dapat membantu mengurangi prasangka sosial terkait perbedaan fisik antar individu atau kelompok.

Follow Instagram @kompasianacom juga Tiktok @kompasiana biar nggak ketinggalan event seru komunitas dan tips dapat cuan dari Kompasiana. Baca juga cerita inspiratif langsung dari smartphone kamu dengan bergabung di WhatsApp Channel Kompasiana di SINI

HALAMAN :
  1. 1
  2. 2
  3. 3
Mohon tunggu...

Lihat Konten Pendidikan Selengkapnya
Lihat Pendidikan Selengkapnya
Beri Komentar
Berkomentarlah secara bijaksana dan bertanggung jawab. Komentar sepenuhnya menjadi tanggung jawab komentator seperti diatur dalam UU ITE

Belum ada komentar. Jadilah yang pertama untuk memberikan komentar!
LAPORKAN KONTEN
Alasan
Laporkan Konten
Laporkan Akun