Pernahkah dari setiap kita mendengar istilah "balanced scorecard"? Sebelum kita masuk lebih detail, pertama-tama kita perlu memahami pentingnya balanced scorecard karena merupakan pengelolaan serta penilaian kinerja pada perusahaan yang diukur dari 4 perspektif (Keuangan, Pelanggan, Proses Usaha Internal, Pembelajaran dan Pertumbuhan).(Robert S. Kaplan dan David P. Norton 1992)
Implementasi balanced scorecard pada perusahaan tidak selamanya berjalan mulus karena adanya hambatan pada visi dan misi perusahaan itu sendiri yang dikarenakan kurangnya informasi dan sosialisasi mengenai visi dan misinya, hambatan selanjutnya pada orang/pelaku dimana semua karyawan tidak mempunyai motivasi akan pentingnya visi dan misi dalam perusahaan, hambatan dari manajemen yang tidak mempunyai waktu untuk membahas strategi perusahaan dikarenakan banyak menghabiskan waktu untuk pekerjaan yang rutinitas, dan yang terakhir adalah hambatan dari sumber daya yang berkaitan dengan modal perusahaan karena pelaksanaan strategi juga membutuhkan biaya. Balanced scorecard ada dikarenakan gesekan persaingan bisnis, sehingga perusahaan secara tidak langsung memikirkan alat ukur yang baru untuk dipakai perusahaan dalam mengukur kinerja.

Seperti kita ketahui,beberapa tahun terakhir ini dihebohkan oleh virus corona yang sering disebut Covid19. Virus ini pertama kali muncul di Negara Tirai Bambu, yang jika telusur lebih lagi virus ini muncul dari sebuah pasar. Biasanya sih pasar identik dengan jual sayur, tahu, tempe, sosis dan yang siap diolah untuk dimakan. Tapi kali ini pasar yang dimaksud bukan pasar seperti gitu, pasar yang lebih menjual kearah hewan yang tidak lazim seperti pada umumnya seperti kelelawar, hewan liar, hewan ternak, dan lain sebagainya, mungkin sih bisa disebut pasar khusus hewan kali ya. Menurut penulis bukan salah pasarnya sih karena pasarnya kan udah lama sejak dulu dan tidak terjadi apa-apa. Di Indonesia juga ada pasar hewan ekstrim seperti Kota Tomohon Sulawesi Utara tetapi tidak terjadi apa-apa. Lebih jelasnya lagi teman-teman bisa baca disini penyebab munculnya Covid19 di Negara Tirai Bambu.Â
Awalnya sih di Indonesia santai tuh sama si Covid19, yang di negara lain pada bingung pakai masker lah terus isolasi mandiri dan lain sebagainya.. Kita nih warga Indonesia beranggapan gak mungkin Indonesia kena soalnya iklimnya panas bangett, mungkin virusnya mati ditengah perjalanan.. Ehh takdir berkata lain, tiba-tiba di televisi muncul berita pas tanggal 2 Maret 2020 yang disampaikan langsung oleh Presiden kita tercinta Bapak Jokowi kalau di Indonesia ada yang kena Covid19. Kata Presiden kita Bapak Jokowi yang kena 2 orang, yang 1 ibu-ibu dengan usia 64 tahun dan anaknya perempuan dengan usia 31 tahun. Kita nih sebagai pendengar berita kan langsung pada heboh kok bisa??? Ternyata 2 orang itu habis ketemuan sama orang Jepang yang kena Covid19, jadilah tertular. Orang-orang pada panik nihh gimana sihh si Covid19 ini bisa menyebar, teman-teman bisa baca artikel ini penyebaran Covid19. Dari 2 orang, ehh menyebar itu si Covid19 sampai berjuta2 orang Indonesia pada kena, banyak yang meninggal dari sanak saudara, terus banyak yang sakit juga sampai rumah sakit pada penuh banget pada saat itu. Banyak yang sampai isolasi mandiri dirumah juga, karena ketersediaannya rumah sakit gak ada. Apalagi si Covid19 ini bermutasi terus nih dari Aalpha ,terus berubah jadi Beta, lanjut lagi jadi Gamma, yang paling mengerikan sih pada saat bermutasi jadi Delta karena banyak banget kasus ini menelan korban jiwa, dan yang terakhir Omicron.Â
Si Covid19 ini merugikan banget, salah satunya dari segi usaha atau bisnis. Banyak sekali para pengusaha yang gulung tikar pada saat si Covid19 ini muncul. Memang sih gak semua jenis usaha yang mengalami gulung tikar pada saat si Covid19 ini. Â Ada juga yang usahanya makin ramai gara-gara si Covid19 ini, yang ramai tuh rumah sakit penuh sampe gak ada slot kosong terus obat-obatan kosong pada habis semua, apalagi kan Presiden mengumumkan menggunakan masker dan hand sanitizer, 2 barang ini juga tiba-tiba menjadi langka, kalau adapun wahh harganya gak masuk akal. Harga masker yang biasa per kotak dibawah 50 ribu, langsung naik dratis jadi 400-500 ribu per kotak. Selain itu disinfektan juga pada kosong karena semua pada semprot-semprot biar hilang virusnya. Pokoknya sih yang lagi naik daun itu usaha yang bergerak dibidang kesehatan. Oh ia sampai lupa susu yang ada iklan naganya juga sampe kosong dan kalau adapun harganya mahal banget, yang biasanya per kaleng cuma 10rban ini bisa sampe 15-20 ribu.. Ntah dari mana issue yang katanya kalau minum susu itu bisa buat terhindar dari si Covid19 ini. Yahh begitulah meskipun harganya gak masuk akal kita sebagai kaum awam akan berusaha semaksimal mungkin supaya terhindar dari si Covid19 ini.
Bagaimana dengan jenis usaha yang bukan dibidang kesehatan? Banyak sekali para pengusaha melakukan berbagai cara agar usahanya tetap berjalan dengan cara memotong gaji karyawan, melakukan PHK, memberikan diskon supaya banyak yang membeli produknya, work from home yang selain anjuran dari pemerintah supaya mengurangi adanya penyebaran Covid19 juga mengurangi biaya listrik, air, telpon dan internet. Meskipun para pengusaha sudah melakukan yang semaksimal mungkin, tetapi masih mengalami kerugian yang cukup dratis menyebabkan banyaknya usaha yang tutup entah itu tutup sementara atau permanen. Contohnya usaha dibidang perhotelan yang tutup terutama di Bali, yang seperti kita tau Bali merupakan tempat pariwisata baik wisatawan domestik maupun mancanegara. Dikarenakan semua penerbangan ditutup jadi para wisatawan mancanegara tidak bisa datang ke Bali, secara tidak langsung Bali sepi jadi tidak ada wisatawan yang menginap di hotel/villa. Satu per satu hotel/villa tutup di Bali, yang biasanya jalan kuta itu ramai tetapi pada saat Covid19 menyebabkan jalan sepi yang tidak menggambarkan wilayah kuta sama sekali.Â

1. Harga kamar hotel harus tetap bersaing dengan kompetitor lain tanpa mengurangi fasilitas yang ada.