Selama ini, kita sering mengidentikkan red flag atau tanda bahaya hanya dalam hubungan percintaan. Pasangan yang terlalu posesif,        manipulatif, tidak konsisten, atau membuat kita merasa rendah diri seringkali menjadi topik hangat di media sosial.
Tapi,, pernahkah kita berpikir bahwa red flag juga bisa muncul dalam pertemanan? Banyak orang terjebak dalam pertemanan yang sebenarnya tidak sehat, namun tetap dipertahankan dengan dalih "dia sudah menjadi temanku dari lama" atau "memang sifatnya begitu."
Padahal, pertemanan yang buruk bisa sama berbahayanya dengan hubungan asmara yang toxic.Â
Kita bisa kelelahan secara emosional, kehilangan rasa percaya diri, bahkan mengalami krisis identitas hanya karena berada di lingkungan pertemanan yang salah.
Red flag dalam pertemanan bisa muncul dalam berbagai bentuk. Salah satunya adalah teman yang hanya muncul saat butuh. Mereka tak segan meminta bantuan atau dukungan saat sedang kesulitan, tapi giliran kita yang membutuhkan, mereka menghilang tanpa jejak.
Ada juga yang gemar merendahkan kita dengan alasan bercanda padahal ucapan mereka menyakitkan dan terus diulang meskipun kita merasa tidak nyaman.
Ada pula red flag dalam bentuk persaingan yang tidak sehat. Mereka seolah ingin kita gagal agar mereka bisa tampak lebih baik. Dibalik senyum dan pujian, tersimpan rasa iri dan keinginan untuk menjatuhkan.Â
Yang lebih parah, ada teman yang posesif, mencoba mengontrol hidup kita, atau menjauhkan kita dari orang lain dengan alasan "aku cuma nggak mau kamu disakiti orang."
Padahal mereka sedang membatasi kita agar tetap dalam kendali mereka. Red flag lainnya adalah teman yang tak pernah mau mengakui kesalahan atau meminta maaf.
Segala masalah selalu dianggap salah kita, dan mereka menolak bertanggung jawab atas ucapan atau tindakan yang menyakiti. Dalam jangka panjang, hal ini bisa membuat kita merasa bersalah terus-menerus dan mempertanyakan harga diri sendiri. Pertemanan harusnya menjadi ruang aman untuk bertumbuh. Tempat di mana kita bisa menjadi diri sendiri tanpa takut dihakimi.Â