Mohon tunggu...
Carni Sitiani
Carni Sitiani Mohon Tunggu... Mahasiswa

Memasak

Selanjutnya

Tutup

Diary Pilihan

Jangan Sembuh Karena Tuntutan, Tapi Karena Kamu Memang Siap

10 Juli 2025   11:44 Diperbarui: 10 Juli 2025   11:44 76
+
Laporkan Konten
Laporkan Akun
Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.
Lihat foto
Foto: Seorang wanita yang merasa sedih. Sumber: Pxabay/darksouls1

       Beberapa waktu lalu, seorang teman lama saya mengirim pesan di tengah malam isinya singkat, tapi berat: "Aku capek harus                    terus berpura-pura baik-baik saja. Orang-orang pikir aku sudah pulih, padahal enggak. 

Pesan itu seketika membungkam saya sejenak karena saya pernah merasa di titik yang sama dengan teman saya. Ada masa dalam hidup saya ketika saya berpikir, "Saya harus segera sembuh". 

Bukan karena saya benar-benar siap. Tapi karena dunia seolah menuntut saya untuk terlihat kuat, ceria, meski hati saya masih dalam keadaan tidak baik-baik saja.

Setiap tawa yang saya paksakan di depan orang lain terasa seperti menampar diri sendiri. Saya tahu saya belum pulih. Tapi saya takut dianggap lemah, takut jadi beban, takut ditinggal, karena terlalu "negatif." Akhirnya saya sibuk menyembunyikan luka. Sibuk memoles penampilan luar, sibuk menunjukkan bahwa saya "baik-baik saja."

Padahal, kebaikan yang palsu itu melelehkan. Sembuh bukan soal cepat-cepatan, bukan soal menunjukkan ke dunia bahwa kita sudah kembali "normal." Sembuh adalah tentang keberanian untuk mengakui bahwa kita sedang tidak baik-baik sajadan tidak apa-apa dengan itu.

Sembuh adalah tentang mengambil waktu, ruang, dan jeda yang dibutuhkan. Tentang menangis tanpa rasa bersalah. Tentang menolak ajakan tanpa rasa malu. Tentang diam tanpa perlu selalu memberi penjelasan. Kita tidak sedang balapan dengan siapa pun.

Tidak sedang ikut kompetisi siapa yang paling cepat bangkit. Banyak orang tidak tahu bahwa tekanan untuk terlihat "pulih" bisa memperlambat proses itu sendiri. Yang terluka perlu waktu. Yang lelah butuh istirahat. Yang jatuh perlu keberanian untuk duduk dulu sebelum berdiri.

Dan tidak ada yang salah dengan itu. Tidak ada yang gagal dari orang yang butuh waktu lebih lama untuk sembuh. Hari ini, kalau kamu masih merasa hancur, masih sering menangis tanpa sebab, masih merasa kosong di tengah keramaian izinkan dirimu merasakannya. Jangan buru-buru menyembuhkan diri hanya karena dunia memintamu untuk "move on".

Sembuhlah karena kamu memang siap, bukan karena orang lain sudah tidak sabar melihatmu tersenyum lagi. Kita ini manusia, bukan pertunjukan. Dan proses pulih adalah hakmu sepenuhnya.

Follow Instagram @kompasianacom juga Tiktok @kompasiana biar nggak ketinggalan event seru komunitas dan tips dapat cuan dari Kompasiana. Baca juga cerita inspiratif langsung dari smartphone kamu dengan bergabung di WhatsApp Channel Kompasiana di SINI

Mohon tunggu...

Lihat Konten Diary Selengkapnya
Lihat Diary Selengkapnya
Beri Komentar
Berkomentarlah secara bijaksana dan bertanggung jawab. Komentar sepenuhnya menjadi tanggung jawab komentator seperti diatur dalam UU ITE

Belum ada komentar. Jadilah yang pertama untuk memberikan komentar!
LAPORKAN KONTEN
Alasan
Laporkan Konten
Laporkan Akun