Mohon tunggu...
Carlos Nemesis
Carlos Nemesis Mohon Tunggu... Insinyur - live curious

Penggiat Tata Kota, tertarik dengan topik permukiman, transportasi dan juga topik kontemporer seperti perkembangan Industry 4.0 terhadap kota. Mahir dalam membuat artikel secara sistematis, padat, namun tetap menggugah. Jika ada yg berminat dibuatkan tulisan silahkan email ke : carlostondok@gmail.com

Selanjutnya

Tutup

Otomotif Artikel Utama

Memulai Asupan Berimbang Bertransportasi

15 Februari 2019   09:09 Diperbarui: 15 Februari 2019   13:59 224
+
Laporkan Konten
Laporkan Akun
Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.
Lihat foto
sumber : dokumentasi pribadi, 2018

Bagi anda-anda yang tinggal di perkotaan berarti sudah tidak asing lagi, atau bahkan sudah pernah menaiki platform on demand ride services bernama Gojek, Grab, atau Uber.

Akhir-akhir ini kalau kita lihat di internet, ataupun papan reklame di stasiun kita bisa menemukan kampanye #UdahWaktunya dari salah satu platform. Kampanye ini menjanjikan kita bahwa platform on demand ride services mampu menghantar kita ke tujuan dengan cepat dan nyaman. Berikut saya kutip salah satu pernyataan dari berita terkait : 

banyak konsumen atau pengguna kendaraan pribadi tidak memperhitungkan waktu macet dan cari parkir dalam rencana perjalanan mereka. "Dari hasil survei kami, kedua aktivitas ini lumayan menghabiskan waktu perjalanan. Apalagi, bila konsumen membawa kendaraan pribadi. Dengan kampanye #UdahWaktunya, kami mengajak masyarakat untuk berpindah dari kendaraan pribadi ke layanan ride-hailing dari "GO", karena ini udah waktunya masyarakat tidak terhambat macet."

Siapa yang merasa terbantu dengan platform on demand ride services ini silahkan angkat tangan (Walau tidak bisa saya lihat). Saya sendiri merasa sangat terbantu, ketika tinggal di kawasan pedalaman perumahan dengan akses transportasi yang sulit. Apalagi ketika masih kuliah dan malas menunggu angkot yang ngetem, platform transportasi online ini menjadi kebutuhan akan kecepatan. 

Saya bisa berbicara banyak mengenai beberapa pengalaman yang saya dapat ketika menaiki on demand ride services ini. Disini saya ingin memberikan sudut pandang lain jika kita "overdosis" menggunakan platform on demand ride services.

Tulisan ini bertujuan agar kita tidak asal termakan jargon-jargon bahwa solusi permasalahan transportasi adalah dengan menaiki on demand ride services saja, banyak kok alternatif-alternatif lainnya yang lebih berkelanjutan [1] :

1. Transportasi modern tidak terbatas pada on demand ride services/ride hailing saja.

Transportasi yang dapat menghantar kita dengan bebas dari kemacetan tidak lain dan tidak bukan adalah transportasi umum (dengan BRT atau KRL dalam kondis primanya).

Seiring perkembangan zaman, terkhusunya kehadiran industri 4.0, jenis-jenis transportasi juga ikut berkembang. Kini transportasi tidak hanya terbatas pada angkutan konvensional seperti transportasi umum, dan angkutan pribadi yang harus kita datangi untuk bisa dinaiki. Tetapi sudah berkembang menjadi beberapa jenis dengan inovasi-inovasi baru, seperti berikut :

a. Ridesharing (carpooling): penggunaan kendaraan bersama dengan memanfaatkan kursi kosong pada kendaraan. Jenis transportasi ini tidak menambahkan kendaraan karena menggunakan transportasi eksisting yang sudah ada. Di Indonesia dikenal dengan istilah "nebeng". 

Mungkin anda bertanya apakah perilaku nebeng ini masih ada di zaman modern penuh dengan kehati2an antar satu sama lain. Di Austin, Texas, Amerika, pemerintah setempat memberlakukan diskon bagi kendaraan yang melalui jalan berisi penumpang yang "nebeng" sampai sebesar 50%.

Hal ini dapat terwujud melalui aplikasi Carma's yang dapat mendeteksi beberapa pengguna yang saling nebeng. Keuntungan yang dihasilkan berupa penghematan pelebaran jalan tol sebesar 17,4 million US Dollar [2].

ketika nebeng bersama mengurangi kemacetan di Texas, sumber : https://www.gocarma.com/
ketika nebeng bersama mengurangi kemacetan di Texas, sumber : https://www.gocarma.com/
b. Bicycle Commuting: kenapa bersepeda menjadi jenis moda transportasi modern? bukankah sepeda adalah moda transportasi yang sudah ada dari abad 18. Mengapa sepeda dikategorikan sebagai transportasi modern? Karena sepeda tidak menghasilkan emisi gas rumah kaya yang sesuai dengan visi ramah lingkungan dan menjadi salah satu indikator suatu kota sudah ramah terhadap manusianya.

Jika anda melihat negara maju seperti Belanda, jalan-jalan perkotaannya kini dipenuhi dengan lalu lalang sepeda bukan mobil. Kini penggunaan sepeda bisa lebih mudah dengan layanan bike sharing yang dapat disewa sesuai kebutuhan.

sumber : https://gowesin.id/
sumber : https://gowesin.id/
c. Carsharing: biasa kita kenal sebagai rental mobil. Jenis transportasi ini menjadi opsi bagi keluarga yang ingin menggunakan kendaraan dengan tingkat kenyamanan tinggi.

Kini mobil rental tidak harus merepotkan dimana anda harus mengembalikan mobil ke tempatnya lagi atau harus berkomunikasi dengan dealer. Di Indonesia saat ini sudah ada aplikasi HipCar, anda dapat memarkirkan kendaraan di pos-pos yang tersebar di kota dan dapat membuka mobil melalui aplikasi.

sumber : https://hipcar.com/
sumber : https://hipcar.com/
d. On Demand Ride Services: perusahaan seperti Uber, Go-Jek, Grab yang mampu memanfaatkan kendaraan pribadi menjadi jasa transportasi umum. Jenis transportasi ini memampukan pengguna memanggil (hail) kenda=raan dengan perangkat smartphone.

Dari ke-4 jenis transportasi tersebut mana yang anda gunakan? Saya asumsikan sepertinya yang ke-4. Namun perlu diketahui, kehadiran on-demand ride services tidak turut menyumbangkan penurunan volume kendaraan, karena on-demand ride services sudah selayaknya taksi yang memiliki armada sendiri. Banyak armada dari on demand services ini menghabiskan waktu di jalan mencari penumpang. 

2. Jika hanya menggunakan on demand ride services dapat berujung bencana, maka gunakanlah juga transportasi inklusif dan berkelanjutan (transportasi umum, sepeda, berjalan kaki)

"Udah waktunya masyarakat tidak terhambat macet". Kalimat ini cukup menggelitik jika kita telaah lebih dalam lagi. Jika semua orang menggunakan kendaraan on-demand ride services yang merupakan kendaraan individual, apakah kita masih bisa berkata kita tidak akan terhambat macet lagi ? Ole"h karena itu kita perlu mendalami lagi pemahaman mengenai jalan sebagai "barang publik bersama yang terbatas". 

Jalan itu adalah jenis barang common goods yang berarti semua orang bisa mengaksesnya, tetapi tidak tidak terbatas. Yang artinya, jika kita 7 miliar manusia bisa mengakses udara dan tidak terbatas, beda cerita tentang jalan.

Jalan itu terbatas, semakin banyak kendaraan pribadi yang ada, semakin akan terbatas juga volume jalan untuk menampung kendaraan yang dapat berakibat pada tragedy of the common (kondisi di saat penggunaan barang bersama tersebut "rusak" karena pemakaian berlebihan).

Dan solusinya bukanlah menambah kan jalan lagi! Karena semakin banyak jalan ditambah, akan tetap dipenuhi oleh mobil juga. Layaknya semut yang membuka jalur baru, yang keesokan harinya akan dipenuhi semut lagi. Intervensi yang perlu dilakukan adalah intervensi perilaku manusia dan penyediaan transportasi infklusif. Manusia berarti, mengintervensi perilaku agar penggunaan kendaraan pribadi tidak menjadi prioritas. 

Dapat dilakukan dengan pajak tinggi terhadap mobil pribadi, parkir mahal, dll yang membuat orang2 beralih ke transportasi publik, berjalan kaki, atau sepeda. Yang kedua untuk menjawab poin pertama, mengapa harus transportasi publik, berjalan kaki, atau sepeda. Karena moda ini menghemat volume jalan dengan tingkat keberartian tinggi, dan bisa diakses oleh siapa saja dengan harga yang murah (Tidak semua orang bisa membeli mobil kan ya).

sumber : [2] SFMTA. (2018)
sumber : [2] SFMTA. (2018)
Di atas adalah visi penggunaan jalan perkotaan di masa depan. Dimana kendaraan pribadi tidak lagi mendominasi jalan, tetapi diikuti oleh transportasi publik, sepeda, dan berjalan kaki. Sisa ruang jalan digunakan sebagai ruang publik dan kendaraan pribadi hanya digunakan untuk perjalan jarak jauh saja.

3. Platform on demand ride services tetap bisa beroperasi. Namun dengan batasan tertentu.

Sekali lagi tulisan ini tidak berusaha menyalahkan hegemoni transportasi daring yang setiap hari anda gunakan untuk mengembara di kota. Bahwa perkembangan zaman memberikan kita platform moda transportasi yang lebih efisien, namun semuanya tetap harus ada peraturan yang membatasi agar tidak terjadi "bencana". Pembatasan yang dimaksud adalah pembatasan pengangkutan, sehingga mampu mendorong orang-orang untuk menaiki transport umum, yang berdampak pada penurunan volume kendaraan. 

Ketentuan ini dapat dilakukan secara efektif terhadap on demand ride services berupa motor/ojek. Harus terdapat pembatasan wilayah cakupan pelayanan ojek online untuk berkendara.

Ojek online sudah seharusnya difungsikan kembali kepada fitrahnya menjadi angkutan feeder yang melayani daerah permukiman menuju transportasi umum dan sebaliknya. Sehingga jika orang-orang ingin bermobilisasi jarak jauh dapat memanfaatkan transportasi publik tapi sebagai "angkutan pengumpan" saja, atau jika sangat terburu2 dapat diterapkan disinsentif berupa tarif yang mahal. 

sumber : https://www.citylab.com/transportation/2019/01/uber-app-map-directions-public-transportation-denver/581725/?utm_medium=social&utm_source=twitter&utm_content=edit-promo&utm_campaign=citylab&utm_term=2019-02-01T20%3A00%3A08
sumber : https://www.citylab.com/transportation/2019/01/uber-app-map-directions-public-transportation-denver/581725/?utm_medium=social&utm_source=twitter&utm_content=edit-promo&utm_campaign=citylab&utm_term=2019-02-01T20%3A00%3A08
Di Kota Denver, perusahaan aplikasi on demand ride services sudah turut mempromosikan kepada penggunanya untuk naik transportasi umum sebagai opsi lainnya.

Inisiasi penyajian data opsi selain harus menaiki transportasi online diciptakan untuk membuat sistem transportasi yang terintegrasi. Cara ini seharusnya bisa menjadi inspirasi agar perusahaan Unicorn" transport online dan pemerintah bisa bekerja sama menciptakan pelayanan transportasi yang terpadu.

4. Menaiki transportasi umum menyehatkan jiwa anda

Mungkin ada saatnya anda ingin menaiki uber, atau mobil untuk kegiatan-kegiatan khusus. Dan itu sangatlah tidak apa-apa. Yang perlu diperhatikan adalah bagaimana anda memiliki asupan transportasi yang seimbang. Saya ingin mengajak anda semua untuk ikut merasakan transportasi umum yang tersedia. Jika habis pulang dari kantor dan tidak terburu-buru, sempatkanlah untuk menaiki kereta atau bus umum.

Atau ketika sedang hari libur, cobalah menaiki transjakarta. Mari sama-sama memulai kehidupan yang turut berdampak baik pada lingkungan sekitar. Yaitu dengan menaiki transport umum, jalan, ataupun bersepeda. Karena dengan demikian anda turut bersumbangsih dalam menurunkan tingkat kemacetan kota, emisi gar rumah kaca, dan terlebih lagi kebahagiaan terhadap diri anda sendiri.

Mengapa menaiki transport umum bisa meningkatkan kebahagiaan ? Karena menaiki transportasi umum memberikan rasa tenggang rasa. Dengan menaiki transport umum, anda bisa melihat orang-orang lain yang tinggal di kota yang sama dengan anda.

Ada ayah-ayah yang berbaju lusuh habis bekerja, anak-anak yang girang melihat Monas, ibu-ibu yang ingin segera duduk, ataupun orang-orang kebanyakan yang asik sendiri dengan gadgetnya masing-masing. Ini adalah orang-orang yang membantu menyadarkan Anda, bahwa anda adalah warga dari suatu kota.

Bagi saya, ketika menaiki transportasi umum, merupakan : bentuk kesadaran kolektif untuk mau berbagi ruang jalan bersama-sama dan berhenti menyalahkan kemacetan. Menurut saya, kita tidak berhak marah-marah menyalahkan kemacetan jika berada di dalam kendaraan pribadi, karena kita adalah kemacetan itu sendiri.

sumber : dokumentasi pribadi, 2018
sumber : dokumentasi pribadi, 2018
Daftar Pustaka :
  • [1] Deloitte Consulting LLP. (2015). Smart Mobility Reducing Congestion and Fostering Faster, Greener, and Cheaper Transportation Options. United Kingdom: Deloitte University Press.
  • [2] SFMTA. (2018). San Francisco Meeting The Smart City Challange. San Francisco Municipal Transportation Agency.

HALAMAN :
  1. 1
  2. 2
  3. 3
Mohon tunggu...

Lihat Konten Otomotif Selengkapnya
Lihat Otomotif Selengkapnya
Beri Komentar
Berkomentarlah secara bijaksana dan bertanggung jawab. Komentar sepenuhnya menjadi tanggung jawab komentator seperti diatur dalam UU ITE

Belum ada komentar. Jadilah yang pertama untuk memberikan komentar!
LAPORKAN KONTEN
Alasan
Laporkan Konten
Laporkan Akun