Mohon tunggu...
ummy latifah
ummy latifah Mohon Tunggu... -

Pendiri dan pengelola Geotrek Indonesia

Selanjutnya

Tutup

Humaniora

Mengenang Peristiwa Bandung Lautan Api: Keputusan Militer yang Rasional

6 April 2012   09:58 Diperbarui: 25 Juni 2015   06:57 4482
+
Laporkan Konten
Laporkan Akun
Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.
Lihat foto
Humaniora. Sumber ilustrasi: PEXELS/San Fermin Pamplona

Bandung Lautan Api : Kepututsan Militer yang Rasional

24 Maret 1946

Oleh : Ummy Latifah

Halo-halo Bandung Ibukota Periangan

Halo-halo Bandung, kota kenang-kenangan

Sudah lama Beta tidak berjumpa dengan kau

Sekarang telah menjadi lautan api

Mari Bung rebut kembali

Siapa orang Indonesia yang tak kenal lirik lagu Halo-halo Bandung. Boleh jadi hampir semua orang Indonesia pernah menyanyikannya, paling tidak di ruang-ruang kelas saat masih duduk di bangku sekolah dasar.Bahkan, lagu tersebut seringkali juga dikumandangkan para suporter saat menyemangati tim nasional yang tengah berlaga di arena pertandingan olahraga tingkat internasional. Akan tetapi, apakah setiap orang Indonesia yang menyanyikan lagu tersebut memahami makna yang terkandung dalam lagu tersebut?

Ironisnya, warga Bandung sendiri belum tentu mengerti: benarkah Bandung pernah menjadi “lautan api”, atau apakah lirik lagu tersebut sekedar untuk menunjukkan semangat patriotisme warga Bandung yang membara bagaikan lautan api, saat mengusir penjajah. Lagu Halo-halo Bandung ini juga menunjukan beragamnya etnis yang berjuangan mengusir penjajah di Bandung dengan kata "Beta" dam "Bung"

Faktanya, Kota Bandung memang pernah dibumihanguskan atas keputusan para tokoh pejuang saat itu, sehingga seolah-olah Bandung menjadi lautan api. Salah seorang tokoh pejuang itu adalah A.H. Nasution (yang ketika itu menjabat Komandan Divisi III Siliwangi).

HALAMAN :
  1. 1
  2. 2
Mohon tunggu...

Lihat Konten Humaniora Selengkapnya
Lihat Humaniora Selengkapnya
Beri Komentar
Berkomentarlah secara bijaksana dan bertanggung jawab. Komentar sepenuhnya menjadi tanggung jawab komentator seperti diatur dalam UU ITE

Belum ada komentar. Jadilah yang pertama untuk memberikan komentar!
LAPORKAN KONTEN
Alasan
Laporkan Konten
Laporkan Akun