Disisi lain biaya hidup yang tergambarkan pada indeks harga konsumen di setiap daerah terus mengalami peningkatan. Ironis bukan? Anda mau mengatur keuangan, tetapi uangnya tidak ada. Enggak lucu bukan?
Pun begitu, namanya hidup harus disyukuri. Rezeki berapapun yang didapat mesti kita terima dengan ikhlas. Karena Allah sudah menentukan jatah masing-masing orang itu berbeda. Ada yang banyak, ada juga sedikit. Namun yang terpenting adalah keberkahannya.
Rezeki yang berkah itu tidak terikat dengan jumlah. Biar sedikit tetapi dirasakan cukup. Mereka cukup dengan pemberian Allah atas apa yang telah diusahakan. Menurut saya, sikap legowo merupakan softskill pertama dalam mengelola keuangan di tanggal tua.
Karena ada masa paceklik diakhir bulan, maka seseorang tidak lupa diri ketika di masa awal bulan, saat gaji baru diterima. Ia harus mengirit pengeluaran meski godaan untuk berbelanja kuat menerjang. Disini terjadi peperangan antara kebutuhan dan keinginan.
Anda sebisa mungkin untuk mampu mengidentifikasi mana saja yang masuk dalam daftar urgen (prioritas) untuk dipenuhi sekarang. Juga, apa-apa yang tergolong penting (important) namun masih bisa ditunda.
Ditanggal tua seseorang harus banyak berdoa, banyak ibadah, dan menahan hawa nafsu. Jauhi iklan yang berisi diskon, dan jangan sentuh aplikasi e-commerce di mobile phone. Kenapa? Karena kamu bisa terpapar virus nafsu belanja. Istilah nafsu kuat tenaga kurang.
Mending diakhir bulan lebih sering semedi dan lanjutkan program diet atau berpuasa Senin Kamis, itu akan lebih efektif untuk menahan laju pengeluaran yang sama sekali tidak mencukupi. Atau strategi lainnya yaitu pergi bersama teman-teman tajir dan jangan malu-malu minta ditraktir.
Cara seperti diatas tergolong elegan daripada harus menipu orang lain atau mencuri uang yang tidak halal. Coba deh lakukan pasti terasa manfaatnya. Selebihnya saya sendiri juga pusing mengatur uang yang sebenarnya jauh dari jumlah kebutuhan. Tetapi mau bagaimana lagi? (*)