Mohon tunggu...
Hamdani
Hamdani Mohon Tunggu... Konsultan - Sang Musafir - Mencari Tempat untuk Selalu Belajar dan Mengabdi

Kilometer Nol

Selanjutnya

Tutup

Lyfe Pilihan

Aksiomatis Tanggal Tua

9 Oktober 2021   10:40 Diperbarui: 9 Oktober 2021   10:56 123
+
Laporkan Konten
Laporkan Akun
Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.
Lihat foto
Tangkapan Layar (Dokpri)

Istilah tanggal tua sepertinya hanya ada di Indonesia. Tidak diketahui siapa dan kapan pertama kali istilah tersebut dicetus. Uniknya, pengertian tanggal tua pun sudah dipahami secara umum tanpa perlu dijelaskan.

Makna tanggal tua yang dipahami umum yakni masa-masa akhir bulan atau sekira tanggal 25-30 setiap bulannya. Tapi mengapa disebut tanggal tua? Akibat sebutan tanggal tua, akhirnya memberi pengaruh pada diskursus pengelolaan keuangan.

Katanya, mengelola keuangan ditanggal tua butuh softskill istimewa agar tidak berefek buruk pada bulan berikutnya atau pada tanggal muda bulan depan. (Ada enggak sih tanggal muda? Hehe).

Bagi mereka yang menganut mazhab tanggal tua dan tanggal muda, umumnya mereka adalah orang gajian. Gaji dengan ukuran pas-pasan. Artinya pas diambil pas habis. Yang tersisa adalah cicilan hutang. (Haha).

Kehidupan orang-orang gajian, siklus pendapatannya memang dari tanggal ke tanggal. Cukup tidak cukup harus bisa mencukupi untuk kebutuhan selama sebulan hingga menerima upahan belum berikutnya.

Sebetulnya kalau gajinya itu lebih besar dari kebutuhan tidak masalah. Tetapi ketika lebih besar pasak daripada tiang, disitulah mulai muncul persoalan. Seseorang dituntut untuk memutar kepala cari cara agar bisa makan tanpa utang.

Menurut saya ini aneh. Bagaimana mengelola keuangan dari pendapatan sebulan yang tidak cukup untuk kebutuhan. Katanya sih berhemat. Kalau itu jawabannya, maka tidak perlu softskill jitu untuk mengelola keuangan diakhir bulan. Cukup stok mie instan aja sama saos atau sambel tomat. Nah tinggal buat jadwal untuk menu harian. Hehe

Maksudnya saya, jika pendapatan tidak cukup, ya mbo tak usah dikelola. Toh bagaimana pun akan tetap sengsara. Jadi yang mesti dipikirkan adalah darimana tambahannya. Contoh, kayak menulis di Kompasiana syukur-syukur dapat K-rewards.

So, istilah tanggal tua itu khusus ditujukan untuk orang-orang gajian dengan gaji kurang. Sementara bagi mereka yang gajinya surplus setiap bulannya tidak kenal istilah tanggal. Bahkan tanggal 30 pun mereka tidak ingat.

Faktanya bahwa pekerja atau karyawan di Indonesia memang payah dalam hal gaji/upah. Padahal undang-undang sudah mengatur besaran gaji yang wajib dibayarkan kepada tenaga kerja. Gaji masih dibawah UMR atau UMP.

Disisi lain biaya hidup yang tergambarkan pada indeks harga konsumen di setiap daerah terus mengalami peningkatan. Ironis bukan? Anda mau mengatur keuangan, tetapi uangnya tidak ada. Enggak lucu bukan?

Pun begitu, namanya hidup harus disyukuri. Rezeki berapapun yang didapat mesti kita terima dengan ikhlas. Karena Allah sudah menentukan jatah masing-masing orang itu berbeda. Ada yang banyak, ada juga sedikit. Namun yang terpenting adalah keberkahannya.

Rezeki yang berkah itu tidak terikat dengan jumlah. Biar sedikit tetapi dirasakan cukup. Mereka cukup dengan pemberian Allah atas apa yang telah diusahakan. Menurut saya, sikap legowo merupakan softskill pertama dalam mengelola keuangan di tanggal tua.

Karena ada masa paceklik diakhir bulan, maka seseorang tidak lupa diri ketika di masa awal bulan, saat gaji baru diterima. Ia harus mengirit pengeluaran meski godaan untuk berbelanja kuat menerjang. Disini terjadi peperangan antara kebutuhan dan keinginan.

Anda sebisa mungkin untuk mampu mengidentifikasi mana saja yang masuk dalam daftar urgen (prioritas) untuk dipenuhi sekarang. Juga, apa-apa yang tergolong penting (important) namun masih bisa ditunda.

Ditanggal tua seseorang harus banyak berdoa, banyak ibadah, dan menahan hawa nafsu. Jauhi iklan yang berisi diskon, dan jangan sentuh aplikasi e-commerce di mobile phone. Kenapa? Karena kamu bisa terpapar virus nafsu belanja. Istilah nafsu kuat tenaga kurang.

Mending diakhir bulan lebih sering semedi dan lanjutkan program diet atau berpuasa Senin Kamis, itu akan lebih efektif untuk menahan laju pengeluaran yang sama sekali tidak mencukupi. Atau strategi lainnya yaitu pergi bersama teman-teman tajir dan jangan malu-malu minta ditraktir.

Cara seperti diatas tergolong elegan daripada harus menipu orang lain atau mencuri uang yang tidak halal. Coba deh lakukan pasti terasa manfaatnya. Selebihnya saya sendiri juga pusing mengatur uang yang sebenarnya jauh dari jumlah kebutuhan. Tetapi mau bagaimana lagi? (*)

HALAMAN :
  1. 1
  2. 2
Mohon tunggu...

Lihat Konten Lyfe Selengkapnya
Lihat Lyfe Selengkapnya
Beri Komentar
Berkomentarlah secara bijaksana dan bertanggung jawab. Komentar sepenuhnya menjadi tanggung jawab komentator seperti diatur dalam UU ITE

Belum ada komentar. Jadilah yang pertama untuk memberikan komentar!
LAPORKAN KONTEN
Alasan
Laporkan Konten
Laporkan Akun