Mohon tunggu...
Hamdani
Hamdani Mohon Tunggu... Konsultan - Sang Musafir - Mencari Tempat untuk Selalu Belajar dan Mengabdi

Kilometer Nol

Selanjutnya

Tutup

Analisis Pilihan

Memuji Berlebihan Terkesan "Menjilat", Benarkah?

30 Desember 2018   08:18 Diperbarui: 30 Desember 2018   08:32 482
+
Laporkan Konten
Laporkan Akun
Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.
Lihat foto
. sumber : tribunnews.comCawapres KH Ma'ruf Amin bersama Ketua Umum Pengurus Besar Malnu KH Tubagus Hamdi Ma

Maka kita perlu menghindari pujian yang berlebihan terhadap apapun. Karena sesungguhnya segala puji hanyalah bagi Allah. Dan yang lebih disayangkan adalah Ma'ruf Amin melemparkan hoaks tentang orang lain. Artinya apa yang belum dapat dibuktikan kebenarannya tidak elok untuk dilemparkan ke publik, sehingga hal itu cenderung menjadi fitnah dikalangan masyarakat.

Maka kita perlu berhati-hati dalam memberikan pujian kepada siapa saja. Apalagi jika apa yang dipuji justru tidak terdapat pada orang yang dialamatkan. Sehingga pujian yang seperti ini digolongkan pada pujian yang terlarang karena dapat menimbulkan fitnah bagi yang dipuji.

Apabila yang hal yang dipuji tersebut terdapat pada orang yang dipuji, maka pujian tersebut akan berubah menjadi ujub (menyombongkan diri). Tetapi jika yang dipuji dirasa mampu menjaga dari dari sifat menyombongkan diri, maka pujian tersebut tidak terlarang. Namun tetap harus hati-hati.(*)

HALAMAN :
  1. 1
  2. 2
Mohon tunggu...

Lihat Konten Analisis Selengkapnya
Lihat Analisis Selengkapnya
Beri Komentar
Berkomentarlah secara bijaksana dan bertanggung jawab. Komentar sepenuhnya menjadi tanggung jawab komentator seperti diatur dalam UU ITE

Belum ada komentar. Jadilah yang pertama untuk memberikan komentar!
LAPORKAN KONTEN
Alasan
Laporkan Konten
Laporkan Akun