Biro Pusat Statistik (BPS) melaporkan pertumbuhan ekonomi Indonesia kuartal I 2018 5,06 persen dibandingkan pada kuartal yang sama tahun lalu year on year (YoY). Pertumbuhan tersebut lebih tinggi dari kuartal I tahun 2017 yang hanya mencapai 5,01 persen.Â
Kinerja pemerintah bidang ekonomi Januari-Maret 2018 banyak pencapaian positif. Proyeksi Bank Indonesia, ekonomi Indonesia bisa tumbuh mencapai 5,11 persen pada kuartal I tahun 2018. Sementara target pertumbuhan ekonomi versi pemerintah sebesar 5,2 persen meleset dari perkiraan. Beberapa pengamat ekonomi bahkan mengatakan target pemerintah tersebut sulit tercapai. Alhasil memang tidak tercapai.
Tidak terealisasinya kinerja ekonomi seperti perkiraan Bank Indonesia, diduga karena ada sejumlah mesin ekonomi yang tidak bekerja optimal. Pengamat Ekonomi UGM Tony Prasetiantono menilai faktor eksternal menjadi faktor negatif terhadap pertumbuhan ekonomi Indonesia. Kebijakan moneter The Fed menaikkan tingkat suku bunga dapat mempengaruhi perekonomian Indonesia.
Presiden Jokowi Optimis Bisa Capai Target
Seperti dilansir Kompas.com, (6/12/2017). Jokowi optimistis target pertumbuhan ekonomi sebesar 5,4 persen akan tercapai pada tahun 2018. Hal itu disampaikan saat membuka rapat paripurna kabinet di Istana Bogor beberapa waktu lalu. Untuk mencapai target tersebut pemerintah perlu menjaga pertumbuhan yang telah dicapai pada kuartal I.Â
Jika kita melihat sektor ekonomi yang menyumbangkan pertumbuhan ekonomi pada kuartal I. Menurut perhitungan Bank Indonesia, eksport dan investasi menjadi pendorong pertumbuhan ekonomi.Â
Dari data tersebut terlihat bahwa kinerja pemerintah untuk menggenjot pertumbuhan melalui investasi telah memberikan hasil. Dengan kata lain, pemerintah perlu menjaga iklim investasi di Indonesia agar selalu kondusif. Sehingga pada kuartal II nilai investasi akan terus meningkat.
Selain investasi asing, pemerintah juga perlu meningkatkan investasi dalam negeri. Perbankan diharapkan dapat menyalurkan dananya ke sektor rill untuk membiayai kebutuhan modal investasi. Apalagi dunia usaha terutama yang bergerak di bidang infrastuktur dan properti sangat membutuhkan dukungan perbankan untuk mengerjakan proyek-proyek mereka.Â
Ekonomi Kuartal II Menggeliat
Tejo Arum dalam artikelnya yang berjudul "Ekonomi Kuartal II Menggeliat, Pasar Uang adalah Faktor Pendukungnya" yang ditulis pada blog Kompasiana, 16 April 2018 dengan mengutip pernyataan Kepala Departemen Pendalaman Pasar Keuangan Bank Indonesia Nanang Hendarsah mengatakan bahwa pertumbuhan ekonomi kuartal II akan lebih menggeliat dibandingkan kuartal sebelumnya.Â
Analisis ini dilihat pada perkembangan sektor rill yang mulai tumbuh, tercermin dari melimpahnya likuiditas dan peningkatan transaksi di pasar uang antar bank (PUAB). Momentum ini tentunya harus dapat dimanfaatkan oleh perbankan agar meningkatkan kredit investasi bagai dunia usaha.