Mohon tunggu...
Hamdani
Hamdani Mohon Tunggu... Konsultan - Sang Musafir - Mencari Tempat untuk Selalu Belajar dan Mengabdi

Kilometer Nol

Selanjutnya

Tutup

Humaniora Pilihan

Kapitalisasi Pendidikan dan Pertumbuhan Ekonomi

2 Mei 2018   14:32 Diperbarui: 2 Mei 2018   15:02 1038
+
Laporkan Konten
Laporkan Akun
Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.
Lihat foto
sumber: edukasi.kompas.com

Karakter unggul yang dibutuhkan pada era sekarang dan kedepan adalah mereka yang mempunyai karakter moral yang baik, seperti kejujuran, etika dan nilai-nilai spiritualitas yang baik. Lalu karakter kerja, tidak dapat dipungkiri bahwa pendidikan seseorang diarahkan pada kesiapan mereka untuk memasuki pasar dunia kerja, mampu bersaing untuk merebut peluang kerja yang ada bahkan hingga mereka mampu menciptakan lapangan kerja bagi dirinya sendiri dan bagi orang lain. Karakter kerja yang dibutuhkan misalnya seseorang harus memiliki etos kerja yang tinggi, tidak malas, kreatif dan bisa menyelesaikan pekerjaan mereka dengan baik dan tuntas.

Kemudian komponen yang kedua yaitu; kompetensi, seorang peserta didik harus memiliki kompetensi pada bidang yang pilih. Kompetensi itu merupakan kemampuan seseorang dalam mengembangkan sumber daya yang dimilikinya untuk digunakan dalam melakukan pekerjaan sebagai suatu keahlian yang melekat pada dirinya. Misalnya kompetensi di bidang teknik, administator, akuntansi, dan lain sebagainya. 

Dan yang komponen yang ketiga adalah literasi. Yang di maksud dengan literasi adalah keterbukaan wawasannya. Paling tidak seseorang memiliki empat kemampuan literasi yang harus dimiliki. Pertama; literasi bacaan, kedua; lterasi budaya, ketiga; literasi teknologi dan keempat; literasi keuangan. 

Persoalan Ekonomi

Salah satu keberhasilan pemerintah mewujudkan pemenuhan hak pendidikan rakyatnya adalah mampu meningkatkan aksesibilitas layanan pendidikan secara merata di seluruh nusantara.

Hal ini dimaksudkan untuk pemberantasan buta aksara dan mencerdaskan kehidupan bangsa sebagai salah satu visi pendiri negara ini. Memberikan pendidikan yang terjangkau dan berkualitas merupakan perintah konstitusi yang harus dipenuhi oleh pemerintah. Namun jika kita melihat data jumlah murid sekolah dasar yang melanjutkan pendidikan ke jenjang pendidikan menengah setiap tahun memang meningkat tetapi secara rasio justru menurun. Begitu juga yang lulus SMP masih sangat banyak yang tidak melanjutkan ke jenjang pendidikan atas, padahal pemerintah telah menerapkan program wajib belajar pendidikan dasar -dari SD sampai dengan SMA-.

Hasil penelitian yang dilakukan oleh Shabri A. Majid (2014) tentang pengaruh pertumbuhan eknomi terhadap pendidikan, ditemukan ternyata pertumbuhan ekonomi sangat berpengaruh terhadap kemajuan pendidikan suatu daerah. 

Aceh adalah daerah yang pertumbuhan ekonominya tergolong rendah di pulau sumatera. Banyak siswa-siswa Aceh yang tidak meneruskan pendidikannya ke jenjang yang lebih tinggi, bukan karena tidak ada minat akan tetapi karena terbentur dengan kemampuan orang tua mereka dalam keuangan (ekonomi). 

Ketiadaan biaya yang harus dibayarkan ke sekolah, itulah yang menyebabkan mereka harus menguburkan impian dan cita-cita mereka secara lebih dalam. Mahalnya biaya pendidikan menjadi penyebab utama rendahnya tingkat partisipasi anak-anak untuk melanjutkan pendidikan. Karena faktor ekonomi orang tua sehingga mereka lebih mememilih bekerja membantu mencukupi kebutuhan keluarga.

Kapitalisasi pendidikan di Indonesia telah menyebabkan anak-anak Indonesia pada umumnya dan Aceh pada khususnya mengalami gagal sekolah alias putus sekolah. Memang katanya tidak ada kutipan apapun di sekolah, pungutan liar di berantas, tersedianya dana operasional sekolah atau daan BOS, tetapi siapa yang berani menjamin bahwa tidak setoran apapun dari orang tua ke sekolah? Inilah persoalan peringatan hari pendidikan nasional yang jatuh pada hari ini. Tidak terlalu penting kegiatan tersebut berlangsung rutin setiap tahun namun jika semuanya tanpa makna. 

Seremonial hanya menyenangkan hati pejabat tetapi masalah pendidikan dasar yang menjadi kewajiban negara bagi rakyatnya tidak pernah ada kemajuan setiap tahunnya. Akhirnya marilah kita ubah cara kita menangani permasalahan pendidikan di negeri ini dan berikan perhatian yang serius terhadap sumber daya manusia Indonesia menuju pendidikan abad 21 yang penuh tantangan ini. Terima kasih atas segala perhatian dan mohon maaf jika ada kekurangan.

HALAMAN :
  1. 1
  2. 2
  3. 3
Mohon tunggu...

Lihat Konten Humaniora Selengkapnya
Lihat Humaniora Selengkapnya
Beri Komentar
Berkomentarlah secara bijaksana dan bertanggung jawab. Komentar sepenuhnya menjadi tanggung jawab komentator seperti diatur dalam UU ITE

Belum ada komentar. Jadilah yang pertama untuk memberikan komentar!
LAPORKAN KONTEN
Alasan
Laporkan Konten
Laporkan Akun