Mohon tunggu...
Candra Permadi
Candra Permadi Mohon Tunggu... Penerjemah - r/n

r/n

Selanjutnya

Tutup

Film Pilihan

Belajar Lebih Peduli pada Kesehatan Diri dari "Radiation House"

25 April 2019   23:44 Diperbarui: 4 Mei 2019   21:32 274
+
Laporkan Konten
Laporkan Akun
Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.
Lihat foto
nulis catetan riwayat kesehatan kerabat (fuji tv)

Semakin padat payudara seseorang, semakin sulit pula mamogram mendeteksi adanya jaringan abnormal. Berbeda dengan payudara yang memiliki lebih banyak lemak. Meskipun lemak pada payudara terbilang tebal, mamogram masih bisa mendeteksi adanya jaringan abnormal pada payudara. 

Saya sendiri nggak bisa bicara banyak soal pemeriksaan medis perempuan pada serial ini karena memang prosedurnya begitu. Selama tidak ditemukan sesuatu yang abnormal, maka catatan itulah yang harus diberikan. 

Terlebih masih banyak hasil pencitraan (film) yang harus diperiksa. Kebetulan dalam episode ini diceritakan dua dokter ini harus memeriksa 53 film lagi. Bukan cuma jumlah film yang banyak untuk serial ini, tapi juga bagi para radiologis di Jepang. 

Jumlah radiologis di Jepang terbilang sedikit. Data terkini (2018) menunjukkan beban kerja radiologis jepang masih tiga kali lebih banyak dibanding para radiologis di negara-negara lain.  Artinya jumlah radiologis di Jepang memang masih tergolong sedikit jika dibandingkan dengan populasi masyarakat jepang.  

Igarashi ngebujuk mbaknya supaya ngelakuin pemeriksaan lanjutan (fuji tv)
Igarashi ngebujuk mbaknya supaya ngelakuin pemeriksaan lanjutan (fuji tv)
Balik lagi ke perempuan yang melakukan pemeriksaan tadi, hasil ini tentu saja melegakan buat perempuan tadi, namun tidak buat Igarashi Iori, radiografer yang melihat film perempuan tadi. Ia bahkan sampai mengejar perempuan tadi ke halte bus dekat rumah sakit dan memintanya melakukan pemeriksaan sonografi. Melihat pemeriksaan dari bagian radiografi sebelumnya, kita tentu saja tahu respons perempuan tadi. 

Mbaknya minta penjelasan Igarashi (fuji tv)
Mbaknya minta penjelasan Igarashi (fuji tv)
Ia jelas menolak anjuran Igarashi. Walaupun alasannya masuk akal Igarashi tetaplah radiografer dan bukan radilogis (meskipun dia sebenarnya adalah radiologis yang masih belum membuka identitas profesinya pada semua rekan kerjanya di rumah sakit dan lebih memilih mengabdi sebagai radiografer karena alasan pribadi). Sekuat apa pun alasan yang dikemukakan, bujukan Igarashi masih belum mau didengar.

Pasien mencak-mencak (fuji tv)
Pasien mencak-mencak (fuji tv)
Meskipun awalnya menolak, keesokan harinya perempuan tadi justru mencak-mencak, terlebih setelah perempuan tadi mencari informasi kecil-kecilan selepas sampai ke rumah.

Saya sendiri sih paham "dramanya" di sini. Siapa pun mungkin akan syok kalau sehabis dinyatakan sehat oleh dokter, tidak beberapa lama kemudian langsung disarankan untuk melakukan pemeriksaan lanjutan. Saya juga paham kenapa juga ujung-ujungnya perempuan ini marah-marah. Kalau memang dianjurkan melakukan pemeriksaan lanjutan kenapa tidak dari awal.

Mbaknya minta konfirmasi Igarashi (fuji tv)
Mbaknya minta konfirmasi Igarashi (fuji tv)
Igarashi yang sebenarnya dokter itu pun berusaha menjelaskan dengan bijak. Prosedur medisnya memang begitu. Perempuan tadi tidak akan diminta melakukan pemeriksaan medis lanjutan andai kata dua anggota keluarganya tidak mengalami kanker payudara dan kanker ovarium. Pemeriksaan sonografi dilakukan untuk memastikan apakah ada jaringan abnormal di payudara pasien atau tidak. 

KALAU jaringan abnormal DIDUGA terdekteksi samar dari pemeriksaan sonografi (koreksi kalau salah), dokter kadang akan menyarankan pemeriksaan Pencitraan resonansi magnetik (MRI). Begitu urut-urutannya (sekali lagi koreksi kalau salah). 

Setidaknya itulah yang dilakukan Igarashi pada perempuan tadi. Walaupun terkesan menggurui (dan memang terasa menggurui), anehnya saya sedikit paham alur pemikiran medisnya.

HALAMAN :
  1. 1
  2. 2
  3. 3
  4. 4
Mohon tunggu...

Lihat Konten Film Selengkapnya
Lihat Film Selengkapnya
Beri Komentar
Berkomentarlah secara bijaksana dan bertanggung jawab. Komentar sepenuhnya menjadi tanggung jawab komentator seperti diatur dalam UU ITE

Belum ada komentar. Jadilah yang pertama untuk memberikan komentar!
LAPORKAN KONTEN
Alasan
Laporkan Konten
Laporkan Akun