Mohon tunggu...
Candra Permadi
Candra Permadi Mohon Tunggu... Penerjemah - r/n

r/n

Selanjutnya

Tutup

Bahasa Artikel Utama

Belajar Bahasa dari Acara Masterchef

14 September 2018   13:07 Diperbarui: 4 Mei 2019   22:09 3722
+
Laporkan Konten
Laporkan Akun
Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.
Lihat foto
Bagikan ide kreativitasmu dalam bentuk konten di Kompasiana | Sumber gambar: Freepik

Spiced Lamb Cutlets (MasterChef Australia) <tenplay.com>
Spiced Lamb Cutlets (MasterChef Australia) <tenplay.com>
Suatu istilah memang kadang tidak perlu dialihbahasakan karena justru jadi terkesan wagu. Hanya saja sulih bahasa memang "menantang" para penyulih bahasa untuk memberi rasa lokal pada pemirsanya, dengan catatan tetap terasa alami. 

Saya sendiri termasuk yang ngefans dengan perangkai istilah "reka cipta" atau "uji kreasi"  yang kompak dipakai di beberapa versi MasterChef. Nggak mudah lho menghubungkan kata kreasi atau reka cipta, ketika beberapa pemirsa condong mengartikan kata invention sebagai penemuan.

sous-vide alias menangas (mematangkan makanan dengan menguapkan bahan makanan yang dimasukkan dalam kantung berisi kaldu atau cairan yang diberi bumbu) <gambar dari wiki>
sous-vide alias menangas (mematangkan makanan dengan menguapkan bahan makanan yang dimasukkan dalam kantung berisi kaldu atau cairan yang diberi bumbu) <gambar dari wiki>
Bukan hanya istilah kreasi, yang menurut saya simpel tapi pas, para pengalih bahasa ini juga kadang memilih kata-kata yang sederhana yang sering luput dari perhatian untuk mengungkapkan terjemahan sudah kita ketahui bersama artinya. 

Alih-alih memakai kata "setelah", para penerjemah yang sudah makan asam dan garam entah berapa galon ini menggunakan kata "selepas" untuk memadankan kata after, dan anehnya kata tersebut, pas-pas aja nangkring di kotak subtitle yang tidak seberapa besarnya itu.

Beberapa istilah memang tidak perlu repot-repot dipikirkan artinya karena para padawan eh wikipediawan sudah menyediakannya untuk kita. Misalkan kata dadih yang berarti  curd atau kacang badam yang berarti  almond.

Terlepas dari itu semua, tukang otak-atik bahasa emang keren. Saya sendiri termasuk penikmat  istilah yang mereka ciptakan itu. Lewat tulisan ini, saya mengucapkan terima kasih karena sudah membuat kami para penonton menikmati tontonan dengan nyaman.

Kembali lagi ke istilah "gentry" dan "balcony", saya sendiri menikmati istilah yang para penyulih bahasa pakai untuk memadankannya ke dalam bahasa kita tercinta Indonesia. Kadang ada yang menyebutnya atas, atau balkon meski peserta menyebutnya "gentry", ada juga yang menyebutnya galangan (balok penyangga). Selama artinya tidak berubah, padanan yang mereka gunakan sah-sah aja dan berterima.

Ternyata, saya yang salah tangkap. Apa yang para juri MasterChef Australia ucapkan itu adalah "gantry" dan bukan "gentry". Gantry sendiri memang galangan atau landasan atau jembatan penopang yang dalam hal ini digunakan untuk menampung manusia. Ngomong-ngomong, terima kaih untuk kamus dan channel youtube yang udah mengoreksi :) 

<www.thestar.com>
<www.thestar.com>
Menarik juga melihat beberapa istilah yang para penyulih bahasa ini pakai untuk menyebut istilah pantry.  Pantry sendiri berarti ruangan kecil untuk menyimpan makanan. Kebetulan bahasa Indonesia punya istilah yang pas untuk ini, sepen, kebetulan artinya juga mathuk.
http://kateglo.com
http://kateglo.com
Alih-alih memakai kata "hiasan" apalagi "dekorasi", beberapa dari penggiat bahasa ini memilih menggunakan kata pugasan yang berasal dari kata pugas untuk mengekpresikan buah atau krim atau hiasan apa pun yang dipakai memperindah makanan yang para koki rumahan sajikan. Kata-kata ajaib (yang sebenarnya nggak ajaib) seperti itu yang kadang hanya bisa kita dapat dengan banyak membaca (bukan saya banget #ngaku). Sebenarnya masih banyak lagi, istilah yang ndilalah saya pelajari dari MasterChef yang mungkin kurang tersosialisasikan dengan baik dalam kehidupan sehari-hari, tapi yang saya sedang ingat ya baru itu.

Kamus Kolokasi Oxford
Kamus Kolokasi Oxford
Bukan cuma belajar istilah Indonesianya, kita juga belajar struktur bahasa Inggrisnya juga dari acara yang sama. Misal lewat kata-kata "the fish was cooked perfectly". Belajar bahasa memang tidak selalu per kata atau frasa, kadang kalimat utuh pun amat bisa. Buat orang yang malas membaca kayak saya ini, ungkapan sederhana seperti itu kadang lebih cepat masuk telinga kanan dan tidak langsung keluar telinga kiri, ketimbang harus ndremimil baca buku tebel eh tulisan panjang. 

Kebetulan istilah cooked perfectly memang muncul dalam kamus, dan menariknya, tidak semua ekspresi yang disampaikan dalam acara masak muncul dalam kamus, contohnya  "the ice cream hasn't set." setidaknya kamus kolokasi, meskipun set sendiri memang juga berarti belum jadi atau belum mengeras. Kalaupun harus menerjemahkan, anda bisa mengungkapkannya dengan berbagai cara, entah es krimnya belum padat, belum beku, masih cair dsb, dkk, dll, dst ... 

HALAMAN :
  1. 1
  2. 2
  3. 3
Mohon tunggu...

Lihat Konten Bahasa Selengkapnya
Lihat Bahasa Selengkapnya
Beri Komentar
Berkomentarlah secara bijaksana dan bertanggung jawab. Komentar sepenuhnya menjadi tanggung jawab komentator seperti diatur dalam UU ITE

Belum ada komentar. Jadilah yang pertama untuk memberikan komentar!
LAPORKAN KONTEN
Alasan
Laporkan Konten
Laporkan Akun