KOMPASIANA.com - Di era globalisasi dan teknologi yang semakin canggih ini, banyak fenomena muncul. Sebut saja aplikasi dan perusahaan start-up.
Tentu saja tujuannya untuk memudahkan masyarakat dalam menggunakan produk dan jasa secara mudah, praktis, dan instan.
Apalagi sekarang banyak aplikasi media sosial yang sering digunakan, seperti WhatApp, Facebook, Twitter, Instagram, TikTok, dan Snack Video.Â
Berdasarkan laporan We Are Social, jumlah pengguna aktifnya di Indonesia sebanyak 191 juta orang pada Januari 2022. Jumlah itu meningkat 12,35% dibandingkan pada tahun sebelumnya yakni 170 juta orang.
Ini membuktikan masyarakat lebih suka dan nyaman untuk bersosialisasi lewat dunia maya, entah itu bertemu orang baru, membaca berita-berita update, melihat aktivitas orang lain atau idola yang disuka, hingga flexing.
Meningkatnya pengguna ini pula, para perusahaan menggunakan media sosial sebagai ruang lingkup media pengenalan dan menawarkan produk dan jasa mereka lebih luas.
Tidak heran perusahaan mulai menambahkan profesi di bagian media sosial. Job desk-nya tentu saja mengelola dan membuat konten-konten yang menarik dan berisi sesuai fakta dan data.
Mungkin kalian pernah mendengar loker-loker seperti Social Media Admin, Content Creator, Social Media Specialist, Social Media Analysist, dan masih banyak lagi yang berkaitan dengan media sosial.
Sayangnya, masih banyak perusahaan yang belum paham mengenai tugas-tugasnya. Bahkan yang mengelola dan bekerja di bagian media sosial hanya satu orang saja.
Banyak juga yang menganggap orang-orang di balik layar media sosial hanya mengupload dan membuat caption saja. Padahal mereka juga harus membuat strategi rencana konten, melihat engagement dan impression, lalu target marketnya ditujukan ke siapa saja.Â
Belum lagi soal desainnya mau seperti apa, dalam bentuk infografis atau video. Lalu memikirkan caption apa yang bagus, menarik, dan memancing netizen untuk berkomentar. Lalu menyiapkan hashtag agar nantinya bisa trending dan mudah dicari.Â