Mohon tunggu...
Calvin JordanSimanjuntak
Calvin JordanSimanjuntak Mohon Tunggu... Lainnya - Mahasiswa Universitas Swasta D.I.Yogyakarta

Mahasiswa, D.I.Yogyakarta

Selanjutnya

Tutup

Film

Film Dapat Terasa Nyata? Mari Berkenalan dengan Teknologi 3D dalam Film

6 September 2021   16:45 Diperbarui: 6 September 2021   16:43 596
+
Laporkan Konten
Laporkan Akun
Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.
Lihat foto
Kacamata Anaglyph(sumber : www.acerid.com)

Film adalah satu media yang digunakan untuk menyampaikan nilai maupun kesan yang dapat menjangkau berbagai kalangan. Membicarakan mengenai film, pernahkah anda merasakan seolah-olah anda menjadi bagian dalam film animasi? Kira-kira teknologi apa yang bisa membuat kita merasa seperti bagian dalam film ? Daripada penasaran mari kita bahas teknologi tersebut dan film yang menggunakannya.

Teknologi 3D Dalam Dunia Perfilman

Teknologi terus mengalami perkembangan dan tentunya membawa perubahan di berbagai bidang. Dunia perfilman juga merasakan dampaknya, salah satunya adalah teknologi 3D. Teknologi ini mampu membuat penonton merasa film menjadi real seolah-olah bisa dirasakan. Teknologi 3D inilah yang akan dibahas, setelah mengetahui sedikit gambarannya mari berkenalan mengenai apa itu teknologi 3D serta sejarah secara singkatnya.

Teknologi 3D adalah salah satu perkembangan yang ada dalam dunia perfilman. Jones dalam (Pradsmadji & Irwansyah, 2019: h. 143) menyatakan bahwa teknologi 3D dikenal dengan gambar stereoskopik yang mampu menghasilkan perspektif ruang tiga dimensi melalui gambar  kembar dengan perbedaan halus ke mata kiri dan kanan penonton melalui teknologi polarisasi. 

Teknologi 3D mampu menghadirkan ruang tiga dimensi dalam bentuk gambar, dimana menurut (Barsam & Monahan, 2019) mengatakan 3D bukan hanya menghasilkan gambar tiga dimensi namun juga mampu mengkonstruksi komponen dalam film mampu disusun dan ditangkap dari perspektif lain. Dapat dikatakan bahwa teknologi 3D hadir dalam dunia perfilman tidak hanya menghasilkan gambar kembar saja namun juga membuat komponen didalamnya mampu dilihat dari perspektif lain. 

Perspektif lain yang dimaksud tersebut adalah indra manusia, gambar kembar yang dihasilkan teknologi itu mampu dilihat dan ditangkap oleh indra manusia seperti seolah-olah nyata. Teknologi ini mampu mendukung pesan yang disampaikan melalui saluran yang membuat penonton mengalami penerimaan pesan berbeda dengan format lainnya.

Sejarah

Teknologi 3D yang kita nikmati mengalami proses panjang bahkan mengalami masa kegagalan dan keberhasilan dalam dunia perfilman. Konsep dari teknologi 3D ini muncul setelah teknologi fotografi. Konsep 3D (dalam Lunardi, 2012) muncul pada 1856 melalui demonstrasi 3D yang dilakukan JC d'Almeida dengan dua gambar foto yang di proyeksikan secara bergantian melalui slide cahaya merah dan hijau. 

Setelah konsep tersebut pada tahun 1890an kacamata anaglyph di patenkan, kacamata ini yang membantu penonton merasakan efek tiga dimensi. Sistem anaglyph setelah ditetapkan menjadi kacamata, sistem ini mulai diterapkan pada film bergerak lalu pada film layar lebar. 

Tepatnya pada 1897, Lunardi (2012) menyatakan bahwa sistem tersebut diterapkan pada film dimulai melalui film bergerak. Sistem anaglyph kemudian dapat diterapkan pada film layar lebar pada tahun 1922. Melompat jauh hingga tahun 1932, Lunardi (2012) menyatakan pada tahun ini seorang ilmuwan mempatenkan polaroid yang prinsip kerjanya mempolarisasi gelombang cahaya tanpa memblokir warna.

HALAMAN :
  1. 1
  2. 2
  3. 3
Mohon tunggu...

Lihat Konten Film Selengkapnya
Lihat Film Selengkapnya
Beri Komentar
Berkomentarlah secara bijaksana dan bertanggung jawab. Komentar sepenuhnya menjadi tanggung jawab komentator seperti diatur dalam UU ITE

Belum ada komentar. Jadilah yang pertama untuk memberikan komentar!
LAPORKAN KONTEN
Alasan
Laporkan Konten
Laporkan Akun