Mohon tunggu...
Calvin JordanSimanjuntak
Calvin JordanSimanjuntak Mohon Tunggu... Lainnya - Mahasiswa Universitas Swasta D.I.Yogyakarta

Mahasiswa, D.I.Yogyakarta

Selanjutnya

Tutup

Sosbud

Pepatah Kuno dalam Era Globalisasi

13 September 2020   03:30 Diperbarui: 13 September 2020   03:40 458
+
Laporkan Konten
Laporkan Akun
Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.
Lihat foto
Sumber : flickr.com

Masih ingatkah tentang pepatah yang disampaikan orang tua kita salah satunya dimana bumi di pijak di situ langit di junjung. Pepatah ini sudah tidak asing lagi bagi kita. Pepatah ini mengajak kita untuk mecintai, menghargai, dan mengenal keberagaman budaya yang ada. Setiap budaya itu unik dan berbeda dan bahkan dapat menjadi identitas suatu tempat.

Dewasa ini untuk mempelajari beragam budaya semakin dipermudah dengan teknologi yang semakin berkembang tiap saatnya dan globalisasi. The term "globalization" originally implied an emerging development, a work in progress, but can now be characterized as both an existing condition and a continuing dynamic (Samovar, Porter, McDaniel, & Roy, 2017). 

Globalisasi dianggap sebagai proses yang melibatkan perkembangan maupun sebuah pekerjaan yang berlangsung dan terjadi secara berkelanjutan. Salah satu bidang yang semakin berkembang adalah bidang teknologi, yang mengakibatkan kita bisa mengetahui informasi mengenai negara lain dan akibat globalisasi semakin banyak budaya yang masuk dalam suatu negara sehingga kita terkesan dipermudah dalam belajar mengenai budaya.

Pepatah kuno yang telah kita kenal nampaknya masih dapat diterapkan pada era ini. Penerapan pepatah kuno tersebut dapat dilakukan dengan mencoba berkomunikasi dengan orang asing melalui media sosial sesuai dengan bahasanya dengan tujuan menghargai mereka sesuai dengan negara asalnya. Dapat dikatakan bahwa pepatah tersebut justru tidak akan tergerus oleh budaya luar yang semakin banyak masuk ke Indonesia. Justru pepatah kuno tersebut dapat dijadikan pedoman oleh kita untuk mempelajari suatu budaya dan menghargai budaya satu dengan yang lain, namun tetap memperhatikan situasi dan kondisi dimana kita berbeda.

Pada dasarnya komunikasi antar budaya terdapat dalam pepatah kuno tersebut. Unsur yang ada dalam pepatah tersebut adalah unsur integrasi sosial yang merupakan salah satu fungsi komunikasi antar budaya. Prinsip utama dalam proses pertukaran pesan komunikasi antar budaya adalah, "Saya memperlakukan Anda sebagaimana kebudayaan Anda memperlakukan Anda dan bukan sebagaimana yang saya kehendaki."(Sambas, 2016, h. 185). 

Pernyataan tersebut menyatakan kita sebaiknya memperlakukan orang sesuai dengan budaya mereka dan tidak Prinsip tersebut mengajak agar bisa menerima antar satu dengan yang lain dan juga mengerti bahwa tiap individu itu berbeda dan dari situlah kita dapat meningkatkan integrasi sosial dalam berelasi. Unsur lain yang ada dalam pepatah kuno tersebut adalah fungsi menambah pengetahuan dan fungsi sosialisasi nilai. Fungsi menambah pengetahuan seperti yang dikatakan di atas kita dapat mempelajari kebudayaan masing-masing. Dalam fungsi sosialisasi nilai kita dapat memperkenalkan budaya kita dan sebaliknya mereka juga memperkenalkan budaya mereka.

Daftar Pustaka

Sambas, S. (2016). Antropologi Komunikasi. Bandung: CV PUSTAKA SETIA.

Samovar, L. A., Porter, R. E., McDaniel, E. R., & Roy, C. S. (2017). Communication Between Cultures (9 ed.). Boston: Cengage Learning.

Mohon tunggu...

Lihat Konten Sosbud Selengkapnya
Lihat Sosbud Selengkapnya
Beri Komentar
Berkomentarlah secara bijaksana dan bertanggung jawab. Komentar sepenuhnya menjadi tanggung jawab komentator seperti diatur dalam UU ITE

Belum ada komentar. Jadilah yang pertama untuk memberikan komentar!
LAPORKAN KONTEN
Alasan
Laporkan Konten
Laporkan Akun