Mohon tunggu...
Calv Indo
Calv Indo Mohon Tunggu... Lainnya - CEO Creative Agency Legacy Ventures

Sebagai CEO dan pendiri CALV (Creative Agency Legacy Ventures) atau dikenal juga sebagai Calv-Indo, Min Calv membawa visi dan semangat tinggi untuk membantu bisnis mencapai potensi terbaiknya melalui solusi kreatif dan digital yang inovatif. Dengan latar belakang yang kuat dalam pengembangan teknologi dan strategi digital, Randhi telah membentuk CALV menjadi agensi kreatif yang fokus pada pengembangan situs web, aplikasi mobile, dan solusi digital lainnya.

Selanjutnya

Tutup

Otomotif Pilihan

Perkembangan Teknologi Kendaraan Listrik di Indonesia

22 November 2024   14:55 Diperbarui: 22 November 2024   15:07 61
+
Laporkan Konten
Laporkan Akun
Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.

Dalam beberapa tahun terakhir, teknologi kendaraan listrik (EV) telah menjadi sorotan di seluruh dunia. Tidak terkecuali Indonesia, negara ini mulai menunjukkan komitmen besar terhadap transisi menuju kendaraan berbasis listrik. Hal ini tidak hanya didorong oleh kesadaran global terhadap isu lingkungan, tetapi juga oleh upaya pemerintah untuk mengurangi ketergantungan pada bahan bakar fosil. Artikel ini akan membahas perkembangan teknologi kendaraan listrik di Indonesia, tantangan yang dihadapi, serta prospek masa depan.

1. Kebijakan Pemerintah yang Mendorong Kendaraan Listrik

Pemerintah Indonesia telah mengeluarkan berbagai kebijakan untuk mendukung pengembangan kendaraan listrik.

Pada tahun 2019, Presiden Joko Widodo menandatangani Peraturan Presiden No. 55 tentang Percepatan Program Kendaraan Bermotor Listrik Berbasis Baterai (KBLBB). Kebijakan ini memberikan insentif kepada produsen kendaraan listrik, termasuk keringanan pajak dan dukungan infrastruktur seperti stasiun pengisian daya. Selain itu, pemerintah juga menargetkan produksi 2 juta kendaraan listrik roda dua dan 400.000 kendaraan roda empat pada tahun 2025.

Tidak hanya itu, pemerintah juga menggandeng berbagai pihak untuk membangun ekosistem kendaraan listrik. Misalnya, perusahaan seperti PLN dan Pertamina telah mulai mendirikan Stasiun Pengisian Kendaraan Listrik Umum (SPKLU) di berbagai kota besar. Kebijakan ini diharapkan tidak hanya meningkatkan adopsi kendaraan listrik tetapi juga membuka peluang investasi di sektor energi terbarukan.

2. Peran Produsen Lokal dalam Pengembangan EV

Industri otomotif Indonesia tidak hanya didominasi oleh pemain internasional, tetapi juga mulai melibatkan produsen lokal.

Salah satu produsen lokal yang aktif adalah Gesits, perusahaan sepeda motor listrik yang telah memproduksi kendaraan berbasis baterai. Gesits menjadi simbol keberhasilan inovasi teknologi dalam negeri dan menunjukkan bahwa Indonesia mampu bersaing di pasar kendaraan listrik. Selain itu, produsen otomotif besar seperti Toyota dan Hyundai juga telah memperkenalkan model kendaraan listrik mereka di Indonesia, seperti Hyundai Ioniq dan Toyota bZ4X.

Kerja sama antara produsen lokal dan internasional membuka peluang transfer teknologi. Dengan demikian, Indonesia tidak hanya menjadi pasar konsumen tetapi juga memiliki peluang untuk menjadi pusat produksi kendaraan listrik di Asia Tenggara.

3. Tantangan Utama dalam Adopsi Kendaraan Listrik

Meskipun ada banyak kemajuan, adopsi kendaraan listrik di Indonesia masih menghadapi sejumlah tantangan.

Infrastruktur Pengisian Daya
Saat ini, infrastruktur SPKLU masih sangat terbatas. Sebagian besar fasilitas pengisian daya hanya tersedia di kota-kota besar seperti Jakarta dan Surabaya, sehingga pengguna kendaraan listrik di daerah lain menghadapi kesulitan dalam mengisi ulang baterai. Pembangunan infrastruktur yang lebih merata menjadi prioritas agar kendaraan listrik dapat digunakan secara luas.

Harga yang Masih Tinggi
Kendaraan listrik cenderung memiliki harga awal yang lebih tinggi dibandingkan kendaraan berbahan bakar fosil. Meskipun biaya operasionalnya lebih rendah, masyarakat masih mempertimbangkan harga pembelian sebagai faktor utama. Oleh karena itu, subsidi atau skema pembiayaan yang lebih terjangkau sangat diperlukan untuk mendorong adopsi.

4. Dampak Positif bagi Lingkungan dan Ekonomi

HALAMAN :
  1. 1
  2. 2
Mohon tunggu...

Lihat Konten Otomotif Selengkapnya
Lihat Otomotif Selengkapnya
Beri Komentar
Berkomentarlah secara bijaksana dan bertanggung jawab. Komentar sepenuhnya menjadi tanggung jawab komentator seperti diatur dalam UU ITE

Belum ada komentar. Jadilah yang pertama untuk memberikan komentar!
LAPORKAN KONTEN
Alasan
Laporkan Konten
Laporkan Akun