Callista Nayla Kinasih, selaku Mahasiswa Kuliah Kerja Nyata (KKN) Tim 1 Universitas Diponegoro (Undip) yang berasal dari Program Studi D-4 Perencanaan Tata Ruang dan Pertanahan Fakultas Sekolah Vokasi melaksanakan program identifikasi dan pemetaan permukiman berisiko bencana tanah longsor di Desa Tombo. Kegiatan ini bertujuan untuk memberikan gambaran mengenai kawasan yang rentan terhadap tanah longsor serta meningkatkan kesadaran masyarakat mengenai risiko bencana yang dapat terjadi akibat kondisi geografis wilayah mereka.
Desa Tombo terletak di Kawasan Pegunungan Dieng dengan ketinggian 650 – 1.900 mdpl dan memiliki topografi yang curam hingga sangat curam. Banyak permukiman yang berada di kawasan berisiko tinggi karena dibangun di bawah lereng dan di tepi tebing, terutama di Dusun Centuko dan Dusun Tampingan. Selain itu, kedua wilayah ini juga berpotensi terdampak limpasan material longsor dari kawasan hutan produksi milik PT. Perkebunan Nusantara yang terletak di bagian atasnya, yang dapat memperburuk risiko bencana bagi permukiman di bawahnya. Hal ini diperparah dengan kurangnya informasi, minimnya sosialisasi, serta ketidakteraturan dalam tata ruang dan perencanaan pembangunan.
Dalam program ini, mahasiswa yang kerap disapa Nayla, melakukan pemetaan menggunakan teknologi berbasis GIS (Geographic Information System) untuk mengidentifikasi zona rawan longsor. Pemetaan tersebut dilaksanakan secara detail hingga ke skala RT sehingga diketahui jumlah rumah dan jumlah penduduk yang berisiko terdampak berdasarkan hasil wawancara stakeholder terkait (Perangkat desa, Ketua Desa Tangguh Bencana, Kadus, Ketua RW, dan Keta RT). Selain itu, mahasiswa juga memberikan sosialisasi kepada masyarakat mengenai langkah-langkah mitigasi bencana serta pentingnya perencanaan pembangunan yang sesuai dengan kondisi lingkungan.
“Kami berharap hasil pemetaan ini dapat menjadi acuan bagi masyarakat dan pemerintah desa dalam menyusun strategi mitigasi bencana. Dengan adanya peta risiko tanah longsor, masyarakat dapat lebih waspada dan menghindari pembangunan di lokasi yang berbahaya,” ujarnya.
Ketua Desa Tangguh Bencana (Destana), Bapak Karyoso, mengungkapkan bahwa program ini sangat membantu dalam meningkatkan kesadaran masyarakat mengenai risiko longsor. “Selama ini kami tidak tahu mana daerah yang benar-benar rawan longsor. Dengan adanya peta ini, kami jadi lebih paham dan bisa lebih berhati-hati dalam membangun rumah,” tuturnya.
Pemerintah Desa Tombo juga menyambut baik inisiatif ini dan berharap program serupa dapat terus dilakukan di masa depan. “Kami sangat mengapresiasi mahasiswa KKN Undip yang telah membantu kami dalam memahami risiko tanah longsor di desa ini. Kami berharap ke depannya ada tindak lanjut dari pemerintah untuk mengatasi masalah ini,” ujar Bapak Mustajab, Kepala Desa Tombo.
Dengan adanya pemetaan permukiman berisiko bencana tanah longsor, mahasiswa KKN Undip berharap dapat berkontribusi dalam menciptakan kesadaran masyarakat serta mendukung upaya mitigasi bencana yang lebih baik di Desa Tombo.