Mohon tunggu...
Callista NaylaKinasih
Callista NaylaKinasih Mohon Tunggu... Saya adalah seorang mahasiswa akhir Program Studi D-4 Perencanaan Tata Ruang dan Pertanahan, Fakultas Sekolah Vokasi, Universitas Diponegoro

Saya memiliki ketertarikan dalam bidang perencanaan wilayah, tata ruang, dan pertanahan. Saya berkomitmen untuk mengaplikasikan ilmu yang telah saya pelajari dalam pengembangan wilayah yang berkelanjutan. Dengan latar belakang akademik dan pengalaman lapangan, saya berupaya memberikan solusi yang inovatif dan berbasis data dalam perencanaan ruang guna menciptakan lingkungan yang lebih tertata, aman, dan berkelanjutan.

Selanjutnya

Tutup

Pendidikan

Kenali dan Waspadai Permukiman Berisiko Longsor : Mahasiswa KKN Lakukan Identifikasi dan Pemetaan Permukiman Berisiko Tanah Longsor di Desa Tombo

11 Februari 2025   14:25 Diperbarui: 11 Februari 2025   17:08 98
+
Laporkan Konten
Laporkan Akun
Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.
Lihat foto
Dokumentasi Penyerahan Output Program Kerja kepada Sekretaris Desa Tombo Sumber : Dokumentasi Pribadi, 2025

Callista Nayla Kinasih, selaku Mahasiswa Kuliah Kerja Nyata (KKN) Tim 1 Universitas Diponegoro (Undip) yang berasal dari Program Studi D-4 Perencanaan Tata Ruang dan Pertanahan Fakultas Sekolah Vokasi melaksanakan program identifikasi dan pemetaan permukiman berisiko bencana tanah longsor di Desa Tombo. Kegiatan ini bertujuan untuk memberikan gambaran mengenai kawasan yang rentan terhadap tanah longsor serta meningkatkan kesadaran masyarakat mengenai risiko bencana yang dapat terjadi akibat kondisi geografis wilayah mereka.

Desa Tombo terletak di Kawasan Pegunungan Dieng dengan ketinggian 650 – 1.900 mdpl dan memiliki topografi yang curam hingga sangat curam. Banyak permukiman yang berada di kawasan berisiko tinggi karena dibangun di bawah lereng dan di tepi tebing, terutama di Dusun Centuko dan Dusun Tampingan. Selain itu, kedua wilayah ini juga berpotensi terdampak limpasan material longsor dari kawasan hutan produksi milik PT. Perkebunan Nusantara yang terletak di bagian atasnya, yang dapat memperburuk risiko bencana bagi permukiman di bawahnya. Hal ini diperparah dengan kurangnya informasi, minimnya sosialisasi, serta ketidakteraturan dalam tata ruang dan perencanaan pembangunan.

Dalam program ini, mahasiswa yang kerap disapa Nayla, melakukan pemetaan menggunakan teknologi berbasis GIS (Geographic Information System) untuk mengidentifikasi zona rawan longsor. Pemetaan tersebut dilaksanakan secara detail hingga ke skala RT sehingga diketahui jumlah rumah dan jumlah penduduk yang berisiko terdampak berdasarkan hasil wawancara stakeholder terkait (Perangkat desa, Ketua Desa Tangguh Bencana, Kadus, Ketua RW, dan Keta RT). Selain itu, mahasiswa juga memberikan sosialisasi kepada masyarakat mengenai langkah-langkah mitigasi bencana serta pentingnya perencanaan pembangunan yang sesuai dengan kondisi lingkungan.

Dokumentasi Pemetaan di Dusun Tampingan Sumber : Dokumentasi Pribadi, 2025
Dokumentasi Pemetaan di Dusun Tampingan Sumber : Dokumentasi Pribadi, 2025

Dokumentasi Pemetaan di Dusun Centuko Sumber : Dokumentasi Pribadi, 2025
Dokumentasi Pemetaan di Dusun Centuko Sumber : Dokumentasi Pribadi, 2025

Dokumentasi Pemetaan di Dusun Tombo Sumber : Dokumentasi Pribadi, 2025
Dokumentasi Pemetaan di Dusun Tombo Sumber : Dokumentasi Pribadi, 2025

“Kami berharap hasil pemetaan ini dapat menjadi acuan bagi masyarakat dan pemerintah desa dalam menyusun strategi mitigasi bencana. Dengan adanya peta risiko tanah longsor, masyarakat dapat lebih waspada dan menghindari pembangunan di lokasi yang berbahaya,” ujarnya.

Ketua Desa Tangguh Bencana (Destana), Bapak Karyoso, mengungkapkan bahwa program ini sangat membantu dalam meningkatkan kesadaran masyarakat mengenai risiko longsor. “Selama ini kami tidak tahu mana daerah yang benar-benar rawan longsor. Dengan adanya peta ini, kami jadi lebih paham dan bisa lebih berhati-hati dalam membangun rumah,” tuturnya.

Pemerintah Desa Tombo juga menyambut baik inisiatif ini dan berharap program serupa dapat terus dilakukan di masa depan. “Kami sangat mengapresiasi mahasiswa KKN Undip yang telah membantu kami dalam memahami risiko tanah longsor di desa ini. Kami berharap ke depannya ada tindak lanjut dari pemerintah untuk mengatasi masalah ini,” ujar Bapak Mustajab, Kepala Desa Tombo.

Dengan adanya pemetaan permukiman berisiko bencana tanah longsor, mahasiswa KKN Undip berharap dapat berkontribusi dalam menciptakan kesadaran masyarakat serta mendukung upaya mitigasi bencana yang lebih baik di Desa Tombo.

HALAMAN :
  1. 1
  2. 2
Mohon tunggu...

Lihat Konten Pendidikan Selengkapnya
Lihat Pendidikan Selengkapnya
Beri Komentar
Berkomentarlah secara bijaksana dan bertanggung jawab. Komentar sepenuhnya menjadi tanggung jawab komentator seperti diatur dalam UU ITE

Belum ada komentar. Jadilah yang pertama untuk memberikan komentar!
LAPORKAN KONTEN
Alasan
Laporkan Konten
Laporkan Akun