Mohon tunggu...
Callen Verensia
Callen Verensia Mohon Tunggu... Lainnya - saya anak kedua dari tiga bersaudara, dan satu-satunya anak perempuan :)

saya adalah mahasiswa dari Fakultas Bisnis di Universitas Kristen Duta Wacana dengan menempuh pendidikan S-1 mengambil jurusan Manajemen Sumber Daya Manusia

Selanjutnya

Tutup

Gadget Pilihan

Mendapatkan Keuntungan dengan memanfaatkan Bisnis Digital Selama #DirumahAja

8 Juli 2020   20:17 Diperbarui: 8 Juli 2020   20:06 139
+
Laporkan Konten
Laporkan Akun
Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.
Lihat foto
Gadget. Sumber ilustrasi: PEXELS/ThisIsEngineering

Pada akhir bulan Februari, WHO menetapkan bahwa virus Covid-19 merupakan pandemi bagi seluruh dunia. Sehingga disini, WHO meminta seluruh negara untuk mewaspadai dan juga menangani wabah virus tersebut.

Beberapa negara mengalami kesulitan karena kurangnya kapasitas. Sementara yang lainnya kesusahan karena tidak ada sumber daya.

Wabah Covid-19 berpotensi mengubah tatanan ekonomi dunia yang ditandai dengan berubahnya peta perdagangan dunia, selain mengakibatkan berhentinya berbagai bidang usaha.

Di Indonesia sendiri, untuk menanggapi adanya pandemi tersebut, beberapa daerah melakukan lockdown secara mandiri. Kemudian disusul dengan adanya Surat Edaran Menteri PANRB Nomor 19 Tahun 2020 tentang Penyesuaian Sistem Kerja Aparatur Sipil Negara dalam Upaya Pencegahan Covid-19 di Lingkungan Instansi Pemerintah.

Dalam surat tersebut mengharuskan untuk melakukan Work From Home atau biasa disebut dengan WFH. Surat Edaran tersebut juga diterapkan kepada seluruh siswa yang masih bersekolah mulai dari TK - SMA, tak terkecuali mahasiswa di seluruh Indonesia untuk melakukan aktivitas perkuliahan secara online.

Dengan adanya kebijakan tersebut, para pedagang juga terkena dampaknya, mulai dari toko yang ada di dalam mall besar hingga pedagang kaki lima.

Menurut menteri keuangan, pemerintah memproyeksi akan terjadi peningkatan jumlah penduduk miskin sebanyak 1,89 juta jiwa dan angka pengangguran baru bertambah 2,92 juta, sedangkan untuk skenario lebih berat atau sangat berat, kemiskinan bisa meningkat 4,86 juta dan pengangguran 5,23 juta.

Dari Kota Natuna sendiri, sangat banyak pedagang kaki lima yang mengalami penurunan penghasilan. Karena kebijakan dari pemerintah yang mengharuskan untuk karantina mandiri di rumah.

Dengan banyaknya mahasiswa yang kembali ke rumah asal, diliburkannya seluruh sekolah dan universitas, juga ditutupnya berbagai tempat wisata, hal tersebut mengurangi pendapatan dari pedagang kaki lima.

Salah seorang warga yang bernama Rika Aryanti  yang memiliki toko kosmetik & Pakaian di kota Natuna juga merasakan dampak dari wabah tersebut karena beliau mengalami penurunan penghasilan akibat dari pandemi ini atau yang dikenal dengan virus Covid-19.

Beliau mengatakan bahwa selama bulan maret sampai mei terakhir beliau sudah tidak ada lagi pemasukan karena beliau mematuhi himbauan dari pemerintah untuk melakukan karantina secara mandiri.

Sehingga beliau menutup toko dan tidak ada lagi pemasukan selama karantina mandiri karena semua sumber pemasukan beliau adalah dari toko Kosmetik dan Pak aian yang beliau miliki.

Dalam situasi dan kondisi ini, pemanfaatan aplikasi digital menjadi solusi untuk tetap menunjang bisnis agar tidak terjungkal.

Tak heran, bila pemilik Toko Kosmetik & Pakaian ini tidak putus asa karena kurang dari satu bulan yang lalu di pertengahan juni beliau langsung memanfaatkan berbagai aplikasi dan platfrom yang tersedia untuk menjual produknya secara online.

Sehingga walaupun beliau tetap melakukan karantina mandiri di rumah beliau tetap mendapatkan penghasilan.

Bahkan dalam kondisi pandemi ini, beliau justru mengatakan bahwa mengalami "Kebanjiran Orderan". Sebab ada salah satu pelanggan beliau mengatakan bahwa semenjak ada himbauan dari pemerintah untuk melakukan social distancing dan work from home membuat ia lari belanja ke platfrom online.

"Karena tak perlu keluar rumah, belanja bisa dilakukan sambil duduk santai dan barang yang dibeli akan diantar hingga depan pintu rumah" kata Rika kepada penulis, selasa (07/07/2020).

Sebelum pandemi Corona. Rika yang berprofesi sebagai owner dari Toko Kosmetik & Pakaian ini mengatakan biasanya akan melakukan pemesanan barang baru dari pusat 3 bulan sekali, tetapi semenjak ia menjual produknya secara online ia bahkan bisa melakukan pemesanan barang baru setiap bulannya, karena semakin banyaknya orderan.

Bukan rahasia lagi, konsumen di era sekarang tidak mau lagi repot dengan waktu lama. Semuanya ingin cepat dan instan.

Tren gaya hidup masyarakat sudah semakin bergeser dengan kemajuan teknologi informasi di era revolusi industri 4.0 .

Semuaya ingin kalau bisa selesai diujung jari saja. Cukup duduk santai. Segala kebutuhan bisa diperoleh.

Gaya hidup seperti ini sedang jadi tren masyarakat, tidak mau banyak waktu tersita dan enggan banyak bergerak. Apalagi harus berhadapan dengan budaya antrian dan macet dijalanan, tutur Rika.

Seperti yang diakui Rika kepada penulis bahwa sebagai pebisnis online shop yang sekarang, dirinya sangat terbantu dengan aplikasi digital.

Tak hanya untuk berjualan, tetapi juga untuk melakukan pemesanan barang yang akan dijual ke konsumen. " aplikasi digital sangat membantu. Saya bisa belanja online untuk memesan barang jualan dan juga memasarkan kembali," ujarnya.

Bahkan kata Rika, lebih banyak  mendapatkan keuntungan menjual produk secara daring diabandingkan harus membuka toko, sebab jika membuka toko akan lebih banyak pengeluaran dibandingkan berjualan secara online, bahkan Rika tidak ragu mengatakan kalau beliau memiliki 2 admin untuk setiap aplikasi digital yang digunakan untuk berjualan online, dimana 2 admin untuk aplikasi instagram, 2 admin untuk aplikasi whatsApp, 2 admin untuk aplikasi Line, 2 admin untuk aplikasi Facebook, 2 admin untuk aplikasi Shopee, dan 2 admin untuk aplikasi Lazada, dan setiap admin akan memiliki shift  kerja yang berbeda.

Rika mengaku sangat menyesal karena tidak sedari awal merintih usaha melakukan penjualan secara daring,  " coba aja dari dulu saya sudah memanfaatkan aplikasi digital mungkin saya sekarang tidak perlu kesusahan lagi untuk mencari pemasukan dan pasti saya sudah bisa menikmati apa yang sedari dulu saya kerjakan, ujarnya. 

Bahkan beliau tidak segan mengatakan penghasilan yang biasanya dia dapatkan hanya sebesar 20 sampai 50 juta perbulan. Tetapi sekarang beliau bisa mengantongi uang sebesar 100 sampai 120 juta perbulannya karena melakukan penjualan secara online sangat menguntungkan.

Beliau juga mengatakan akan tetap selalu melakukan penjualan secara daring walaupun Virus Corona atau yang dikenal dengan Covid-19 sudah berakhir imbunya.

HALAMAN :
  1. 1
  2. 2
  3. 3
Mohon tunggu...

Lihat Konten Gadget Selengkapnya
Lihat Gadget Selengkapnya
Beri Komentar
Berkomentarlah secara bijaksana dan bertanggung jawab. Komentar sepenuhnya menjadi tanggung jawab komentator seperti diatur dalam UU ITE

Belum ada komentar. Jadilah yang pertama untuk memberikan komentar!
LAPORKAN KONTEN
Alasan
Laporkan Konten
Laporkan Akun