Mohon tunggu...
Humaniora Pilihan

"Kids Zaman Now" vs Setya Novanto

16 November 2017   22:09 Diperbarui: 16 November 2017   22:22 1239
+
Laporkan Konten
Laporkan Akun
Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.
Lihat foto
Humaniora. Sumber ilustrasi: PEXELS/San Fermin Pamplona

Pembahasan soal kasus Ketua DPR Setya Novanto memang tidak ada habisnya. Setiap jam, setiap menit, bahkan detik, ada saja berita dan artikel yang membahas sosok pria 62 tahun ini. Semua orang dari berbagai golongan, usia, dan tingkat pendidikan seakan-akan tidak berhenti menyebut nama beliau beberapa tahun belakangan. 

Figur Setya Novanto tak kalah populer dibanding selebriti di kalangan anak muda dan remaja. Dari yang memang hobi membaca dan mem-follow up perkembangan persidangan kasus dan seluk-beluk detailnya sampai yang hanya sekadar mendengar sepotong-sepotong berita, kalangan remaja Indonesia tidak kalah heboh membahas Setya Novanto. Dalam kelompok-kelompok kecil maupun besar, dalam dialog biasa antar teman sampai rapat resmi organisasi, sepenggal nama Setya Novanto sering kali muncul dalam bentuk jokes ringan soal politik sepanjang jalannya pembicaraan.

Jokes antar anak muda ini tak berhenti sampai di sekadar omongan saja, banyak generasi muda yang juga menorehkan buah-buah ide dan pemikiran mereka yang unik dan menarik soal Setya Novanto dalam akun-akun media sosial yang mereka miliki. Jokes ini dikemas dalam bentuk meme, kicauan di Twitter dan media sosial lain yang memuat foto Setya Novanto baik foto original maupun yang telah diedit, dilengkapi dengan caption-caption yang mengena. 

Kalimat-kalimat seperti 'Setnov nonton bioskop, mau ke toilet, filmnya di-pause', 'Tolong kirim pulsa untuk anggota MKD', 'Saya sengaja akting mengantuk kok, biar jadi trending topic', dan kalimat-kalimat serupa menghiasi timeline media sosial remaja dan kawula muda Indonesia.

Gambar-gambar dan tulisan-tulisan singkat ini membawa gelak tawa bukan hanya remaja dan generasi muda, tapi juga anak-anak SD dan golongan yang lebih tua. Namun, penyampaian pendapat secara kreatif melalui media-media oleh anak muda dalam bentuk meme satir ini tidak disambut positif oleh Setya Novanto sendiri. Terbukti, sejumlah akun Twitter, Facebook, dan Instagram sampai saat ini telah dilaporkan ke pihak yang berwajib oleh Setya Novanto sendiri dengan tuduhan pencemaran nama baik dan pelaku-pelaku dijerat pasal UU ITE.

Penyampaian isi pikiran lewat dagelan yang menyerempet sarkas memang telah menjadi ciri khas Indonesia muda belakangan ini. Selain Setya Novanto, masih banyak tokoh politik yang juga dijadikan bahan meme, Sandiaga Uno salah satunya. Pada masa pemilihan Gubernur dan Wakil Gubernur DKI Jakarta kemarin memang marak meme politik, sayangnya sebagian generasi muda kurang mampu memilah dan menggunakan hak menyatakan pendapatnya lewat media sosial dengan baik dalam menanggapi kasus Setya Novanto.

Pada masa pemilu Gubernur, kebanyakan meme berisi tingkah lucu cagub dan cawagub, seperti Sandiaga Uno yang berpose ala ahli kungfu di atas jembatan, dan sebagainya. Perubahan fungsi meme dari yang awalnya untuk menyebar foto dan kutipan-kutipan lucu menjadi agak sarkas kemungkinan berasal dari kebiasaan rakyat Negeri Paman Sam di sana, yang memang tidak segan untuk membuat dagelan yang melibatkan tokoh politik, bahkan presidennya sendiri. 

Arus informasi yang sangat cepat dan luas di zaman sekarang ini akhirnya ikut andil dalam perubahan selera humor dan cara-cara penyampaian humor antara generasi muda Indonesia. Jadilah meme-meme seputar politik dengan tokoh-tokoh fenomenal yang setiap hari dan setiap saat muncul di layar televisi dan ponsel pintar remaja.

Seperti yang telah disebutkan, meme, joke, dan dagelan yang dibuat oleh orang-orang muda Indonesia adalah salah satu bentuk penyampaian ide, buah pikiran, dan pendapat. Menjadi terkesan satir dan sarkas karena memes tersebut memuat hal yang sebenarnya serius, tapi dibawa dengan suasana yang terkesan bercanda. Ada baiknya generasi muda Indonesia memilah dan lebih berhati-hati dalam menyampaikan pendapatnya, sehingga tidak ada pihak yang merasa tersinggung maupun dirugikan hanya karena satu postingan yang kurang dari seratus empat puluh karakter.

Mohon tunggu...

Lihat Konten Humaniora Selengkapnya
Lihat Humaniora Selengkapnya
Beri Komentar
Berkomentarlah secara bijaksana dan bertanggung jawab. Komentar sepenuhnya menjadi tanggung jawab komentator seperti diatur dalam UU ITE

Belum ada komentar. Jadilah yang pertama untuk memberikan komentar!
LAPORKAN KONTEN
Alasan
Laporkan Konten
Laporkan Akun