Mohon tunggu...
Hadi Saksono
Hadi Saksono Mohon Tunggu... Jurnalis

Historia Magistra Vitae (Sejarah adalah guru bagi kehidupan)

Selanjutnya

Tutup

Bola Pilihan

Ketika Persib Menolak Hadiah dari Pemprov Jabar

28 Juni 2025   17:57 Diperbarui: 28 Juni 2025   18:20 449
+
Laporkan Konten
Laporkan Akun
Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.
Lihat foto
Bagikan ide kreativitasmu dalam bentuk konten di Kompasiana | Sumber gambar: Freepik

Dalam hal pemberian jam tangan kepada pemain timnas sepak bola Indonesia, saya mengasumsikan yang memberikan hadiah jam tangan itu adalah inisiatif Prabowo Subianto sebagai pribadi, bukan sebagai Presiden RI. Makanya, hadiah itu alih-alih diberikan di istana kepresidenan namun di kediaman pribadi Prabowo.

Dan karena seperti dikatakan oleh KDM sendiri bahwa patungan harus bersifat sukarela, makanya kemudian wajar jika dari hasil patungan uang hadiah para pejabat dan ASN Pemprov Jawa Barat, tak sesuai dengan yang diproyeksikan oleh KDM.  

Karena tentu tak seluruhnya dari 200 orang pejabat dan ASN Pemprov Jawa Barat berpartisipasi dalam pengumpulan dana untuk hadiah Persib Bandung. Dan jumlah yang diberikan oleh para 'peserta' patungan itu tentunya berbeda-beda, karena tak ditentukan nominalnya.

Subjektifitas saya justru mengatakan, ada faktor fear of missing out alias FOMO dalam diri KDM ketika Persib menjadi juara kompetisi Liga 1, untuk menegaskan posisinya sebagai pemimpin daerah yang mendukung eksistensi Persib Bandung. Yang kebetulan bertepatan dengan awal masa pemerintahan pria yang memenangkan Pemilihan Gubernur Jawa Barat tahun 2024 ini.

Othak-athik gathuk saya mencoba mengkaitkan apa yang dilakukan oleh KDM ini dengan pemahaman soal hegemoni yang pernah dikemukakan oleh Antonio Gramsci. Yakni cara suatu kelompok sosial tanpa penggunaan paksaan dan kekerasan dalam menyebarluaskan hegemoni, tetapi melalui pengendalian budaya serta ideologi.

Dalam hal ini, KDM beserta jajaran pimpinan Pemprov Jawa Barat, mempersuasi para pejabat dan ASN di lingkup Pemprov Jabar untuk ikut menyumbang dana untuk hadiah bagi Persib Bandung. Karena keberhasilan Persib Bandung menjuarai Liga 1, merupakan wujud kemenangan sekaligus penguatan 'hegemoni' Jawa Barat sebagai tanah juara.

Meskipun, pada akhirnya upaya tersebut tak membuahkan hasil yang maksimal. Karena terbukti, realisasi perolehan dana patungan itu bahkan tak mencapai separuh dari target semula.

Saya malah lebih membenarkan apa yang pernah dikatakan Wak Umuh usai Persib memperoleh gelar juara back to back musim 2023/2024 dan 2024/2025, ada pihak-pihak yang tiba-tiba muncul dan seolah merasa paling berjasa terhadap Persib, padahal sebelumnya tidak aktif dalam mendukung tim.

"Jangan seperti ada orang yang ujug-ujug (tiba-tiba) timbul, nonton juga tidak pernah, dengan pemain saja tidak tahu, dengan manajemen tidak tahu, tahu-tahu seperti dia yang punya, seperti yang punya jasa," tegas wak haji.

Follow Instagram @kompasianacom juga Tiktok @kompasiana biar nggak ketinggalan event seru komunitas dan tips dapat cuan dari Kompasiana. Baca juga cerita inspiratif langsung dari smartphone kamu dengan bergabung di WhatsApp Channel Kompasiana di SINI

HALAMAN :
  1. 1
  2. 2
  3. 3
Mohon tunggu...

Lihat Konten Bola Selengkapnya
Lihat Bola Selengkapnya
Beri Komentar
Berkomentarlah secara bijaksana dan bertanggung jawab. Komentar sepenuhnya menjadi tanggung jawab komentator seperti diatur dalam UU ITE

Belum ada komentar. Jadilah yang pertama untuk memberikan komentar!
LAPORKAN KONTEN
Alasan
Laporkan Konten
Laporkan Akun