Mohon tunggu...
Hadi Saksono
Hadi Saksono Mohon Tunggu... Jurnalis - AADC (Apa Aja Dijadikan Coretan)

Vox Populi Vox Dangdut

Selanjutnya

Tutup

Analisis Pilihan

Debat Pilpres Tanpa Penonton Langsung, Mengapa Tidak?

27 Januari 2024   13:21 Diperbarui: 27 Januari 2024   14:05 175
+
Laporkan Konten
Laporkan Akun
Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.
Lihat foto
Sumber foto: Kompas.id/Hendra A Setyawan.

"KPU akan mendengarkan dan kemudian akan mengambil keputusan apa-apa yang perlu kita evaluasi, termasuk memperingatkan kembali tampilan-tampilan yang boleh dikatakan sudah disepakati untuk tidak dilakukan pada saat debat ini,"

"Sebetulnya ini kan komitmen ya, komitmen antar calon dan kami menganggap masing-masing calon kan orang yang secara politik sudah dewasa semua tentang apa yang sudah disepakati itu," ungkap Hasyim seperti dikutip Kompas.com.

Baiklah. Saya malah jadi mencoba merasakan apa yang dihadapi oleh para moderator, saat berulangkali menenangkan para pendukung paslon yang hadir langsung di arena debat Pilpres.

Soal ini, kawan saya bilang "Kasihan juga ya para moderator itu kalau harus disibukkan berulang kali menyuruh para pendukung peserta debat untuk diam, padahal tugas utama mereka bukan seperti itu,".

Saya pun menjawab. "Ya bagaimana ya? Namanya juga budaya suporter di Indonesia seperti itu. Coba saja kamu lihat di stadion lalu ada prosesi One Minute Silence, pasti penontonnya tetap ribut, beda sama di Eropa yang langsung hening satu stadion,".

Saya dan kawan saya itu pun lantas melanjutkan pembicaraan seandainya debat capres di Indonesia bisa digelar dengan jumlah penonton yang lebih sedikit, atau bahkan tanpa penonton sama sekali.

Kami mengacu pada penyelenggaraan debat Pilpres di Amerika Serikat, yang ditayangkan di televisi dari dalam ruangan yang lebih kecil daripada venue debat Pillpres di Indonesia, dan menghadirkan penonton yang lebih sedikit dibanding penonton debat yang merangkap tim sukses paslon.

Debat Capres Amerika Serikat 2016. (Sumber: tangkapan layar CNBC)
Debat Capres Amerika Serikat 2016. (Sumber: tangkapan layar CNBC)
Tapi ya begitulah. Lain ladang lain belalang, lain lubuk lain pula ikannya. Lain di Amerika Serikat lain pula di Indonesia.

Mungkin memang kehadiran tim sukses satu frame dengan paslon yang didukungnya menjadi bagian dari budaya lokal masyarakat Indonesia, yang doyan berkumpul untuk sebuah kebanggaan.

Budaya inilah yang mungkin coba dikedepankan oleh KPU selaku penyelenggara debat. Dalam artian, paslon dengan tim sukses yang mengiringinya dilihat sebagai satu kesatuan.

Ibarat dalam pertandingan sepak bola, jika hanya ada tim sepak bola yang bertanding tanpa kehadiran pendukunya menjadi bagaikan sayur kurang garam. Meski kehadiran pendukung tersebut tentu bukannya tanpa risiko, termasuk risiko pelanggaran terhadap aturan seperti yang kita saksikan dalam rangkaian debat Pilpres tahun ini.

HALAMAN :
  1. 1
  2. 2
  3. 3
  4. 4
Mohon tunggu...

Lihat Konten Analisis Selengkapnya
Lihat Analisis Selengkapnya
Beri Komentar
Berkomentarlah secara bijaksana dan bertanggung jawab. Komentar sepenuhnya menjadi tanggung jawab komentator seperti diatur dalam UU ITE

Belum ada komentar. Jadilah yang pertama untuk memberikan komentar!
LAPORKAN KONTEN
Alasan
Laporkan Konten
Laporkan Akun