Mohon tunggu...
Hadi Saksono
Hadi Saksono Mohon Tunggu... Jurnalis - AADC (Apa Aja Dijadikan Coretan)

Vox Populi Vox Dangdut

Selanjutnya

Tutup

Sosbud Pilihan

Koran Cetak Diminati, Koran Digital Dihindari?

16 Desember 2022   10:55 Diperbarui: 17 Desember 2022   00:38 788
+
Laporkan Konten
Laporkan Akun
Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.
Lihat foto
Tangkapan layar surat manajemen Republika/Dok pribadi

Kemarin, sejumlah media online memberitakan sebuah postingan sebuah surat yang tak biasa. Ya, surat itu berisi pernyataan dari perusahaan penerbit koran harian Republika, yang menyatakan mulai 1 Januari 2023, koran Republika versi cetak berhenti terbit.

Dalam surat tersebut, pihak penerbit surat kabar Republika, yakni PT Republika Media Mandiri, hanya akan menerbitkan koran ini hingga Sabtu, 31 Desember 2022.

"Setelah itu, Republika akan mencurahkan semua kekuatan editorial, sumber daya, waktu, pikiran, dan energi untuk semata kanal-kanal digital --- di antaranya republika.co.id, republika.id, retizen.id, dan akun-akun resmi media sosia --- dalam sajian multiplatform yang mencakup kekuatan teks, grafis, audio, foto, dan video," tulis Direktur PT Republika Media Mandiri, Arys Hilman, dalam surat pernyataan tertanggal 14 Desember 2022, yang ditujukan kepada para relasi harian Republika.

Menurut Arys, keputusan menghentikan versi cetak Republika adalah sejalan dengan cetak biru transformasi Republika.

"Jadi, ini bukan surat perpisahan. Ini adalah kabar tentang rencana perjalanan. Seraya sepenuhnya bermigrasi ke dunia digital, kami akan mengonversi semua kualitas koran Republika ke dalam bentuk-bentuk baru," jelas Arys dalam suratnya.

"Kami tidak ingin ada nilai yang tertinggal. Kami pun tidak hendak melupakan ekosistem yang telah terbangun," ujar Arys. 

Tangkapan layar surat manajemen Republika/Dok pribadi
Tangkapan layar surat manajemen Republika/Dok pribadi
Kata-kata ini saya tafsirkan sebagai pernyataan tidak ada yang akan berubah dari kandungan dalam media Republika yang ada selama ini di versi cetak. Semuanya akan tetap tersaji, dalam versi digital.

Ada dua hal yang membuat saya sentimental, dengan berhenti terbitnya koran Republika.

Pertama, memori tentang belajar membaca berita. Ya, harian Republika adalah media selain harian Kompas, yang menjadi sarana saya untuk belajar mengenal dunia dan menelaah peristiwa dengan cara membaca berita.

Semakin dewasa, saya tetap tertarik untuk membaca koran Republika, karena banyak menulis artikel yang bersifat syiar Islam. Inilah yang menjadikan Republika banyak dibaca oleh aktivis Muslim. Salah satu rubrik yang kerap saya prioritaskan untuk dibaca, yakni rubrik Dialog Jumat.

Wajar jika Republika banyak menulis tentang dunia Islam. Hal ini tak lepas dari penerbitan Republika yang dibidani oleh Ikatan Cendekiawan Muslim Indonesia (ICMI), yang saat itu diketuai almarhum BJ Habibie.

HALAMAN :
  1. 1
  2. 2
  3. 3
Mohon tunggu...

Lihat Konten Sosbud Selengkapnya
Lihat Sosbud Selengkapnya
Beri Komentar
Berkomentarlah secara bijaksana dan bertanggung jawab. Komentar sepenuhnya menjadi tanggung jawab komentator seperti diatur dalam UU ITE

Belum ada komentar. Jadilah yang pertama untuk memberikan komentar!
LAPORKAN KONTEN
Alasan
Laporkan Konten
Laporkan Akun