"Bro, siap siap liputan langsung arus mudik di Bandara Soekarno-Hatta ya. Jam 06.30 pagi untuk tayang di siaran warta berita pagi. Tim kameraman dan audioman sudah dikoordinasikan,"
Itulah pesan singkat melalui aplikasi perpesanan yang masuk ke ponselku pagi ini. Ya, masih pagi. Masih baru saja menyelesaikan makan sahur terakhirku di Ramadan 1443 H kali ini. Bulan Ramadan kali ini terasa singkat, karena di hari-hari terakhir aku banyak disibukkan dengan tugas liputan arus mudik, yang kali ini kembali diperbolehkan setelah 2 tahun dilarang.
Namun yang membuatku sedih (dan menahan kecewa) justru ketika mudik sudah diperbolehkan, aku malah nggak bisa mudik lagi. Padahal, 2 tahun lalu aku sempat mencuri waktu untuk mudik Lebaran.
Tapi aku anggap ini sudah menjadi tugas dan tanggung jawabku sebagai seorang reporter di sebuah stasiun televisi swasta. Dan kebetulan, koordinator liputan menugaskan aku untuk stand by melaporkan situasi arus mudik di sebelum, saat, dan sesudah Lebaran hingga tanggal 8 Mei nanti.
Usai shalat subuh di masjid dekat kosan, kulihat arloji menunjukkan pukul 05:09 WIB. Saatnya menunggu jemputan mobil dari kantor, untuk berangkat langsung ke Bandara Soetta bersama kameraman dan audioman.
Biasanya di kosan jam segini ada Irwan yang menemaniku berangkat ke kantor yang sama tempat kami bekerja. Namun Lebaran kali ini, dia sedang mudik ke kampungnya di Wonogiri karena ayahnya wafat tiga hari yang lalu. Jadilah tugas liputan mudik diserahkan kepadaku, sebagai urutan pertama pengganti Irwan.
Oke. Tugas melaporkan situasi mudik terkini harus tetap berjalan. Harus bersemangat demi informasi terbaik untuk pemirsa. Tidak seharusnya sedih atau patah semangat. Sambil berdoa Insya Allah tahun depan bisa mudik ke Malang.
Jam 05:15
Driver kantor, Pak Suhendri, tiba di kosanku dengan mengendarai mobil kantor yang di dalamnya sudah ada kameraman dan audioman yang akan menunjang tugas laporan langsungku pagi ini. Mereka malah lelap tertidur di jok belakang karena mereka bertugas di shift malam, namun ada tugas tambahan bersamaku ke Bandara Soetta.
Jalanan dari kosanku di bilangan Tebet ke bandara terbesar di Indonesia itu pun masih lengang di pagi buta ini, terlihat hanya beberapa kendaraan yang mengarah ke sana sepanjang perjalanan. Mungkin karena hari ini sudah H-1 Idul Fitri, yang artinya puncak arus mudik Lebaran 1443 H telah terlewati.
Tugas laporan langsung situasi arus mudik di Bandara Soekarno-Hatta pagi ini pun berlangsung lancar tanpa hambatan. Kembali ke kantor, sejenak aku pun beristirahat di ruang kerjaku, sembari menanti penugasan selanjutnya di H-1 dan Lebaran esok hari.