Mohon tunggu...
Cak Bro Cak Bro
Cak Bro Cak Bro Mohon Tunggu... Administrasi - Bagian dari Butiran debu Di Bumi pertiwi

Menumpahkan barisan Kata yang muncul di Pikiran

Selanjutnya

Tutup

Kurma

Dapatkah Pola Kepemimpinan Nabi Diterapkan dalam Organisasi?

11 Mei 2021   14:13 Diperbarui: 11 Mei 2021   14:27 587
+
Laporkan Konten
Laporkan Akun
Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.
Lihat foto
Kisah Untuk Ramadan. Sumber ilustrasi: PAXELS

Beliau adalah pemimpin agama, Negara, dan pemerintahan sekaligus. Dalam kehidupan politik, beliau meletakkan prinsip dasar komunikasi politik, sebagaimana Firman Allah: "Maka dengan kasih sayang Allah kamu bersikap lembut kepada mereka, dan apabila kamu bersikap kasar lagi keras hati, maka sungguh mereka akan lari dari sekelilingmu, maka maafkanlah mereka, dan mohonkan ampunan mereka, dan bermusyawarahlah dengan mereka dalam suatu urusan, maka apabila kamu berniat mengerjakan sesuatu maka berpasrah dirilah kepada Allah sesungguhnya Allah mencintai orang-orang yang bertawakkal" (QS. Ali 'Imran: 129).

C. Pengertian Kepemimpinan Profetik 

Apakah Kepemimpinan Profetik?, ada baiknya kita mengupas pengertian kepemimpinan profetik dari berbagai literatur. Dalam hal ini penulis akan mencoba mengupas dari hasil penelitian Elitya Rosita Dewi et all, Fakultas Agama Islam, Universitas Muhammadiyah Malang berjudul "Konsep Kepemimpinan Profetik".

1) Definisi Kepemimpinan

Definisi Kepemimpinan menurut Robbins (2011:410) adalah "leadership is the ability to influence a group toward the achievement a vision or set of goals.". Kepemimpinan adalah kemampuan mempengaruhi kelompoknya untuk mencapai tujuan institusi. Dengan demikian, kepemimpinan bisa diartikan sebagai usaha pemimpin untuk mempengaruhi, mendorong, membimbing, mengarahkan, dan menggerakkan bawahan agar dapat bekerja secara efektif dalam rangka mencapai tujuan organisasi yang telah ditetapkan.

Sedangkan menurut McShane (2008:402) berpendapat, "leaders apply various forms of influence to ensure that followers have the motivation and role clarity to achieve specified goals". Bawahan akan termotivasi ketika pimpinan mampu mempengaruhi dan memberikan arahan dalam mencapai tujuan organisasi dimana mereka sebagai anggotanya. Kepemimpinan berkaitan dengan kemampuan mempengaruhi seseorang atau sekelompok orang untuk bertindak.

Menurut Newstorm (2007:159), "leadership is the process of influencing and supporting others to work enthusiastically toward achieving objectives". Kepemimpinan adalah proses mempengaruhi dan mendukung bawahannya untuk bekerja giat mencapai tujuan organisasi. Berdasarkan uraian di atas, dapat disintesiskan kepemimpinan adalah tindakan seseorang dalam mempengaruhi dan mengarahkan bawahannya untuk mencapai tujuan organisasi melalui indikator : (1) adanya bimbingan (2) adanya suruhan (3) adanya arahan (4) adanya dorongan (5) adanya pengambilan keputusan yang melibatkan bawahan.

2) Definisi Profetik

Adapun menurut Fadhli (2018: 121) kata profetik berasal dari bahasa Inggris prophet yang berarti nabi atau ramalan. Karena penggunaanya yang sebagai kata sifat maka kata prophet tersebut menjadi kata prophetic atau dalam bahasa indonesia mejadi profetik yang berarti kenabian. Istilah profetik di Indonesia sendiri diperkenalkan pertama kali oleh Kontowijoyo melalui gagasannya mengenai pentingnya ilmu sosial transformatif yang disebut ilmu sosial profetik.

Ilmu sosial profetik tidak hanya menjelaskan dan mengubah fenomena sosial, tetapi juga memberi petunjuk ke arah mana transformasi dilakukan, untuk apa, dan oleh siapa. Ilmu sosial profetik mengusulkan perubahan berdasarkan cita-cita etik dan profetik tertentu (dalam hal ini etik Islam), yang melakukan reorientasi terhadap epistimologi, yaitu reorientasi terhadap made of tought dan made of inquiry bahwa sumber ilmu pengetahuan tidak hanya berdasarkan rasio dan empiris semata, tetapi juga dari wahyu (Rifaudin, 2017: 50-51). Maka berdasarkan beberapa penjelasan tersebut, dapat disimpulkan bahwa profetik itu merujuk pada suatu sifat kenabian.

Berdasarkan penjabaran tersebut, maka menurut Widayat (2014: 27), kepemimpinan profetik adalah kemampuan mengendalikan diri dan mempengaruhi orang lain dengan tulus untuk mencapai tujuan bersama sebagaimana dilakukan oleh para nabi, dengan pencapaian kepemimpinan berdasarkan empat macam yakni, sidiq, amanah, tabligh, dan fathonah. 

HALAMAN :
  1. 1
  2. 2
  3. 3
  4. 4
Mohon tunggu...

Lihat Konten Kurma Selengkapnya
Lihat Kurma Selengkapnya
Beri Komentar
Berkomentarlah secara bijaksana dan bertanggung jawab. Komentar sepenuhnya menjadi tanggung jawab komentator seperti diatur dalam UU ITE

Belum ada komentar. Jadilah yang pertama untuk memberikan komentar!
LAPORKAN KONTEN
Alasan
Laporkan Konten
Laporkan Akun