Mohon tunggu...
Cahyo Adi Nugroho
Cahyo Adi Nugroho Mohon Tunggu... Mahasiswa Ilmu Komunikasi UIN Sunan Kalijaga 24107030095

Bermimpi boleh tapi jangan lupa bangun

Selanjutnya

Tutup

Lyfe

Generasi Sandwich: Antara Cinta dan Kewajiban

11 Juni 2025   13:00 Diperbarui: 11 Juni 2025   10:49 34
+
Laporkan Konten
Laporkan Akun
Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.
Lihat foto
https://images.app.goo.gl/hB9UHset32Te5HTF8

Pernahkah kamu merasa seperti ditarik dari dua arah sekaligus? Di satu sisi harus membiayai orang tua yang sudah pensiun, di sisi lain juga harus memenuhi kebutuhan anak dan keluarga sendiri? Jika iya, kemungkinan besar kamu adalah bagian dari generasi sandwich.

Istilah "generasi sandwich" merujuk pada kelompok orang dewasa, biasanya berusia 30--50 tahun, yang berada di tengah-tengah tanggung jawab merawat orang tua dan anak-anak mereka secara bersamaan. Seperti isi dalam sandwich yang terjepit di antara dua lapisan roti, generasi ini terhimpit antara dua tanggung jawab besar: cinta dan kewajiban.

Istilah ini pertama kali diperkenalkan oleh Dorothy Miller, seorang pekerja sosial asal Amerika, pada tahun 1981. Awalnya digunakan untuk menggambarkan wanita paruh baya yang merawat orang tua lanjut usia dan juga masih harus mengurus anak-anak mereka. Namun, seiring waktu, istilah ini menjadi lebih luas dan mencakup siapa saja laki-laki atau perempuan yang berada dalam situasi serupa.

Di Indonesia, fenomena ini semakin umum terjadi, terutama karena adanya budaya kuat yang menekankan bakti kepada orang tua. Di sisi lain, biaya hidup dan pendidikan anak juga terus meningkat. Kombinasi inilah yang membuat banyak orang merasa berada dalam tekanan, baik secara emosional maupun finansial.

Sebagai anak, kita merasa berkewajiban membalas budi orang tua yang telah membesarkan kita. Tapi sebagai orang tua, kita juga punya tanggung jawab untuk memberikan yang terbaik bagi anak-anak. Di sinilah muncul dilema: bagaimana membagi cinta, perhatian, waktu, dan uang secara adil untuk dua generasi yang berbeda?

Sering kali, generasi sandwich harus mengorbankan kebutuhan pribadi, seperti menunda liburan, menunda membeli rumah, bahkan mengesampingkan kesehatan sendiri. Ada pula yang menunda mimpi atau pengembangan karier demi memastikan orang tua tetap sehat dan anak-anak mendapatkan pendidikan yang layak.

Menjadi bagian dari generasi sandwich bukanlah hal yang mudah. Berikut beberapa dampak yang sering dirasakan:

  1. Tekanan Finansial
    Bayangkan harus membayar tagihan rumah, sekolah anak, biaya kesehatan orang tua, dan masih harus menabung untuk masa depan. Tidak jarang, pengeluaran menjadi lebih besar daripada pendapatan.

  2. Stres dan Kelelahan Mental
    Tanggung jawab yang bertumpuk bisa membuat seseorang merasa lelah secara mental. Banyak dari mereka yang merasa cemas, tertekan, atau bahkan merasa bersalah karena merasa belum bisa memberikan yang terbaik untuk keluarga.

  3. Kurangnya Waktu untuk Diri Sendiri
    Fokus pada orang lain sering kali membuat waktu untuk diri sendiri menjadi sangat terbatas. Akibatnya, kebahagiaan pribadi dan kesehatan emosional bisa terabaikan.

HALAMAN :
  1. 1
  2. 2
Mohon tunggu...

Lihat Konten Lyfe Selengkapnya
Lihat Lyfe Selengkapnya
Beri Komentar
Berkomentarlah secara bijaksana dan bertanggung jawab. Komentar sepenuhnya menjadi tanggung jawab komentator seperti diatur dalam UU ITE

Belum ada komentar. Jadilah yang pertama untuk memberikan komentar!
LAPORKAN KONTEN
Alasan
Laporkan Konten
Laporkan Akun