Mohon tunggu...
cahyati muchson
cahyati muchson Mohon Tunggu... Guru - Cahyati penah kuliah di IKIP Malang, dan mengajar di SMKN 1 Kebonsari

Cahyati, teacher, mother, pegiat literasi

Selanjutnya

Tutup

Pendidikan

Nuansa Pembelajaran Siswa Pasca Covid-19

8 November 2022   14:23 Diperbarui: 10 November 2022   11:48 440
+
Laporkan Konten
Laporkan Akun
Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.

Angka kasus Covid-19 yang sudah melandai, mendorong pemerintah mulai memberlakukan pertemuan tatap muka (PTM) di sekolah-sekolah. Siswa yang rindu masuk sekolah tatap muka bisa terealisasi. Namun kenyataannya rasa "rindu" yang ingin segera terobati dengan PTM mengundang kontroversi. Kondisi ini tampak jelas pada pelaksanaan PTM di sejumlah sekolah yang mengindikasikan terdapatnya siswa yang mengalami penurunan rasa percaya diri.  Pada saat pembelajaran di kelas mereka cenderung terlihat diam dan tidak memberikan respon ketika guru bertanya atau meminta pendapat. 

Sering terjadinya kelalaian siswa  ketika kegiatan belajar berlangsung juga akan memunculkan sederet  masalah yang dihadapi guru. Utamanya dalam hal pengumpulan tugas.  Sedikit siswa yang  mengumpulkan tugas sesuai batas waktunya. Hal ini menunjukkan rasa tanggung jawab dan disiplin siswa menurun.

Mereka juga Sering menyepelekan pelajaran yang disampaikan guru, karena mereka beranggapan google itu sumber segalanya. Pembelajaran daring selama pandemi menyisakan pembiasaan yang masih melekat pada diri siswa. Perilaku  yang susah diatur dan sulit dikendalikan mendominasi karakter yang umum dialami siswa saat pembelajaran

Kebiasaan rebahan sambil memainkan gadget kerap menjadi pemandangan dalam kelas saat istirahat bahkan sampai tertidur pulas hingga pelajaran dimulai. Kebiasaan begadang pada malam hari dengan alasan mengerjakan tugas, main game, menonton TV dan aktifitas lainnya membentuk kebiasaan baru yang ujung ujungnya menjadi pencetus utama mengantuk pada saat mereka belajar di kelas.

Alasan mereka mengantuk pun beragam. Karena alasan pribadi,  metode pembelajaran gurunya kurang pas dan lamanya waktu belajar mereka di sekolah. Berikut kutipan beberapa pendapat mereka yang suka mengantuk di kelas baik ketika kegiatan belajar mengajar ataupun ketika sedang tidak ada guru. 

Fahreza  siswa kelas XII Teknik Pengelasan memberikan alasan keinginan tidurnya di kelas karena gurunya kurang  tegas dan kebanyakan teori  yang bikin bosan. Lain halnya dengan Reza yang berperawakan gemuk, humoris dia sering kali tidur di kelas karena memang malas belajar. 

Adapun Galang suka tidur  di kelas, karena  tidurnya kemalaman. Risky mengantuk Jika tidak paham materi yang disampaikan guru  dan  bikin pusing kepala. Mio menuturkan lain, jika kondisi fisik capek, habis begadang, dan mata pelajaran yang  terlalu panjang waktunya, bisa memicu ngantuk.

Itulah beberapa masalah terkait dengan kompetensi sosial yang dihadapi guru yang mengajar  pasca pandemi Covid-19. Lantas apa yang harus dilakukan guru untuk mencari solusi dalam mengatasi masalah tersebut ? 

  • Model pembelajaran harus bervariasi, menekankan pada pembelajaran berbasis permasalahan atau pembelajaran berbasis project.
  • Menggunakan media pembelajaran berbasis digital. Banyak platform merdeka belajar yang bisa diterapkan dalam pembelajaran
  • Melakukan relaksasi di dalam ruangan kelas. Selama proses belajar mengajar murid diupayakan agar badan dan pikiran berada dalam kondisi rileks atau santai. Apabila rasa penat atau lelah, gagal fokus, maka sebaiknya murid disarankan menegakkan badannya kemudian bersandar ke kursi dengan posisi yang tetap tegak sambil melemaskan bahu, lengan, kaki dan anggota tubuh lainnya dengan cara menggerakannya secara ringan.
  • Melatih interaksi pada saat berada di kelas. Ciptakan kelas sebagai tempat yang menyenangkan untuk bersosialisasi dan berdiskusi. Suasana ini dapat untuk mencegah rasa kantuk asalkan murid banyak berinteraksi, baik dengan bertanya dan menjawab pertanyaan guru maupun teman saat berdiskusi, artinya bukan mengobrol di luar konteks pelajaran, main game dari smartphone atau aktifitas on line lainnya. 

Terkait dengan tujuan kurikulum 13 (K-13) diharapkan siswa tidak hanya mampu dalam ranah  pengetahuan dan keterampilan tetapi mereka juga memiliki sikap spiritual dan sosial tinggi. Sehingga PR yang dihadapi guru pasca pandemi yaitu menata kembali kompetensi sosial siswa:  Jujur, disiplin, tanggung jawab, dan percaya diri  agar tujuan  K-13 dalam mempersiapkan manusia Indonesia  memiliki kemampuan hidup sebagai pribadi dan warga negara yang beriman, produktif, kreatif, inovatif, dan efektif serta mampu berkontribusi pada kehidupan bermasyarakat, berbangsa, bernegara, dan peradaban dunia bisa terwujud.(Mulyasa, 2013)

Mohon tunggu...

Lihat Konten Pendidikan Selengkapnya
Lihat Pendidikan Selengkapnya
Beri Komentar
Berkomentarlah secara bijaksana dan bertanggung jawab. Komentar sepenuhnya menjadi tanggung jawab komentator seperti diatur dalam UU ITE

Belum ada komentar. Jadilah yang pertama untuk memberikan komentar!
LAPORKAN KONTEN
Alasan
Laporkan Konten
Laporkan Akun